Share

Pembalasan

Bukannya menuruti perintah Dinda, para ibu-ibu justru sebaliknya. Mereka semakin menaikan intonasi, seakan-akan teriakan Dinda barusan hanyalah angin lalu.

"Sesuai kesepakatan kita Aeni, rumah dan toko sembakomu yang ada di kampung akan kami sita," ucapan Ibu barusan mampu membuat para ibu-ibu terdiam.

Serentak, mereka menatap Bu Aeni yang nampak begitu terkejut. Begitupun dengan Dinda yang berdiri tepat di sampingnya.

"Apa?! Kamu tidak akan bisa melakukan hal itu padaku, Rina." Bu Aeni terbelalak, pembuluh darah di lehernya nampak berdenyut.

"Tentu saja, bisa!" Ibu menengadah satu tangannya pada Bang Willy. Tidak beberapa lama kemudian, Bang Willy mengeluarkan sebuah amplop berwarna coklat dari dalam tasnya. "Kamu lupa dengan perjanjian ini?" tambah Ibu sambil menggerakkan amplop tersebut di depan wajah Bu Aeni.

"I-tu sudah tidak sah! Itu sudah lama." Bu Aeni nampak gelagapan. Sementara itu, Dinda yang ada di sampingnya nampak membeku.

"Bu, itu apa?" Akhirnya Dinda membuka sua
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status