“Tapi, teh pemberianmu ini sepertinya hasil dari pembajakan atau penipuan! Dibuat seolah-olah sudah lama diproduksi. Hati-hati! Bisa jadi setelah Nenek meminumnya, justru akan menimbulkan masalah bagi kesehatan Nenek,” kata Radit dengan percaya diri, “aku memang sampah, tapi rasanya dirimu pun tidak jauh lebih baik dariku. Kamu sengaja memberikan nenek kado yang akan membuat kesehatannya tergangu, 'kan? Sepertinya aku salah, bahkan kau jauh lebih hina dariku.”
Radit menunjuk Dani dan suasana di ruangan itu tiba-tiba menjadi hening seketika.
“Dasar Brengsek! Nenek sudah berhenti meminum teh dalam tiga tahun terakhir. Masa aku sampai rela menyakitinya?” Dani berkata dengan muka pucat dan panik.
Dirinya ingin menjelaskan, tapi hal itu bisa membuat semua orang mengira bahwa dia benar-benar mempunyai niat jahat kepada Nenek.
“OH! Begitu rupanya!” Radit mengangguk dan tiba-tiba dia sadar dengan niat Dani, “jadi, kamu tahu kalau Nenek sudah berhenti minum teh, tapi kamu malah menipunya dengan bayaran mahal. Delapan ratus dolar Amerika-mu itu masuk ke kantongmu sendiri.”
Dani seketika berkeringat dan melihat sekelilingnya dengan perasaan bersalah.
Pasalnya, apa yang dikatakan Randi itu benar. Dia merasa jahat, tapi ingin juga menyelamatkan harga dirinya di depan semua keluarga besar Tan.
Selain itu sudah pasti Nenek tidak akan meminum teh pemberiannya karna ulah dirinya tersebut.
Tanpa diduga, niatnya ingin pamer dan merendahkan si Randi telah terbongkar.
“Memangnya sampah seperti dirimu tahu apa tentang teh-teh mahal yang beredar di pasaran? Memangnya kamu seorang ahli teh? Dasar sampah yang tidak berguna!” kata Dani, mencoba untuk tenang dan membela diri dari Radit.
Anggota keluarga Tan yang menaruh curiga terhadap Dani, seketika menyadari bahwa mereka hampir dibodohi oleh Radit saat mendengar balasan Dani tersebut.
"Bagaimana dia, seorang pria sampah miskin bisa memahami produk-produk teh kelas atas semacam ini?"
"Radit, diamlah! Hentikan omong kosongmu itu kalau kamu tidak mengerti apapun! Jangan menfitnah Dani begitu saja.“
“YA! Jangan- jangan, kamu cuma berpura-pura terlihat profesional. Memangnya sampah miskin sepertimu dapat membedakan mana teh yang baik dan buruk, sedangkan kamu sendiri mungkin baru pertama melihat teh mahal seperti itu?”
“Kamu kan hanya bisa membedakan mana garam dan mana gula. Bagaimana pun juga kamu hanya lah menantu sampah miskin yang kerjaannya hanyalah memasak dan urusan pembantu.”
Satu per satu orang membela Dani. Terdengar kembali suara tawa memenuhi ruangan itu karena berhasil mengejek Radit.
Radit tidak membalas perkataan semua orang tersebut.
Ketika dia masih tinggal di keluarga Asra, dia sering bertemu dengan ahli teh dari seluruh penjuru dunia yang juga merupakan kolektor teh.
Sudah jelas bahwa pemahaman Radit tentang teh tidak dapat dibandingkan dengan semua orang yang hadir di acara itu, termasuk Kepala Keluarga Tan.
Seperti dua dunia yang berbeda, rasanya tidak ada gunanya menjelaskan kepada orang-orang kelas menengah. Sudah pasti mereka tidak mengerti kegemaran kalangan kelas atas.
“Ada apa ini ribut-ribut?” Tiba-tiba terdengar suara dan sosok wanita yang dituakan di Keluarga Tan, sekaligus Kepala Keluarga Tan yang akhirnya masuk ke tengah-tengah kerumunan pesta.
Sontak, semua anggota Keluarga Tan yang hadir berdiri dari tempat duduknya dengan sikap hormat kepada Nenek.
Sejak kematian Kepala Keluarga Tan terdahulu yang merupakan suami dari nenek tersebut, perempuan ini lah yang memegang kendali.Semua masalah yang terjadi di keluarga Tan diputuskan olehnya dan tidak dapat diganggu gugat!
Beberapa orang mengharapkan wanita tua ini cepat meninggal supaya mereka bisa mendapatkan kekayaannya. Tapi sayangnya, wanita tua ini masih sehat wal'afiat. Oleh sebab itu, keinginan mereka tidak bisa terwujud dalam waktu dekat. “Nenek, Dani memberimu hadiah teh. Mungkin nenek bisa melihat apakah teh ini asli atau palsu?” ujar Melly sambil melirik Radit. Dirinya tidak terlalu memahami apa yang sedang terjadi, namun rasa percaya pada suaminya mulai muncul. Dalam hatinya, Melly berharap suaminya tidak membuat kebohongan dan benar-benar memahami teh. Mendengar Melly, raut muka Dani mulai menunjukkan kepanikan. Orang lain mungkin tidak tau apakah teh ini asli atau palsu. Akan tetapi, Nenek yang sudah meminum teh selama bertahun-tahun sudah pasti mengerti. “Apa benar? Coba tolong bawakan ke sini teh itu,” ujar Nenek, Kepala Keluarga Tan. Dani yang tampak bersalah menyerahkan teh tersebut dengan muka panik Melly yang ingin suam
Sambil menundukkan kepala, Radit lalu berkata, “Maafkan aku.“ Dany tersenyum dan berbisik ditelinga Radit, ”Apa menurutmu Nenek tidak bisa membedakan tah asli dan palsu? Aku adalah cucunya dan kamu hanyalah cucu menantu yang tidak berguna. Bahkan jika teh itu palsu, dia akan tetap membelaku sebagai cucunya.” Nada suara Dani yang bangga itu terdengar kasar bagi Radit. Tapi, nenek memang benar menolak untuk melihat kenyataan. Nenek memilih untuk menutupi kebenaran bahwa teh itu asli. Radit tidak dapat berbuat apa- apa. Kejadian teh ini tidak hanya membuat status Radit di Keluarga Tan semakin rendah. Dia sudah dianggap sampah bagi Keluarga Tan dan semua orang sebelumnya.Hanya saja bagi Melly, kejadian ini sulit diterima karena Radit mempermalukannya. Ketika Melly sudah tenang, dia menemukan inti masalahnya keaslian teh itu tidaklah penting sama sekali. Yang penting adal
Hal ini membuat beberapa wanita muda yang belum menikah tampak sangat gembira. Meski tidak tahu siapa yang melamar, tapi pria ini pasti berasal dari keluarga kaya raya. Mereka mulai memikirkan hal-hal yang indah. Wajah Melly seketika pucat karena dia adalah satu-satunya wanita di keluarga Tan yang sudah menikah. Dirinya sudah tidak punya kesempatan lagi. “Saya hanya diminta untuk mengantarkan hadiah-hadiah ini. Hanya itu saja.” Pembawa hadiah itu datang dan pergi dengan cepat, tanpa meninggalkan informasi apapun. Semua orang melihat kearah tumpukan hadiah itu dengan tatapan penuh harap, terutama kalung emas giok dan uang tunai 1 milyar rupiah. Jika putrinya yang dihargai dengan uang sebanyak itu, bukankah ibaratnya mereka akan terbang hinggap kecabang dan menjadi keluarga kelas atas? Keluarga Tan akan terangkat derajatnya! “Sudah pasti hadiah-hadiah ini untukku. Aku kan wanita tercantik di keluarga ini,”
Keluarga Tan berkecimpung dalam bisnis bahan bangunan dan sudah menjadi hal biasa untuk pulang-pergi ke lokasi konstruksi. Alasan mengapa semua tugas ini menjadi tanggung jawab Melly memang karena keluarga mereka memiliki status terendah di Keluarga Tan. Dirga tidak bisa menyembunyikan pesaaan sakit hatinya . Dia tahu hal itu karena dia yang paling tidak berguna. Itu sebabnya Radit diserahkan kepada mereka. Tapi, Dirga tidak peduli dengan perceraian. Ibunya lebih suka membiarkan Melly dan Radit menjadi orang yang tidak berguna selama sisa hidupnya dibandingkan menanggung malu karena sumpah yang dilanggar. Pernikahan itu saja sudah menjadi bahan candaan di tahun itu. Tiga tahun kemudian, kejadian ini sudah berangsur-angsur mulai dilupakan. Jika perceraian terjadi, tentunya akan dijadikan bahan candaan setelah kejadian teh ini. Bagaimana mungkin hal itu akan dibiarkan terjadi? Radit yang sudah berjalan ke pintu, mendengar teriakan dari r
**Keesokan harinya di sebuah Kamar Hotel Batavia** Di seberang Radit, duduk seorang wanita dengan make-up sempurna, menggunakan perhiasan berlian, dan menunjukkan keanggunan wanita dalam setiap pergerakannya. "Radit, Ibu senang kamu bersedia datang," kata wanita bernama Diana, Ibu Radit. Sudah hampir empat tahun tidak bertemu ibu kandungnya, Radit tidak memiliki perasaan apa pun di hatinya. Dia bahkan tidak mau langsung menatap mata sang Ibu. “Siapa yang mengira kalau putra bungsu keluarga Asra yang terabaikan suatu hari nanti akan berguna? Ibu tidak mengharapkannya, mungkin juga aku,” Radit mengangkat sudut mulutnya dengan senyum tipis. “Radit, Ibu tahu apa yang terjadi tiga tahun lalu sangat tidak adil bagimu. Namun, nenekmu sudah memutuskan hal ini. Ibu tidak bisa berbuat apa untuk mencegahnya,” Diana berkata dengan suara bergetar. Radit menggelengkan kepalanya dan berkata, “TIGA TAHUN? Jadi, di mata ibu ketidakadilan yang ak
Sayangnya, keberuntungan mereka tidak memihak pada mereka karena ketika keluarga Tan datang untuk menawarkan kerja sama, mereka langsung ditolak. Bahkan RM Property menolak siapapun yang berminat bekerja sama dengan mereka. Pada hari ini, seluruh anggota keluarga Tan datang dan mengadakan rapat internal di perusahaan. Duduk di Dewan Direksi, Nenek dari Keluarga Tan memandang semua anggota keluarganya dengan tajam dan berkata, "Kali ini, kita punya banyak saingan. Namun, kalian harus sadar satu hal. Jika kita bekerja sama dengan RM Property, kita akan mendapatkan banyak manfaat. Mungkin kita bahkan dapat menjadikan keluarga Tan menjadi keluarga kelas satu di JakSel. Jadi, kita tidak boleh melewatkan kesempatan ini.” “Ibu, kita semua sudah mencobanya. Kita bahkan belum pernah melihat pemilik dari RM Property.” "Ya, saya juga tidak tahu siapa mereka sebenarnya.” “Tampaknya, Keluarga Asra yang memberikan kita mas kawin bukanlah Keluarga Asr
Mata Dani berbinar. Dia akan menggunakan kesempatan ini nantinya untuk menendang Melly dan keluarganya dari daftar pewaris Keluarga Tan. Meskipun keluarga Melly dianggap rendah, mereka masih bagian dari keluarga Tan. Jika nanti Nenek meninggal, keluarganya pasti masih mendapatkan warisan dari keluarga besar. Namun, hanya ada bebearapa orang yang benar-benar bisa mencoret nama keluarga Melly dari daftar penerima warisan. Tentu saja, salah satunya adalah Nenek. “ Melly! Karena kamu sendiri yang mengatakannya, bagaimana kalau kamu nantinya tidak bisa melakukan tugas ini?” ujar Dani memancing jawaban yang dia inginkan dari sepupunya itu. Melly sebenarnya menyesal sudah mengatakannya. Namun, jika dia mengakuinya, Melly pasti akan menjadi bahan tertawaan kembali. “Kalau kamu bisa melakukannya, aku akan membawakan teh dan memanggilmu Kakak Melly. Tapi, kalau kamu tidak bisa melakukannya ... maka keluarlah dari keluarga besar Tan, bagaimana?" pa
“Melly, apakah kamu sudah gila? Pernahkah kamu berpikir bagaimana kita bisa bertahan hidup kalau sampai kita diusir dari keluarga Tan?” bentak Anggi,“Dani sengaja menjebakmu. Apa kamu tidak sadar, hah?” Melly menjawab dengan tak peduli dan lelah, "Dia tidak ingin kita mendapatkan harta keluarga Tan.” Ketika Anggi mendengar kata-kata yang dilotarkan Melly, wajahnya memerah karna marah. Wanita itu lalu berteriak, "Mengapa kamu setuju padahal mereka sudah mengupayakan segalanya? Bagaimana kamu yakin bisa melakukan tanggung jawab itu?” Suasana hati Melly sedang buruk. Dia hanya percaya perkataan Radit, tapi dia tidak yakin apakah yang dilakukannya benar atau salah. Meskipun status keluarga Dirga di perusahaan sangat rendah, tetapi mereka pasti akan mendapat warisan jika nenek meninggal. Namun, nanti bagaimana nasib keluarganya jika dicoret dari Keluarga Tan? Mereka tidak akan m