Share

Arisan

Hampir semua ibu-ibu sosialita sudah berkumpul di rumahku. Dari pakaiannya saja, aku sudah bisa menebak, jika mereka bukan dari kalangan biasa saja.

Perhiasan, hingga barang-barang bernilai jutaan rupiah melekat di tubuh mereka. Maka tidak heran, jika baru sampai saja, sudah saling memamerkan kekayaan masing-masing.

"Eh, kalian tahu, gak? Katanya si Dinda mau ikut arisan, loh."

Seketika aku langsung menoleh, saat secara tidak sengaja mendengar nama Dinda. Aku tidak menyangka, jika kulit wajahnya benar-benar tebal.

"Beneran? Ih, jijik banget tau gak Jeng. Gak mau deket-deket aku sama dia, takut," tambah ibu-ibu yang lainnya.

Ibu-ibu yang awalnya saling pamer harta, seketika langsung terdiam. Mereka langsung nimbrung, ketika membahas soal Dinda.

Apa kataku kemarin, sepertinya Dinda tidak akan tahan hidup lama-lama di sini. Rasakan, Dinda! Julitan ibu-ibu lebih kejam dari apapun.

"Eh, katanya lagi Bu Dea udah gugat cerai Pak Bram, loh."

"Seriusan? Bagus, lah! Laki-laki kayak gitu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status