Share

BAB 2

Melly Tan adalah wanita menawan yang menjadi istri dari Radit. Dirinya sudah tidak memperdulikan dengan apa yang orang lain katakan dengan pernikahaanya tiga tahun lalu.

Radit berjalan menuju ke arah istrinya dan berkata, “Mell, kamu sedang menunggu siapa?”

Melly menatap suaminya dengan bosan, “ Apa kamu siap menemui Nenek?”

Radit memperlihatkan kado yang dia bawa, “Aku sudah siap. Butuh waktu lama untuk menentukan kado yang pas untuk Nenek.”

Melly sama sekali tidak melirik kado yang ditunjukkan suaminya. Dia tidak tahu apa yang difikirkan oleh kakeknya tiga tahun lalu, ketika dia memilih melly untuk menikahi radit.

Ironisnya adalah sebelum kakeknya menghembuskan nafas terakhirya, dia memegang erat tangan Melly dan berwasiat jangan pernah memandang rendah Radit.

Tiga tahun waktu pernikahan berjalan, Melly tetap tidak memahami maksud dari wasiat kakeknya. Kalau bukan karna menjaga reputasi keluarga Tan, Melly mungkin sudah menceraikan suaminya yang tidak berguna ini.

“Saat bertemu nenek, jangan ngomong yang bukan-bukan. Seluruh keluarga akan ada di sana dan pasti kamu akan menjadi bahan cibiran mereka. Aku tidak mau kehilangan muka dan harus menanggung malu karena ulahmu.”

Radit mengangguk, dia mendengarkan perkataan istrinya dengan ekspresi tidak peduli.

Melihat ekspresi suaminya, Melly ingin sekali mencekik lehernya.

Suaminya tidak punya masa lalu yang bagus dan tidak punya keahlian apa-apa. Tapi selama tiga tahun hidup bersama, suaminya tidak pernah melakukan hal lain selain menyapu, masak, dan beberes rumah.

Radit mengerti perasaan istrinya karena mereka menikah tanpa disertai rasa cinta yang mendalam. Dia paham bahwa hal itu tidak adil bagi Melly. Jadi, Radit sangat memaklumi sikap istrinya tersebut.

Dua orang itu berjalan ke dalam ruang tamu.

Hampir semua pihak keluarga Tan hadir dalam pesta itu. Suasananya sangat meriah.

“Melly, akhirnya kamu datang juga!”

“Sudah tahu hari ini hari ulang tahun nenek. Kenapa kamu datang terlambat?“

“Kamu menyiapkan kado apa untuk ulang tahun Nenek?”

Keluarga sudah menyambut hangat kedatangan Melly.  Namun, tidak ada yang memperdulikan suaminya.

Radit yang sudah terbiasa diacuhkan, merasa tidak keberatan dengan sikap keluarga Tan. Lagi-lagi, itu lebih baik dibandingkan jika dirinya dijadikan bahan bully-an bagi keluarga lain.

Selalu saja, ada pihak keluarga Tan yang tidak menyukai dirinya.

Contohnya Dani Tan, sepupu Melly.

Setiap kali bertemu dengannya, selalu saja ada hal yang dimanfaatkan sepupu istrinya itu agar Radit kesulitan. Dani akan dengan segera merendahkannya dengan kata-kata tajam.

Bahkan, julukannya sebagai menantu yang tidak berguna diperkenalkan oleh Dani.

Dia selalu menjelek- jelekkan Radit hingga di luar lingkungan keluarga Tan, seperti sekarang.

“Radit, apa yang kamu pegang itu? Kado buat Nenek?” Dani tersenyum mengejek kepada Radit, "sepertinya kadomu itu terbungkus rapi. Kelihatannya juga mahal, tapi nyatanya itu pasti cuman barang murahan! Hahahaha ... “

“Ya,“ jawab Radit, manggut mengakui kalau itu barang murah, tapi tidak murahan.

Dani mencibirnya, “Apa sih isinya? Bukan barang yang kamu beli di toko loak di pinggir jalan, 'kan?”

Radit menggelengkan kepalanya, “Bukan, ini saya beli dari toko, kok!”

Walaupan Radit berkata jujur, namun tentu saja perkataannya membuat seisi ruangan tertawa. Tentu saja, kecuali istrinya yang dari tadi memasang muka malu.

Perempuan itu tidak menduga kalau secepat ini suaminya membuat dirinya malu sampai ke ubun-ubun.

Namun, seperti biasa dirinya tetap diam saat suaminya dipermalukan.

Suaminya adalah keluarganya juga. Dia tahu itu.

Namun tidak perduli bagaimana suaminya dipermalukan, selama dirinya tidak ikut berbicara di depan orang, tidak akan ada masalah baru yang timbul.

 

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Alfinderiska Store
mirip cerita story' of ye chen/Charly Wade ya?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status