Share

41. Seperti Minyak Di Dalam Air

"Begini Bu, kami ini memang jarang kelihatan."

"Oh, paruh waktu? Atau magang?"

"Paruh waktu, Bu."

Ibu itu mengangguk-angguk namun belum mempersilahkan Kendrik dan Linggom untuk masuk.

"Boleh masuk, Bu? Ini buat Ibu," kata Kendrik sembari memberikan bungkusan kue yang tadi dibelinya di Indomacet.

"Akh, ya, terimakasih. Silahkan masuk."

Ibu itu membuka pintu lebih lebar agar dua tamu asing yang mengaku teman kerja suaminya itu bisa masuk. Padahal mereka sendiri tidak tahu Pak Mujiyanto kerja di mana.

"Ada perlu apa ya?"

Otak Kendrik terus bekerja merangkai kata-kata yang pas agar si ibu ini tidak curiga. "Begini, maaf ibu ini istri Pak Mujiyanto?"

Ibu itu mengangguk. "Iya benar."

"Bu Muji, kami sebagai rekan kerja merasa prihatin dengan yang terjadi kepada Pak Mujiyanto, dan dulu kami belum mengungkapkan keprihatinan kepada ibu jadi kami nyusul," kata Kendrik sembari tersenyum canggung, takut ketahuan.

"Yah nggak apa-apa, gimana lagi. Pak Arswendo juga sangat perhatian kepada kami, jadi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status