Nyonya Lala mengatakan kalau Maulana berbicara omong kosong tanpa bukti dia akan menuntut balas atas pencemaran nama baik."Buktinya ada banyak selama dua tahun ini transferan dan barang yang kamu ambil paksa dari rumah ini maaih tersimpan berupa video cctv maupun rekening koran di bank," jawab maulana."Kamu sama saudara peritungan sekali. Lalu wanita mana yang kamu maksud aku perintah untuk menghancurkan rumah tangga adikmu?" tanya nyonya Lala.Mertuaku menegaskan Irma adalah seorang perempuan yang dihadirkan untuk Roni atas ulah nyonya Lala. Mereka bersekongkol melakukan perjanjian kalau bisa membuat rumah tangga Roni hancur harta yang di dapat Irma akan dibagi dua. Tapi ternyata mereka salah prediksi semua harta yang dimiliki Roni adalah milik istri dan mereka melakukan pisah harta. "Bibi bukti yang aku simpan jangan sampai aku keluarkan di sini. Nanti bibu malu sendiri," ucap Mertuaku."Kalian semua keterlaluan. Aku akan membalas penghinaan ini," ucap nyonya Lala lalu pergi kare
Mondi menjawab tentu saja itu adalah hasil keringat dan uang yang dikumpulkan oleh Maulana sepupunya sendiri. Mondi juga menuduh Rina sebagai perempuan benalu yang hanya bisa menghambur-hamburkan uang saja. Buktinya rumah tidak nambah-nambah dan mobil juga maish butut saja. "Heh Rina kamu mau membual kalau itu adalah modal yang kamu keluarkan. Aku mana percaya kamu hanya bisa bersolek dan menghabiskan uang suami saja. Kalau kamu hemat mungkin rumah sudah di renovasi menjadi lebih bagus dan mobil juga ganti yang model terbaru bukan mobil butut seperti itu," jawab Mondi."Memang modal perusahaan yang kami dirikan ini adalah dari orang tuaku. Kalau tidak percaya kamu bisa melihat buktinya di penagcara keluarga ini," balas mertuaku.Lalu dia menertawakan Mondi. Yang dia lihat hanya rumah utama saja mertuaku menuturkan tidak mungkin ia mempunyai banyak aset tapi sesumbar seperti orang kaya baru. Nanti ada orang yang tak tahu malu memintanya sambil nangis dan memakai modal aturan dari kelu
Nungki menegaskan kalau yang namanya istri harus nurut sama suami. Seorang anak gadis yang sudah menikah harus tinggal bersama suaminya bukannya hiduo terpisah laki dimana bini dimana."Kami besok harus bekerja jadi tinggal di tempat yang dekat. Kemana-mana harus bersama bukannya terpisah karena kami bukan abdi negara yang memiliki tugas terpisah," ucap Nungki."Mari semuanya saya pulang dulunya. Malam ini malam penuh ampunan semoga dosa kita semua diampuni oleh gusti Allah," ucapku.Kami permisi pamit karena sudah malam. Kami sudah sampai rumah mandi dan melakukan hubungan suami istri kemuadian terlelap sampai pagi hari.***Ramadhan sudah tiba aku sebagai istri menyiapkan makan sahur untuk suami walaupun di rumah ada pelayan. Ini adalah tahun pertama aku menjadi istri dari seorang lelaki yang mencintaiku sepenuh hati, menerima kekuranganku juga kelebihan yang ada pada diri ini."Dara istriku ini bulan puasa pertama kita ya," ucap Nungki sambil melahap makan sahurnya."Iya benar semo
Irma menegaskan saat ini memang istri dari pak Roni walaupun hanya siri adalah dirinya. Jadi nyonya Rania sudah tidak ada kepentingan lagi."Walau kalian tidak mendatangi pernikahan kami. Tapi saat ini saya adalah istri sah menurut agama pak Roni," jawab Irma."Tenang saja kamu nggak usah takut. Saya ke sini hanya ingin silahturahmi dan mempertemukan anak saya dengan neneknya, saya sudah bahagia dan banyak harta untuk apa merebut suami orang. Hanya orang rendahan dan miskin yang merebut suami orang!" tegas ibu Rania.Nggak ada wanita yang merebut suami orang kecuali orang yang pemalas dan maunya hidup enak secara instan. Tapi harusnya juga pilih-pilih karena nanti tertipu sama tampilan luar saja ternyata hartanya semua milik sang istri."Sombong sekali anda buk. Ingat hidup itu berputar bisa saja anda sekarang di atas kalau nanti berads di bawah bagaimana. Suami saya uangnya habis dulu di berikan kamu semua," ucap Irma."Mohon maaf lahir batin semuanya ya. Tidak ada gunanya berdebat a
Pak Maulana menggelengkan kepalanya kenapa Irma menanyakan hal ini padahal sudah pernah ia tanyakan apakah perlu dijawab lagi. Aku juga penasaran dengan jawaban keluarga ini padahal sih."Waktu itu sudah pernah dijawab oleh mamiku. Untuk apa aku harus menjawabnya lagi," jawab pak Maulana."Aku perlu jawaban kalian. Dara juga orang miskin nggak sepadan dengan kekayaan keluarga kalian. Kenapa kalian membedakan perlakuan?" tanya Irma lagi.Lagi-lagi tak ada jawaban pasti yang jelas pak Maulana menjawab kalau aku dan Irma sangat beda jauh. Satu masuk dengan baik-baik satu lagi dengan menghancurkan rumah tangga orang. "Dara menantuku masuk dipinang baik-baik sesuai aturan yang berlaku. Kalau kamu?" tanya ibu Rina. "Tapi bagaimanapun aku ini adalah resmi secara agama istri pak Roni," tegas Irma. Suasana semakin mencekam karena Irma ingin sekali diakui di keluarga mertuaku. Nyonya Leni menegaskan sampai kapanpun tidak akan mengakui Irma sebagai menantunya. Aku dan Nungki akhirnya pamit ke
Aku dan Nungki jadi saling pandang atas ucapan Ratna. Sepertinya Ratna menerima informasi yang salah. Aku memang kerja di sebuah perusahaan yang gerainya menjamur di negeri ini tapi bukan di gerainya langsung tapi di kantornya. "Iya nggak apa-apa Ratna kamu tahu tidak kenapa lulusan sarjana banyak yang menganggur? Itu karena mereka merasa gengsi menerima peluang yang ada!" tegasku."Tapi kalau pekerjaan kasar untuk apa sekolah tinggi ngaco aja kamu Dara," balas Ratna lagi.Pekerjaan kasar itu yang seperti apa sih yang dimaksud Ratna. Kasar itu kalau angkat berat seperti kuli panggul, kuli bangunan. Terserahlah Ratna mau berkata apa yang jelas aku saat ini sedang menikmati peranku sebagai istri dan wanita karir."Ratna semua pekerjaan itu sama saja. Yang penting halal tidak perlu gengsi. Makan gengsi aja emang perut kenyang?" tanyaku sambil tersenyum."Terus buat apa kamu sekolah tinggi kalau masih aja kerja kasar nggak di kantornya di ruangan ac duduk manis," ucap Ratna.Yah emang su
Bu Endang terus nyerocos panjang kali lebar membela Ratna anak kesayangannya. Haduh siapa yang salah siapa yang merasa tersakiti. Aku harus berkata apa kalau begini? Bikin malas saja mau bersilahturahmi saja malah seperti ini."Kolot ya bu, seperti bu Endang dan putrinya yang salah tapi seolah malah jadi yang teraniaya. Mohon maaf lahir batin sekali lagi bu. Saya dan istri pamit ya," jawab Nungki sembari merangkulku dan pergi."Dasar anak muda jaman sekarang nggak tahu sopan santun. Ganteng dan kaya buat apaan kalau nggak tahu tata krama!" seru bu Endang.Aku merasa tak enak saja bu Endang berteriak seperti itu menjadi pusat perhatian yang lainnya. Aku yakin akan ada gosip yang beredar nanti atas ulah mulutnya bu Endang dan Ratna."Nggak usah pikirkan mulut bu Endang. Nanti akan dapat balasan di pernikahan anakkya kok," ucap Nungki."Kamu kok yakin banget sih kalau nanti akan ada tragedi di pernikahan Ratna. Jangan bilang kamu sudah merencanakannya," balasku dengan tatapan tajam.Nung
Aku merasa nanti malam pasti akan menjadi malam yang heboh sayang sekali aku tak dapat meyaksikan karena sudah berkeluarga dan mengikuti Nungki mau lebaran kemana lagi."Dara terima kasih traktiran cendolnya ya. Omongan bu Endang mah nggak usah dimasukin hati. Namanya orang sudah terkenal biang gosip ya begitu," ucap bu Sri."Iya Dara nggak usah ditanggapi kami juga nggak yakin kalau nanti sehabis lebaran bareng calon besan bu Endang bakal beneran traktir kita. Ratna kan pelit!" seru bu Arum.Mereka berdua jadi tertawa bersama karena membayangkan apa alasan yang dikeluarkan oleh bu Endang dan Ratna karena tidak jadi traktir bakso.Aku melihat suamiku senyum-senyum sendiri entah apa yang membuatnya geli. Aku menyenggolnya mengode ada apa sebenarnya."Ah aku hanya membayangkan kalau Ratna dan Ibunya tak jadi menaktrir bakso dengan banyak alasan. Lalu aku menaktrir warga desa dengan segerobak bakso bagaimana jadinya ya?" ucap Suamiku."Kamu jangan buat perang deh. Nanti gara-gara bakso a