Share

Sorry 50

Reyna masih terpekur di samping pusara Reyhan. Dengan tatapan kosong dan wajah pucat, tangannya tak henti mengelus batu nisan sang putra seolah tengah mengelus kepalanya. Langit mendung seolah dunia ikut berduka atas kepergian sang putra.

"Rey, ayo kita pulang!" ajak Rayan dan meraih bahu Reyna agar wanita itu berdiri.

"Pulang?" Reyna membeo.

"Iya. Langit mendung sebentar lagi hujan. Sebaiknya kita pulang," Rayan ikut jongkok di sebelah Reyna yang tak mau berdiri.

"Tapi Reyhan sendirian, Ray," Reyna menoleh ke arah Rayan yang tengah mengelus kepalanya.

"Gak Rey. Reyhan sudah bahagia dan punya banyak teman di surga," suara Rayan serak menahan sesak di dada.

Faira menangis tanpa suara melihat keadaan Reyna sekarang. Livi hanya berdiri tanpa bersuara melihat ke arah Reyna dengan mata yang sembab. Beberapa meter dari mereka seorang pria berdiri di balik pohon dengan mata yang bersimbah air mata menatap ke arah Reyna yang jelas sedang tidak baik-

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Ulfa Zulfah
hiksss...bab ini mengandung unsur bawang....hiks
goodnovel comment avatar
Ike Rahma
ko Reyhan nya mati,,,hiks....hiks
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status