**Keesokan harinya di sebuah Kamar Hotel Batavia**
Di seberang Radit, duduk seorang wanita dengan make-up sempurna, menggunakan perhiasan berlian, dan menunjukkan keanggunan wanita dalam setiap pergerakannya.
"Radit, Ibu senang kamu bersedia datang," kata wanita bernama Diana, Ibu Radit.
Sudah hampir empat tahun tidak bertemu ibu kandungnya, Radit tidak memiliki perasaan apa pun di hatinya. Dia bahkan tidak mau langsung menatap mata sang Ibu.
“Siapa yang mengira kalau putra bungsu keluarga Asra yang terabaikan suatu hari nanti akan berguna? Ibu tidak mengharapkannya, mungkin juga aku,” Radit mengangkat sudut mulutnya dengan senyum tipis.
“Radit, Ibu tahu apa yang terjadi tiga tahun lalu sangat tidak adil bagimu. Namun, nenekmu sudah memutuskan hal ini. Ibu tidak bisa berbuat apa untuk mencegahnya,” Diana berkata dengan suara bergetar.
Radit menggelengkan kepalanya dan berkata, “TIGA TAHUN? Jadi, di mata ibu ketidakadilan yang aku alami hanya tiga tahun yang lalu?"
“Tiga belas tahun yang lalu, waktu abang berulang tahun yang ke-12, hanya namanya yang tercetak di kue uang tahun. Kalian semua bahagia untuknya! Kalian seolah lupa kalau aku hanya lima menit lebih muda darinya. Sejak itu lah, ketidakadilan datang. Selama 13 tahun, dia membuai kalian semua dengan mulut manisnya. Dan aku? Tidak perduli seberapa keras aku mencoba, tidak peduli seberapa bagus nilaiku disekolah, Ibu tidak pernah melihatnya di mata ibu. Padahal Ibu tahu sendiri nilai abang tidak pernah lebih tinggi dariku.”
“Kalau saja Kakak tidak menghembuskan nafas terakhirnya, maukah Ibu datang menemuiku?”
“Kalau bukan karena nama Asra, apakah Ibu masih memikirkan seseorang bernama Radit di dunia ini?”
“Nenek tidak layak menjadi nenekku. Ibu juga tidak layak menjadi ibuku,” tegas Radit dengan muka marah sambil menunjuk ibunya.
Diana menyembunyikan wajahnya dan menangis ketika dia mendengar kata- kata yang dilontarkan Radit. Dia tidak bisa membantahnya.
“Keluarga Asra berhutang banyak padaku! Aku ingin mengambil kembali satu per satu.”
“Istriku berkata bahwa dia tidak ingin dipandang rendah. Dia tidak ingin menjadi bahan tertawaan di mata orang lain lagi.”
Diana menarik nafas dalam-dalam. Dia menengkan dirinya dan berkata, "Di JakSel akan didirikan perusahaan baru dan kamu akan bertanggung jawab sepenuhnya.”
Keesokan harinya, sebuah berita besar memicu perhatian orang-orang di Jakarta Selatan.
Keluarga Asra ingin mendirikan perusahaan baru di Jakarta Selatan sebagai raksasa di industri real estate di Asia. Pendirian perusahaan baru ini pasti akan mendongkrak perkembangan kota tersebut.
Banyak pihak yang ingin bekerja sama dengan perusahaan baru ini.
Tiga hari kemudian, perusahaan keluarga Asra secara resmi terdaftar di kota tersebut dengan nama RM Property.
RM Property membeli semua gurun dan bukit yang belum berkembang di barat kota.
Untuk menciptakan kawasan perkotaan baru, tidak ada yang meragukan kekuatan perusahaan yang baru terbentuk ini.
Bahkan ketika berita itu keluar, banyak orang percaya bahwa nantinya daerah itu akan menjadi jantung kota Jakarta Selatan yang paling makmur.
Pada saat gerbang perusahaan RM Property hampir rusak, banyak perusahaan yang akan menawarkan kerja sama. Mereka berharap mendapat bagian di sisi barat kota.
Keluarga Tan menjalankan bisnis bahan bangunan, jadi wajar jika mereka ingin kebagian mendapatkan persenan keuntungan.
Beberapa orang mencurigai bahwa keluarga Asra adalah keluarga Asra yang waktu itu memberikan mas kawin di hari ulang tahun nenek.
Hal ini membuat para wanita muda yang belum menikah dikeluarga Tan sangat bahagia.
Mereka begitu bersemangat hingga tidak bisa tidur nyenyak selama beberapa hari. Godaan untuk menikah dalam keluarga Asra terlalu besar.
Sayangnya, keberuntungan mereka tidak memihak pada mereka karena ketika keluarga Tan datang untuk menawarkan kerja sama........... (bersambung)
Sayangnya, keberuntungan mereka tidak memihak pada mereka karena ketika keluarga Tan datang untuk menawarkan kerja sama, mereka langsung ditolak. Bahkan RM Property menolak siapapun yang berminat bekerja sama dengan mereka. Pada hari ini, seluruh anggota keluarga Tan datang dan mengadakan rapat internal di perusahaan. Duduk di Dewan Direksi, Nenek dari Keluarga Tan memandang semua anggota keluarganya dengan tajam dan berkata, "Kali ini, kita punya banyak saingan. Namun, kalian harus sadar satu hal. Jika kita bekerja sama dengan RM Property, kita akan mendapatkan banyak manfaat. Mungkin kita bahkan dapat menjadikan keluarga Tan menjadi keluarga kelas satu di JakSel. Jadi, kita tidak boleh melewatkan kesempatan ini.” “Ibu, kita semua sudah mencobanya. Kita bahkan belum pernah melihat pemilik dari RM Property.” "Ya, saya juga tidak tahu siapa mereka sebenarnya.” “Tampaknya, Keluarga Asra yang memberikan kita mas kawin bukanlah Keluarga Asr
Mata Dani berbinar. Dia akan menggunakan kesempatan ini nantinya untuk menendang Melly dan keluarganya dari daftar pewaris Keluarga Tan. Meskipun keluarga Melly dianggap rendah, mereka masih bagian dari keluarga Tan. Jika nanti Nenek meninggal, keluarganya pasti masih mendapatkan warisan dari keluarga besar. Namun, hanya ada bebearapa orang yang benar-benar bisa mencoret nama keluarga Melly dari daftar penerima warisan. Tentu saja, salah satunya adalah Nenek. “ Melly! Karena kamu sendiri yang mengatakannya, bagaimana kalau kamu nantinya tidak bisa melakukan tugas ini?” ujar Dani memancing jawaban yang dia inginkan dari sepupunya itu. Melly sebenarnya menyesal sudah mengatakannya. Namun, jika dia mengakuinya, Melly pasti akan menjadi bahan tertawaan kembali. “Kalau kamu bisa melakukannya, aku akan membawakan teh dan memanggilmu Kakak Melly. Tapi, kalau kamu tidak bisa melakukannya ... maka keluarlah dari keluarga besar Tan, bagaimana?" pa
“Melly, apakah kamu sudah gila? Pernahkah kamu berpikir bagaimana kita bisa bertahan hidup kalau sampai kita diusir dari keluarga Tan?” bentak Anggi,“Dani sengaja menjebakmu. Apa kamu tidak sadar, hah?” Melly menjawab dengan tak peduli dan lelah, "Dia tidak ingin kita mendapatkan harta keluarga Tan.” Ketika Anggi mendengar kata-kata yang dilotarkan Melly, wajahnya memerah karna marah. Wanita itu lalu berteriak, "Mengapa kamu setuju padahal mereka sudah mengupayakan segalanya? Bagaimana kamu yakin bisa melakukan tanggung jawab itu?” Suasana hati Melly sedang buruk. Dia hanya percaya perkataan Radit, tapi dia tidak yakin apakah yang dilakukannya benar atau salah. Meskipun status keluarga Dirga di perusahaan sangat rendah, tetapi mereka pasti akan mendapat warisan jika nenek meninggal. Namun, nanti bagaimana nasib keluarganya jika dicoret dari Keluarga Tan? Mereka tidak akan m
Anggi menggertakkan gigi dan melihat pergelangan tangannya menjadi merah . dia berkata dengan nada dingin, “ cepat atau lambat aku pasti akan mengusirmu dari rumah ini. Dasar sampah tidak berguna.”Saat makan malam, anggi tidak ikut makan. Dirga banyak bercerita mengenai RM Property. Dia khawatir jika saja melly gagal, maka dany dan anggota keluarga Tan lainnya pasti tidak akan tinggal diam. Jika mereka diusir dari keluarga Tan, maka tamat sudah nasib keluarga mereka.Setelah makan malam , radit mandi dan kembali kekamar. Dia menemukan melly duduk di tempat tidur dan menatap dirinya.Radit bergegas berbaring dilantai dan berkata “ bos- bos yang ada di RM Property dulu adalah teman sekolahku.”“ OH” MELLY MENJAWAB SINGKAT DAN TIDAK MELANJUTKAN PERTANYAANNYA.Kamar kembali sunyi. Keadaan yang sama sejak tiga tahun pernikahan mereka.Tapi entah kenapa hari ini perasaan melly sedikit bergejolak terutama saatb
“ bagaimana kalau nanti dia menyesal dan meminta maaf ke nenek.? Uajr seseorang dalam ruangan itu dengan cemas“ jangan khawatir , aku sudah mempunyai cara lain untuk membuatnya benar – benar diusir dari nenek. Dan jika itu terjadi kalian semua harus mendukung caraku ini nantinya.” Jawab Dany“ tentu saja kami semua akan memihakmu dari pada melly, jangan khawatir”Mlly tentu tidak akan membuat reputasi keluarga Tan jelek, kalau kita mengusirnya tidak akan ada yang menertawakan kita.“ YA, termasuk suaminya yang sampah itu. Beberapa kali aku dipermalukan ,bahkan aku tidak tahan melihatnya dan sekarang kita punya kesempatan untuk mengusirnya.”Di kantoe RM PropertySetelah memarkinkan mobil, radit menatap melly yang sedang gugup, ia pun tersenyum dan berkata “ jangan khawatir, aku sudah berbicara dengan teman sekelasku itu dan tentunya kamu bisa langsung tanda tangan.”Melly ti
Setelah hnedry masuk kantor, melly melihat kontrak tersebut dan tidak menemukan kesalahn didalam nya, malahan kontrak ini sangat menguntungkan bagi keluarga Tan bahkan melebihi permintaan nya sendiri. Tidak ada perusahaan manapun yang mau membuat kontrak kerja sama sebesar ini.“ maaf pak, tapi sekali lagi . anda yakin tidak sedang benrcanda kan?” melly bertanya lagi seakan masih belum percaya dan mengira ini mimpi.Jika dia bisa membawa kontrak ini kembali ke keluarga Tan, siapa yang akan berani meremehkannya lagi? Siap lagi yang akan menghinanya dan keluarganya sebagai sampah tidak berguna.Hendry kemudian menyerahkan penanya ke melly yang sedari tadi terbelalak belum percaya dan berkata “ tentu saja ini bukan lelucon. Jika semua sudah sesuai, silahkan nyonya tanda tangani langsung saja” sambil menunjukkan posisi tempat dia tanda tangan.Mulut melly kehabisan kata-kata. Semuanya berjalan lancar bahkan diatas ekspektasinya. Sepert
“Melly, kamu belum lupa dengan taruhan kita kan ?” ucapDany yang tidak sabar mengucapkan kata bahkan sebelum Melly duduk.Melly tampak tidak memedulikannya dan menjawab
Nenek tua itu lalu menatap Melly, “ kontrak ini benar benar ditanda tangani oleh hendry dan bella. Apa benar kita termasuk pemasok material lengkap untuk proyek village ini?”“ Nenek aku telah mengundang tuan hendry untuk datang kekantor kita besok dan kebenaranya akan terungkap dengan sendirinya.” Jawab MellyNenek tua itu tersenyum dan mengucapkan kata bijak sanjungan untuk MellyKata- kata itu terdengar di telinga semua keluarga Tan seperti bell yang sangat nyaring dan membuat mereka tidak nyaman.Melly benar-benar dapat sanjungan dari nenek. Pandangan nenek terhadap keluarganya nanti pasti akan berubah.“ Melly, aku tidak menyangka kamu cukup beruntung mendapatkan kontrak in” lily Tan ( Nenek ) harus mengakui bahwa tim dari RM Property akan datang kekantornya besok. Bahkan jika dirinya memilih untuk tidak percaya,dia pasti berpikir apa yang dikatakan Melly semua adalah omong kosong belaka.