Share

Chapter 3

Untuk pertama kalinya seorang Martin Dailuna mungkin akan mengeluarkan emosinya pada pembantu yang di rumahnya. Emosi sudah memuncak karena dia baru saja diberi saus kacang dimana dia alergi dengan saus kacang.

Martin Dailuna menancap gas mobilnya

dengan penuh kekesalan, kenapa tidak? Andira, baru saja memberi pria malang itu makanan yang sama sekali tidak ingin dimakan oleh seorang Martin Dailuna.

"Berani sekali dia menaruh kacang

di makananku, dia pikir dia siapa! Awas saja jika aku sampai di rumah, dia akanntahu, siapa Martin Dailuna sebenaranya!" oceh Martin saat dia sedang mengendarai mobilnya menuju rumah. Bukan hanya itu, dia juga memukul-mukul stir mobilnya karena begitu kesalnya pada gadis yang baru kemarin ia kenal.

Martin langsung turun dari mobilnya saat sampai tepat di hadapan istana besar miliknya. Untung saja pintu rumahnya tidak terkunci membuat Martin tidak perlu mengetuk atau mengoceh di luar pintu. Oh ya, sebenarnya Martin sudah menemukan kunci rumahnya. 

Martin langsung membuka pintu rumahnya dengan cukup keras, dan berjalan dengan lincah sambil memanggil Andira dengan suara yang begitu keras.

"Andira!" panggil Martin yang berjalan dengan lincah menuju dapur, tapi dia tidak bisa menemukan Andira di sana, terus saja Martin memanggil nama Andira, "Andira! Dimana Kau?!" panggil Martin lagi. 

Namun Martin tidak menemukan siapapun di dalam rumahnya, bahkan dia sudah menghampiri kamar Andira, namun tetap saja, Andira tidak dapat ditemukan oleh Martin Dailuna.

"Sial, dimana gadis itu?" monolog Martin sesaat setelah dia mengitari seisi rumahnya.

Namun nihil, dia tidak menemukan Andira

dimana pun, hingga tiba-tiba saja, suara yang terdengar seperti lantunan musik dari alat musik yang bernama biola terdengar indah.

Tiba-tiba saja Martin terdiam dan mencari dimana asal suara itu, dia berjalan dengan pelan, dan lihat Martin Dailuna yang tadinya merasa sangat kesal dan penuh kemarahan tiba-tiba saja merasa tenang dan luluh hanya karena mendengar lantunan musik dari biola yang ternyata berasal dari taman belakang rumahnya.

Martin menemukan gadis yang dicarinya, gadis itu sedang asik bermain biola di taman belakang rumah. Dengan khusu gadis itu memainkan biolanya, dan mata pria bernama Martin itu, seakan tersulap oleh gadis yang menjepit biolanya pada leher indah miliknya dan dia  memainkan jemarinya pada biola berwarna cokelat miliknya.

Tanpa Andira sadari, seorang pria yang tadinya ingin mengamuk padanya tiba-tiba luluh hanya karena mendengar lantunan musik yang dimainkan Andira.

Martin terdiam, dan hanya takjub saat dia berdiri di pintu belakang rumahnya, dan melihat Andira dengan mata tertutup memainkan biola-nya, hingga Andira membuka matanya dan melihat majikannya sudah berdiri di hadapnnya dan menyaksikan dia memainkan biolanya.

Melihat itu Andira menelan ludah dan tentu saja terkejut sekaligus gugup majikannya itu akan memarahinya seperti biasa.

"Maaf Tuan, saya... saya hanya ingin--"

Tak sempat menlanjutkan bicaranya Martin langsung memotongnya.

"Ingin bermain biola?" ucap Martin dengan nada pelan dan lembut.

Andira mengangguk, "lya Tuan, saya pikir keluarga Dailuna akan berada di rumah saat jam lima sore, jadi untuk saat itu saya ingin bermain biola sebentar," jelas Andira, seperti biasa jika berbicara dengan Martin dia selalu menundukkan kepalanya.

Tangannya yang menggenggam biola mengeluarkan keringat dingin.

"Kenapa kau selalu menunduk jika berhadapan denganku?" tanya Martin, dia berjalan menuju sofa merah yang sudah disiapkan di taman itu,sofa merah di atas rumput hijau, dan halaman yang asri nan luas.

Martin menyilankan kakinya lalu berkata, "Kau hanya akan tetap berdiri di sana atau ingin menyiapkanku minuman dingin?" Martin dengan gaya bossy memerintah Andira.

"Saya akan segara membawakan minuman dingin Tuan," jawab Andira dan berjalan menuju dapur guna membuatkan majikannya itu minuman dingin.

Dan Martin, dia tersenyum tipis karena memiliki waktu berdua bersama Andira.

Sesuatu yang janggal bermain dipikiran Martin,dan ada yang berbunga dalam hatinya, melihat Andira memainkan biola, menatap mata gadis itu, dan menikmati suasana taman di siang itu adalah hal yang langka untuk Martin Dailuna.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Syah Mirah
...asyik......
goodnovel comment avatar
Sri Wahyuni
Yah bunga2 cinta bersemi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status