Share

44. Transformasi

Kendrik mendekati Gangga dan si bapak berhelm oranye.

"Ngga, lagi ngapain?" Suara Kendrik membuat dua orang di hadapannya menoleh ke arahnya.

Gangga mengusap sisa airmata di pipinya.

"Ini mbaknya nangisin pohon," jawab bapak itu, sotoy. Walau pun ya memang benar.

Kendrik mengangguk. Kemudian dia meraih tangan Gangga dan menariknya hingga wajah gadis itu berada di bahu Kendrik. Gangga pun menangis sepuasnya.

Melihat pemandangan itu, si bapak proyek mematung di depan Gangga dan Kendrik dengan pandangan kosong.

"Ehem ..."

"Oh ya ya, hehe, saya permisi pergi dulu. Sebentar lagi kami tebang lho, Mbak," pamit si bapak berhelm orannye lusuh yang membuat tangis Gangga semakin menjadi.

Wuo, tempe bongkrek! Malah bikin dia tambah keras nangisnya. (Kendrik).

"Sssttt, cup cup," bisik Kendrik sembari mengusap kepala Gangga.

Kendrik kemudian mendudukkan Gangga di bawah pohon itu.

Setelah tangis mereda, Gangga berkeluh kesah. "Dalam hitungan jam, pohon ini bakal ditebang. Yang tadinya ada jadi nggak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status