Share

Sang Muhallil

Sofia berjalan dengan cepat menuju rumah Lidya dan mengabaikan panggilan Fuad yang sedang menunggunya di ruang tamu. Dadanya terasa panas, dipenuhi oleh amarah yang terbentuk karena mendengar pendapat yang disampaikan Fuad saat sarapan tadi, sampai ia enggan untuk menghabiskan makanannya.

Sesaat setelah membuka pintu pagar, Sofia langsung menyadari perbuatannya lalu mengucapkan istigfar berkali-kali sambil menarik nafas dalam. Ia merasa menyesal karena menuruti amarah yang membakar dadanya sehingga bersikap kasar pada Fuad. Padahal lelaki itu tidak melakukan kesalahan yang besar dan hanya menyampaikan pendapatnya saja tadi.

“Astagfirullah ... Padahal Mas Fuad tidak salah apa pun. Ia hanya mengungkapkan pendapatnya padaku, tapi kenapa aku bisa semarah ini. Kenapa aku malah melampiaskan rasa kecewaku kepadanya?” batin Sofia menjerit karena penyesalan yang begitu dalam.

Ia menoleh ke belakang selama beberapa saat lalu menghela nafas panjang untuk menena

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status