Nyonya Lala seperti ketakutan dan menyender ke Irma tentang apa yang kukatakan barusan. Dia memang harus mempertanggungjawabkan pernyataaannya karena menyangkut nama baikku. Apalagi melakukan keributan di perusahaan besar."Bagaimana ini Irma apa yang harus kita lakukan?" tanya nyonya Lala."Tenang saja di sini tak ada yang mengenalnya jika kita sebarkan gosip tentang Dara yang jalang itu bagaimana masuk keluarga kaya dia akan banyak dimusuhi orang," jawab Irma.Rumor tersebar begitu cepat saat aku berjalan kemanapun di perusahaan ini seperti orang menatapku tajam dan menggunjingkanku di belakang seperti aku orang yang hina."Kamu sudah dengar berita tentangnya. Katanya dia adalah seorang wanita murahan yang naik ranjang bos restauran sehingga menjadi istrinya sekarang dan menikmati kekayaan," bisik seorang karyawan."Katanya juga dia menghasut suaminya agar menyetop jatah bulanan neneknya loh. Kejam sekali," balas karyawan itu."Dasar jalang rakus mauny
Nungki kesal dengan apa yang dikatakan oleh Wati dan Erni. Ia membentak mereka karena sudah membuliku di tempat kerja hanya berdasarkan katanya."Kalian gila ya kenapa bisa kalian menganggap istriku perempuan jalang sedangkan kalian tak tahu apa cerita sebenarnya," ucap Nungki."Is-istri apakah yang bapak maksud adalah si anak baru itu?" tanya Wati gugup.Nungki mengangguk dia mengakui aku adalah istrinya di depan wati dan Erni. Nungki juga mengatakan kalau Irma adalah pelakor dan nyonya Lala adalah benalu di dalam keluarganya. "Aku yang memilih Dara sendiri sebagai istriku sudah lama aku mendambanya dia juga sempat menolakku asal kalian semua tahu," balas Nungki."Maafkan kami pak. Kami sungguh tak tahu," ucap wati.Aku masih bisa mendengar Nungki marah dengan Wati dan Erni. Dia mengatkan kalau tidak tahu kejadian sebenarnya jangan percaya dengan satu pernyataan orang lain. Ibarat kita dititipi uang sama orang uang itu bisa berkurang. Berbeda jika kita diti
"Heh Dara kenapa kamu seperti orang nahan tawa begitu, kamu nanti kualat kalau menertawakan saya. Saya gibah juga berdasarkan data yang real kok," keluh bu Endang.Bu Sri mengatakan kalau gibah bu Endang kadang salah sasaran banyak nggak benernya. Bilang kalau berdasarkan fakta. Fakta dari mana coba emang dasarnya tukang gosip dari lahir kali jadi kalau nggak ngomongin orang sehari saja mulutnya nggak bisa diam."Alah fakta dari mana ntuh nikahan Ratna jadinya gimana. Jadi pesan sayuran nggak masak di rumah apa di gedung?" tanya bu Sri."Acara saja di gedung masak iya masak masak di rumah juga pemborosan!" jawab bu Endang tegas."Bilanga aja duitnya nggak ada katanya PNS, calon menantu juga perawat dah PNS masa bilang pemborosan," ucap bu Sri.Kata dari bu Sri ini membuat hatiku mak jleb. Kalah itu aku pasti sudah malu dan ingin segera pergi dari sini. Tapi nggak tahu deh kalau muka badak seperti bu Endang ini pasti punya banyak cara untuk tidak membuat membuat d
"Anak saya itu juga tak kalah cantik kok, waktu gadis saja sudah cantik punya suami pns semakin cantik lah orang duitnya banyak," balas bu Endang.Bu Sri menimpali kalau belum tentu punya suami pns istri selalu bahagia dan terlihat semakin cantik. Kalau suaminya pelit atau mungkin uang di setir sama mertua kasihan yang jadi istrinya."Semoga saja nanti Ratna semakin cantik seperti doa bu Endang saat ini," ucap bu Sri."Ya jelas dong masa anak saya cantik seperti itu incaran para pria yang punya jabatan bisa jadi jelek saat punya suami. Nggak mungkin," balas bu Endang sewot.Aku tak menyadari ada orang yang mengikutiku sampai rumah. Aku sibuk di dapur untuk mengolah makanan yang akan aku berikan pada suamiku. Seseorang mengagetkanku yang sedang sibuk di dapur."Eh Dara kamu sengaja ya ke tukang sayur dandan pakai make up tebel biar dipuji semakin cantik sama orang desa sini," ucap Bu Endang yang menghampiriku memasak."Astagfirllah bu, coba deh lihat saya
Bu Endang mengutak atik ponselnya setelah mendengar pertanyaanku. Tapi sepertinya tak ada jawaban dan bu endang ngeles soal guru spiritualnya itu."Belum ada jawaban tapi aku pastikan akan mendapatkan jawaban segera, ya jelas lah nanti aku kalau punya mantu mau datang ke rumah aku pastikan walau aku lapar akan menunggu sampai dia sampai rumah baru kami makan," jawab bu Endang sewot. "Ya sudah kalau begitu semoga nanti prakteknya juga seperti itu ya bu," balasku.Aku menawarkan makan malam di rumah tapi bu Endang menolaknya. Ya sudah aku lega sekali bu Endang sudah pulang jadi aku bisa santai sambil selonjoran kaki di ruang televisi."Dara, sepertinya itu adalah suara mobil suamimu," ucap ibuku."Oke coba aku lihat dulu dan ku siapkan makan malam untuk kita semua," balasku sambil berdiri dan melihat siapa yang datang.Benar ternyata yang datang adalah Nungki kami memang belum makan jadi aku sambut suami pulang dan menemaninya makan setelahnya kami pamit
Bu Endang sewot sendiri dengan pertanyaan ibuku bagaimana bisa anaknya disamakan dengan oranglain. Loh kok sewot ya dia saja usil ke anak orang biasa saja giliran anaknya yang disinggung kok marah."Eh bu Siti maksud bu Siti apaan saya kan cuma bilang penganten baru ya jelas lengket apa hubungannya dengan anak saya. Sudah jelas nanti mereka juga ngalamin hal yang sama," balaa bu Endang."Sudah bu Endang maafin ibu saya deh ya, sudah malam jangan berdebat saya pulang dulu ya doakan saja rumah tangga kami langgeng sampai kakek nenek," ucapku.Aku juga mengatakan kepada bu Endang kalau akan hadir di pernikahan Ratna nanti. Di gedung mana saja akan datang. Aku juga mendoakan supaya lancar sampao hari H pernikahan Ratna."Kalau orang kaya amplopan atau kadonya yang mahal dong ya. Ngasih kado ke Husna aja kemarin barang mahal," ucap bu Endang.Aku hanya mengangguk dan tak lagi menghiraukan bu Enadng yang terus mengganggu. Sebentar lagi adalah pernihakan Ratna ak
Pelayan tak menyebutkan nama tamu yang datang sepertinya dia tampak kebingungan mau mengatakan siapa tamu itu. Kebiasaan Nungki dia akan marah dan mengomel kalau apa yan dikatakan bawahannya tidak jelas."Itu anu tuan orangnya tidak mau disebutkan siapa karena menurut tamu itu tuan tidak mau menemui mereka jika disebutkan," ucap pelayan itu."Sudah tahu aku tidak mau menemuinya masih berani datang. Pasti orang yang pernah melakukan kesalahan," balas Nungki.Aku meminta Nungki melihat dari cctv saja karena tidak perlu keluar sudah bisa melihat siapa mereka yang membuat sarapan Nungki terganggu. Nungki mengeluarkan ponsel dan melihat cctv.Kedua orang yang ada di balik pagar adalah orang yang kami kenal mereka adalah Roni dan Irma. Sepertinya ada lagi seseorang yang datang, wanita tua yang juga sepertinya bersekongkol dengan mereka."Jadi kamu mau menemui mereka atau tidak?" tanyaku."Kita nikmati saja makanan yang enak ini baru temui me
Nyonya Lala membuat drama pagi-pagi kejadian sampai dia dan Irma di somasi kalau seadandainya aku tidak mengacuhkan mereka dan membuat emosi nyonya Lala mana mungkin sampai terjadi keributan dan mengakibatkan dirinya di somasi. "Nungki lebih baik kamu tanyakan saja pada istri yang kamu cintai itu kalau dia tidak mengacuhkan kami mana mungkin aku emosi dan mengeluarkan kata-kata pedas untuknya sehingga manajemen perusahaannya mengira kami sengaja datang membuat keributan," teriak nyonya Lala. "Jadi kedatangan kalian ke sini untuk menyalahkan istriku, lebih baik segera pergi dari sini jangan sampai aku marah dan menuntut kalian karena telah mencemarkan nama baik istriku," ballas Nungki. Irma tercengang dia sudah pernah merasakan bagaimana kejamnya tinggal di penjara waktu itu. Raut wajahnya ku lihat sangat pucat sepertinya ia takut atau sedang merencanakan sesuatu agar bebas dari tuntutan Nungki dan tetap menyalahkan aku. "Nungki kami tidak bermaksud untuk men