Share

Sorry 68

Reyna mulai mencorat- coret kanvas dengan kuas ditangannya. Rasa kantuknya hilang meskipun rasanya baru sebentar ia tidur. Di sekelilingnya banyak lukisan- lukisan seorang anak laki- laki yang sama namun di usia yang berbeda.

Ya. Itu lukisan sang putra yang telah meninggal. Setelah ia sembuh dari depresi ia sering bermimpi bertemu dengan sang putra. Setelah bangun maka ia akan mengabadikan wujud sang putra dalam lukisan. Bocah itu tumbuh besar meski mereka hanya bertemu dalam mimpi.

Reyna melukis dengan serius sambil mengingat detail wajah yang baru saja ia temui dalam mimpi. Anaknya tumbuh besar dan terlihat tampan, rahang tegas itu adalah milik ayahnya. Tak terasa Reyna menghabiskan malam itu dengan melukis.

"Kok kamu pucat, Rey?" tanya Rayan saat mereka berdua berada di meja makan.

Memasak menjadi tugas Rayan sejak kejadian itu. Dan Reyna membalas kebaikan Rayan itu dengan membantu mencuci bajunya.

"Gak bisa tidur sampai pagi," jawab
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status