Share

38. Impas

38. Impas

"Oh, bubur."

Emang aku ngira apa? Dari tadi juga aku udah tahu itu bubur. Kan cuma nanya karena belepotan. (Isnu).

Isnu menggaruk-garuk kepalanya. Sedangkan Kendrik dan Gangga membersihkan sisa-sisa bubur yang menghambur di dagu dan pangkuan Gangga.

"A-ada apa, Is?"

"Nggak apa-apa, kok. Aku baru aja pulang kuliah. Edera bilang kamu sakit, aku mau nengok aja. Eh udah ada masnya yang jagain. Ya udah aku keluar dulu ya," pamit Isnu sembari tangannya meraih pintu kamar, hendak menutup pintu itu.

"Jangan ditutup, Mbak! Dibuka aja, biar sejuk eheheh," kata Kendrik.

Isnu mengangguk kaku, kemudian pergi dari kamar Gangga.

Kalau ditutup pintunya, bisa-bisa ada setan nimbrung. (Kendrik).

Setan: Heh, gue mulu dipitonah. Yang suka menyarankan perbuatan maksiat bukan cuma gue keles, Imin Surotong lu juga suka otomatis kebangun sendiri. Makanya, dipangkas abis aja biar nggak ada yang bisa bangun sekalian.

Heh! Jangan be

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status