Share

Merumpi sampai lupa waktu

Bu Endang memang selalu blak-blakan. Bukan bermaksud syirik dengan apa yang dimiliki oleh bu Lastri tapi cara berbicaranya yang kerap sekali mengundang kekesalan orang lain. Kalaupun kaya ya sudah tidak perlu koar-koar kalau dirinya kaya dan memiliki apa yang tidak memiliki orang lain.

Takutnya ada yang tidak suka lalu berbuat kejahatan dengan orang yang asal bicara tersebut. Aku yang berada ditengah-tengah mereka ikut kesal dengan perilaku tetanggaku ini.

“Bu Endang ini kenapa sih. Urusin saja urusan ibu sendiri, nggak usah urusin hidup kita, iya nggak jeng Farah!” seru bu Lastri.

“He’em syirik saja, memang kita kaya kok. Buktinya mampu makan enak setiap hari. Emas punya, ini yang kita pakai itu asli, emangnya salah kita bilang orang kaya?” tanya bu Farah.

Bu Sri yang dari tadi diam ikut menasehati bu Farah dan bu Lastri yang sudah mulai keterlaluan. Jangankan ibu-ibu aku yang anak kecil saja ikut jengkel melihat perilakunya

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status