Aku menggelengkan kepalaku serta menjelaskan kenapa aku menghela nafas berat karena sudah berhasil menghindar para penggosip di kampung tempat tinggalku. Mereka memang selalu heboh seperti itu.Aku berpikir Nungki akan kapok hari itu saat datang ke rumahku. Karena ada tetangga penggosip seperti bu Endang itu. Tertanya pikiranku salah Nungki datang lagi ke esokan harinya dengan menggunakan mobil.Sebelumnya ia mengunggah sarapan pagi di dapur rumahnya dan tetanggaku yang super heboh bernama bu Endang sudah memberikan pengumuman ke seluruh ibu-ibu lainnya."Jadi seperti itu ceritanya Nungki. Kamu jangan salah paham. Pagi ini kau sudah membuat kehebohan sebanyak dua kali," keluhku."Haha ... Aku baru pertama kali melihat seorang tetangga yang begitu heboh seperti tetanggamu itu, mereka unik ya?" ucap Nungki sambil tertawa."Menurutku mereka bukan unik para penggosip itu selalu menggangguku. Mereka selalu kepo dengan apa yang aku lakukan," balask
"Aku tadi mengantar pacarku dengan mobil papiku karena mobilku sedang ada dibengkel. Tapi mereka menggosipkan kalau pacarku adalah simpanan dari papiku, aku tidak terima!" seru Nungki.Bu Sari sudah mengerti siapa yang Nungki maksud jadi kalau begitu itu hanya gosip biasa. Nungki sudah menjelaskan kalau aku adalah pacarnya. Mungkin bu Sari sudah mengetahui tempramen Nungki seperti apa jadi bisa membujuknya agar tidak emosi. Dia bisa menimbulkan kegaduhan jika semua karyawan terus bergosip seperti ini."Maksudmu adalah Dara? Jadi seperti itu kejadiannya. Kalian berdua minta maaflah pada Dara. Nungki sudah mengatakan kalau dia yang mengantar Dara ke kantor menggunakan mobil pak Maulana," ucap bu Sari."Kamu supir barunya pak Maulana ya. Sombong sekali kamu berteriak ingin memecat kami. Anak pak Maulana saja lucki yang biasa datang ke sini sungguh baik hati dan mengayomi karywan. Tidak seperti kamu sopirnya pak Maulana tapi kelakuan sudah seperti bos besar!" bentak
Aku penasaran dengan perempuan yang sedang mengobrol dengan Lucki. Mereka tampak akrab satu sama lain. h sudahlah bukan urusanku lagi lebih baik fokus bekerja agar cepat selesai pekerjaanku ini."Cie Dara kamu diam-diam berpacaran dengan anak sulung perusahaan tempat kita bekerja," ucap Metta meledekku."Aku tak menyangka loh kalau ternyata lelaki tampan yang kita temui di tempat prasmanan itu adalah kekasihmu yang sedang berkencan dengan wanita lain," ledek Desi sambil tertawa.Aku hanya menarik nafas panjang mendengar ledekan mereka. Aku juga tak tahu kenapa Nungki bisa menyukaiku. Mungkin dia hanya bercanda saja atau sedang melakukan prank terhadapku saja. Mana ada seorang lelaki kaya seperti Nungki mau berpacaran denganku. Sangat mustahil sekali."Mungkin lelaki itu hanya bercanda. Tidak mungkin lah dia beneran menyukai gadis penjual ikan seperti aku ini," jawabku."Loh yang namanya cinta tidak bisa dipaksa Dara. Kalau memang Nungki beneran men
Aku menolehkan wajah ke sumber suara. Ternyata itu suara Nungki yang sudah berdiri di depan pintu. Dia menghampiriku juga memaksaku untuk menghentikan pekerjaan.“Berehenti bekerja dan makan sianglah bersamaku!” seru Nungki.“Kamu pikir aku ini seorang bos besar yang bisa berbuat seenaknya. Aku hanya seorang karyawan kecil jika tidak selesai tepat waktu tugasku bos akan memberiku peringatan. Bisa saja aku dipecat,” jawabku.“Siapa yang berani memberimu hukuman jika bersamaku?” tanya Nungki.Aku terdiam sejenak sepertinya pria ini keras kepala. Dan tidak akan pernah mendengarkanku, aku melihat sekeliling jika masih ada orang ini akan menjadi bahan gosip lagi seorang tuan muda kaya raya sedang berada satu ruangan bersamaku mana bu Sari juga makan siang.“Baiklah ayo makan siang. Tapi aku tadi sudah nitip ke Desi dan Metta,” jawabku.“Kabari mereka kalau kamu mau makan siang bersamaku,&rdquo
Dalam waktu singkat ketiga karyawati yang dimaksud Nungki sudah sampai di ruangan kami makan. Wajah mereka begitu pucat karena mungkin ketakutan ketika dipanggil oleh atasan langsung. “Bos, apa perlu bantuan kami?” tanya salah satu karyawati. “Minta maaflah kepada nyonya kalian,” jawab Nungki. “Apa salah kami bos. Kami sepertinya tidak melakukan kesalahan?” tanya seorang lagi. Nungki terlihat marah dan membentak mereka. Dia mengancam akan memecat ketiga karyawan yang tidak patuh itu. Mereka kaget bagaimana bisa tidak melakukan kesalahan harus dipecat. Aku masih memperhatikan suasana yang ada. “Apa kalian pikir aku ini tuli tidak bisa mendengar kalian bergosip. Kalian bahkan berani menjelekkan calon nyonya di istanaku,” bentak Nungki. “Baik kami akan segera minta maaf bos. Jangan pecat kami karena susah sekarang mencari kerja,” ucap karyawan itu. Mereka meminta maaf kepadaku, tentu saja aku akan memaafkan mereka. Sekali lagi aku mengajak Nungki
ibu dari balita yang berulang tahun itu mendatangi bu Endang dan bu Mutia yang asyik berdebat mengenaj acara ulang tahun anaknya."Asyik bener ini ibu-ibu pada ngerumpi tentang ulang tahun anak saya ya," ucap tetanggaku."Wah benar banget ini loh bu Mutia syirik karena tidak bisa membuat pesta seperti apa yang kamu buat untuk anakmu," jawab bu Endang. Ya ampun semakin menarik saja bu Endang ini blak-blakan sekali ngomongnya. Apa kata bu Mutia setelah ini ya. "Heh siapa juga yang syirik yang ada juga pesta itu terlalu berlebihan buat anak kecil. Memangnya anakmu sudah mengerti dekorasi mewah sama badut-badut begitu cucu saya saja takut!" seru bu Mutia.Ibu dari balita yang berulang tahun itu hanya tertawa sama sekali tidak marah. Dia mengucapkan kalimat yang cukup menohok untuk bu Mutia."Pesta ini untuk mengenang satu tahun anak saya saja kok bu. Ulang tahun selanjutnya tidak akan saya rayain karena hajat saya sudah terlaksana di tahun pertama anak say
Maksud bu Endang adalah seorang janda yang membuat bapak hansip betah berlama-lama ngobrol di sana. bahkan kadang dimintai apa saja langsung di nomoe satukan."Alah pak hansip jangan kamu kira saya ini nggak tahu. Kalau pak hansip sering ngobrol lama banget di rumah janda penggoda yang ditanggal di rumah paling pojok itu," gertak bu Endang."Loh saya 'kan cuma ngobrol doang bu Endang salahnya apa orang saya cari hiburan," ucap pak hansip."Cari hiburan di empang sana mancing atau ke pasar kek, ngapain ngobrol di rumah janda jangan-jangan pak hansip sudah main serong sama tuh janda ya," balas bu Endang.Pak Hansip mengeluh dada atas tuduhan bu Endang. Tapi apa yang dikatakan bu Endang beanr sih menegur langusng ke orangnya mungkin saja caranya salah dan sedikit kasar cara bicaranya. Aku juga sering melihat pak hansip ini mengobrol sangat lama di depan rumah si janda juga sering melihat mengantar ke sana- kemari."Astagfirllah bu Endang saya cuma kas
Ibu-ibu saling pandang lalu menggelengkan kepalanya memang mba janda ini tidak pernah meminjam suami orang untuk mengantarnya kemana-mana atau sekedar membenarkan genteng yang bocor di rumah."Iya tidak pernah tapi kamu selalu berpenampilan mencolok juga menggoda seperti itu membuat kami resah dan gelisah takitnya suami kita pada demen dan kebablasan," celetuk bu Mutia."Kalau ke rumah bu Mutia karena suami ibu seorang rt yang harus mengayomi warga. Lagian saya nggak sering kok minta tanda tangan pak rt," balas mbak janda.Setelah mengobrol dengan janda sebelah yang di tuduh sebagai penggoda oleh ibu-ibu. Semua tahu apa pekerjaannya juga mereka paham kenapa kadang sering diantar beberapa orang yang berbeda ternyata itu hanya seorang tukang ojek."Tapi kamu itu biasanya diantar banyak pria macam-macam loh," ucap bu Mutia."Saya ini menyewa ojek pengkolan saya bayar nggak gratisan, mentang-mentang saya janda di curigai mulu," jawab Mbak janda.Pelajaran ya