William Windsor menatap cairan cokelat keemasan di gelasnya untuk beberapa saat sambil mendengarkan teman-temannya membicarakan hal-hal yang sedang terjadi dalam hidup mereka. Cas meneleponnya di sore hari, memberi tahu dia bahwa Nathaniel, atau dikenal dengan nama panggilan 'Niel', ada di kota. Niel, yang merupakan pemain sepak bola profesional, tidak pernah benar-benar tinggal di satu tempat karena dia harus melakukan perjalanan dari satu stadion ke stadion lain yang merupakan bagian dari pekerjaannya. Karena Kate telah mengatakan bahwa dia akan makan malam dengan teman-temannya, William tidak punya apa-apa untuk dilakukan di malam hari."Liam," panggil Niel, menatap William dengan cemberut. “Kau sangat pendiam. Apa yang terjadi?" Dia meneguk birnya dan bersandar di kursinya. Niel adalah satu-satunya orang dari mereka berlima yang benar-benar minum bir."Tidak ada apa-apa." William mengalihkan pandangannya dari minumannya ke temannya dan mengangkat bahu. "Hanya lelah."“Keuntungan m
WILLIAM WINDSOR"Apa yang kau pikir telah kau lakukan ?!" seru Kate sambil mencengkeram ujung handuknya sedikit lebih erat. "Dan bagaimana kau bisa masuk ke sini?""Melalui pintu depan seperti orang normal," jawab William, mengangkat satu alisnya saat dia menatap istrinya dengan penuh tanya. Dia kemudian bersandar ke dinding di dekat pintu dan memasukkan tangannya ke dalam saku celana jeans gelapnya. "Kau tahu, daripada bertanya kepadaku, bolehkah aku menyarankanmu untuk bertanya pada diri sendiri mengapa kau tidak mengunci pintu depanmu dengan benar? Ini bukan lingkungan yang baik." Dia mengerutkan kening, untuk sepersekian detik ada kekhawatiran di mata hijau zamrudnya."Aku pasti lupa," kata Kate sambil mendesah kecil. "Aku tadi cukup terganggu.""Oleh apa? Pekerjaanmu lagi?" Kali ini kekhawatiran dalam suara pris itu terlihat jelas. "Apa kau mengatakan kantormu menelepon lagi?""Usaha yang bagus." Kate memberinya tatapan tajam. "Aku tidak pernah memberitahumu." Kemudian seolah-ol
POV Sang Duke Playboy“Aku tidak seharusnya melakukan ini,” William Windsor berkata pada dirinya sendiri untuk kelima kalinya sambil melirik jam Rolex yang melingkar di pergelangan tangannya. Ini terlalu berbahaya. Selain itu, dia telah memutuskan bahwa sudah waktunya untuk bertindak seperti seorang Duke dan bukan bajingan. Dia harus serius dengan keputusannya dan tidak membiarkan dirinya terpikat kembali bahkan jika itu hanya untuk mengenang masa lalu. Namun ketika pria itu menutup matanya, yang terkenang di ke
POV Sang Mantan aka Cinta Pertama Sang Duke Hal penting yang ada di benak Katherine Bennet pada Sabtu sore itu adalah apakah dia ingin pergi ke undangan pesta malam itu atau tidak. Mengingat tuan rumahnya adalah Patrycia sepupu dari Paris de Bourgh, sekilas ingatan melintas di wajahnya. Paris adalah musuh bebuyutan Katherine seumur hidup, menyiksanya setiap ada kesempatan ketika mereka masih kuliah. Namun ada permintaan dari Jaxon, sahabat Katherine yang kebetulan jadisuami Paris, agar datang ke pesta itu untuk mengawasi Paris, gadis itu mendapati dirinya bimbang dan tidak tahu harus bagaimana. “Tolonglah, Kay, kau tahu betapa cintanya aku pada Paris. Aku minta maaf karena minta bantuanmu untuk ini, tetapi tidak ada orang lain yang lebih aku percayai selain kau, jadi Please. Maukah kau membantuku?” Sejujurnya, Jaxon terlihat sangat berantakan. Sahabatnya itu datang ke flat Katherine dengan rambut acak-acakan dan tidur di ranjangnya semalaman suntuk. Dari pukul sepuluh malam hingga
POV Sang Mantan aka Cinta Pertama Sang Duke Mandy menelengkan kepalanya ke satu sisi, tampak ragu sejenak. “Apakah kau tidak tahu bahwasemua orang memanggilnya ‘playboy’ karena suatu alasan? William pewaris gelar Duke. Dia bergelar Earl sekarang dan ayahnya adalah Marquess karena kakeknya masih memegang gelar Duke tetapi tetap saja, semua orang tahu cepat atau lambat gelar itu akan diwarisinya.” “Aku tahu hal itu tetapi aku tidak yakin aku paham apa maksudmu. Apa hubungannya gelar William dengan peringatan yang kau katakan barusan?” “Yah, sudah jelas setiap gadis ingin menjadi Duchess atau Marchioness atau bahkan Countess berikutnya. Siapa yang tidak ingin menjadi bangsawan dan menikahi bangsawan Inggris? Jadi semua gadis mencoba berkencan dengannya. Tapi dia bukan tipe pria yang hanya puas dengan satu gadis selamanya. Dia adalah tipe yang suka bepergian, tidak pernah tinggal dengan satu gadis untuk waktu yang lama. Bahkan kita dapat mengatakan bahwa dia itu seperti seorang pelaut.
POV Sang Mantan Jam menunjukkan sekitar pukul delapan ketika Katherine siap berangkat ke house party itu. Dia telah mengemas pakaiannya ke dalam tas kulit kecil dan memasukkannya ke dalam mobil. Kurang dari dua puluh menit kemudian, dia telah tiba di tempat Patrycia dan diantarkan oleh asisten rumah tangga Patrycia ke ruang tamu di mana beberapa orang sudah ada di sana termasuk Paris de Bourgh. Tampak diluar, Paris de Bourgh adalah wanita dengan pesona yang luar biasa, gambaran dari istri muda yang cantik dari seorang pria sukses. Namun mengenalnya selama masa kuliah, Katherine dapat melihat bahwa postur Paris terlalu kaku dan tangan di pangkuannya mengepal kencang dan bukannya terlipat. Itu membuat gadis itu bertanya-tanya apakah mungkin Paris tidak bahagia dalam pernikahannya dengan Jaxon. Paris pernah mencintai Jax, lalu apa yang salah? Katherine masih ingat bagaimana Paris pernah bersikeras bahwa dia hanya mau menikah dengan Jaxon dan hanya Jaxon seorang ketika Katherine mengonf
KATHERINE BENNET - POV Sang MantanSetelah makan malam, Katherine menemukan koran di rak majalah salah satu meja dan membawanya ke kursi di sisi lain ruangan itu. Kebanyakan konten koran itu berkaitan dengan pasar saham, bisnis yang berkembang, dan industri lainnya. Di halaman sembilan, ada beberapa berita tentang perusahaan William. Dan tentu saja berita itu disertai dengan foto pria itu karena William adalah sang CEO. Pada foto itu William duduk di mejanya, lengan kemejanya digulung menunjukkan lengan bawahnya yang kecokelatan, dan dasinya longgar. Pria itu tampak tangguh, seperti pebisnis, dan, sialan, seksi sekali. Foto itu tidak diragukan lagi di ambil oleh seorang wanita. Katherine menarik napas dalam-dalam dan mencoba menahan diri untuk tidak mengaguminya. Pikirannya mengingatkan betapa playboy-nya si William, bagaimana pria itu hampir menghancurkan hatinya. Dan pertemuan mereka baru-baru ini, gadis itu mengetahui bahwa pria itu telah merayu seorang wanita yang sudah menikah seg
KATHERINE BENNET - POV Sang Mantan "Oke," Katherine memulai sambil menghela napas. “Jelas ini hanya kecelakaan. Kau pikir aku Paris jadi kau datang ke sini. Jadi cara termudah untuk memperbaikinya adalah dengan memberi tahu semua orang bahwa kau mengira aku adalah dia.” Ketika pria itu tidak mengatakan sepatah kata pun, gadis itu mendongak untuk menatap matanya.Akhirnya, William membuka mulutnya dan menjawabnya dengan aksen Inggrisnya yang kental, "Aku tidak bisa melakukannya." "Kenapa tidak?" "Yah, yang pertama, dia sudah menikah." Katherine menatapnya seolah-olah dia baru saja memberitahunya bahwa planet Bumi itu bulat. "Jadi? Apakah kau baru mengetahuinya sekarang?" William menatapnya dengan ekspresi tidak percaya di wajahnya. “Tidak, aku tahu itu tapi maksudku, aku tidak bisa mengakuinya secara terbuka. Itu akan mengacaukan segalanya.” Baru kemudian gadis itu menyadari apa yang dia maksud. Jika William mengakuinya secara terbuka tentang hubungannya dengan Paris, informasi it