Share

Episode 5. Hubungan yang Salah 2

Revin bertanya sambil melihat ke sekeliling ruangan. Lisa mengangguk dan bersandar pada punggung sofa. Ia memejamkan matanya.

"Pelayan datang di pagi hari untuk membersihkan saja dan membuat sarapan," jawab Lisa. "Sekarang, antarkan aku ke kamar atas," ucapnya kemudian dengan nada memerintah.

Revin mendengkus tetapi tak urung dia tetap menggendong Lisa dan membawanya ke kamar atas menaiki tangga. Itu bukanlah hal yang sulit karena Revin rajin berolahraga untuk membentuk ototnya sehingga ia cukup kuat. Revin mendapati sebuah kamar dengan pintu berwarna merah muda di sana.

"Lisa, bantu aku membuka pintu kamarmu ini," ucap Revin karena kedua tangannya sedang menggendong Lisa ala pengantin.

Dengan malas Lisa memegang daun pintu dan membukanya. Revin pun langsung melangkah membawa Lisa masuk ke kamar peraduannya. Dia membaringkan Lisa di atas ranjang dan kemudian hendak melangkah pergi.

"Tunggu, Kak." Tiba-tiba tangan Lisa mencengkeram pergelangan tangan Revin. Lisa langsung duduk kemudian berusaha berdiri sempoyongan.

"Ada apa?" Revin bertanya malas seraya membantu Lisa yang ingin berdiri.

"Kak, ayo bercinta," ucapnya sambil memeluk Revin. Sedikit rambut Lisa yang diwarnai pirang kecoklatan, tampak jatuh menutupi wajahnya. Revin menelan ludah.

Siapa lelaki yang tahan saat seorang perempuan cantik dan seksi mengajaknya bercinta di tempat yang tepat dan tidak ada siapa-siapa, hanya mereka berdua saja? Apalagi Revin sudah tidak bercinta belakangan ini karena menjomblo. Seperti yang diketahui, Revin tidak mau sembarangan bercinta dengan asal perempuan, apalagi yang tidak dikenal.

"Apa kau tahu siapa yang kau ajak? Aku bukan suami atau pacarmu," tukas Revin. Ia berupaya menahan hasratnya.

"Aku tahu, kau adalah kak Revin, temanku." Lisa mendongakkan wajahnya menatap Revin.

Bagaimana ini? Revin jadi benar-benar ingin menyicipi Lisa. Tetapi kemudian dia menggelengkan kepalanya. Menolak pikiran mesumnya jauh-jauh. Mereka hanya berteman, kalau nanti mereka tidur bersama, apa yang akan terjadi nanti? Memikirkannya saja sudah pusing. Apalagi saat ini Revin juga tidak membawa pengaman. Terkadang Revin kurang pengendalian diri ketika melakukannya. Untuk itu dia selalu memastikannya dengan memakai pengaman.

"Aku tidak membawa pengaman. Lebih baik kau beristirahat," ucapnya memutuskan, tetapi Lisa semakin memeluknya erat.

"Aku selalu minum pil kontrasepsi. Semua aman, Sayang," bisik Lisa mesra di telinganya membuat bulu kuduk Revin meremang.

Sejenak Revin memandangi wajah Lisa yang cantik, benar-benar sangat cantik dan menggoda. "Kau jangan menyesal, ya? Kau duluan yang memintanya dariku." Setelah berucap seperti itu Revin mendekatkan wajahnya lalu mencium Lisa dengan rakus.

Di sebuah ranjang king size, Lisa yang tidur tengkurap, mulai menggeliat. Tetapi sepertinya dia merasa sulit menggerakkan badannya, tubuhnya terasa berat seolah ada sesuatu yang berat menimpa punggungnya. Dia pun membuka matanya, terlihat cahaya matahari yang menyembul di sela-sela gorden berwarna merah muda menandakan hari sudah siang.

"Kepalaku pusing, ugghh!" Lisa memegang pelipisnya yang terasa sedikit berdenyut. Pikirannya samar-samar, lalu dia menggerakkan tubuhnya perlahan agar dapat menyamping. Setelah melihat sebuah lengan kokoh melingkupi tubuhnya barulah dia mengingat apa yang terjadi.

'Ahh...baru ingat! Tadi malam, kan, aku bobok bareng Kak Revin.'

Bibirnya menyunggingkan senyuman. Ditatapnya wajah Revin. Diperhatikannya wajah itu lekat-lekat.

"Aneh, aku sudah terbiasa melihat wajah Kak Revin selama ini, tetapi kenapa baru sekarang aku menyadari bahwa Kak Revin ternyata tampan juga," gumamnya pelan. Dia pun mengingat kembali kejadian tadi malam. Wajah Lisa langsung merah merona.

"Kak Revin ternyata...."

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Cahaya Bulan
kak Revin ternyata........jagoan neon :P
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status