Share

28. Keegoisan

Weni menatap Rena, ada rasa yang sedikit mengganjal di hatinya. Belakangan ia seakan memikirkan dirinya sendiri, tanpa memedulikan apa yang akan di rasakan Rena kelak.

“Apa aku harus kembali menahan semua?” gumam Weni dengan tatapan yang tak lepas pada makhluk kecil yang tengah tertidur lelap.

Ia merasa beruntung hari ini, bisa mengutarakan semuanya pada Bianca. Hatinya yang selalu ia tekan dan masalah yang selalu ingin ia selesaikan sendiri, sedikit berkurang hanya karena menceritakan segalanya pada Bianca.

“Maafkan Mamah,” lirih Weni dengan mengusap rambut lembut anaknya.

Hari ini beruntung hajoon tak segera menghubunginya, jadi ia bisa sedikit tenang. Weni masih bingung akan apa yang harus ia jelaskan atau ia alihkan untuk mengatakan bahwa pernyataannya hanyalah candaan.

“Sedang apa kamu?” suara Haris segera mengejutkan Weni yang masih dalam lamunannya.

Weni segera beranjak dari duduknya dan keluar untuk melayani Suaminya yang baru saja pulang. Ia menyiapkan kopi seperti biasa dan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status