Share

Kegalauan Hati

Dada Lidya berdebar-debar menunggu jawaban dari panggilan teleponnya. Ditariknya nafas panjang untuk mengurangi rasa gugup yang mendera. Hatinya penuh dengan bunga harapan yang sedang mekar dan berkembang. Namun harapannya langsung menguncup manakala panggilan teleponnya tidak diangkat bahkan sampai dering terakhir berbunyi.

Lidya menghela nafas dalam sambil memandangi layar ponsel yang masih menyala. Ia masih belum menyerah. Diulangi panggilan telepon sekali lagi. Masih belum ada jawaban juga. Bahkan sampai panggilan ke sepuluh tetap tidak ada jawaban. Dibantingnya ponsel dengan keras di atas kasur sambil mengusap air mata yang luruh di pipi.

Sebenarnya Lidya ingin memastikan dan bertanya pada Pram langsung apakah lelaki yang dilihatnya tadi benar-benar Pram atau cuma khayalannya saja. Ia merasa yakin kalau Pram yang dilihatnya tadi adalah nyata, bukan hanya khayalannya saja karena tatapan mata mereka sempat bertemu selama sekian detik.

Juga menanyakan perihal

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status