Share

Chapter 106

"Ha? Papa mengatakan itu hanya untuk memanas-manasi ku bukan?" ucap Raisi berusaha untuk menahan emosi dan kekesalannya.

Martin yang masih memandang ke arah Raisi hanya tersenyum, dia mengangguk-angguk pelan. "Kini kau bisa menahan emosimu, anak pintar." Sambil menepuk-nepuk punggung Raisi.

"Jangan menyentuhku idiot." Raisi dengan sangat kesal dan berapi-api tanpa menatap ayahnya. Martin memilih untuk diam saja dan tersenyum tipis. Hampir saja dia membuat masalah dengan mulut brengseknya. Untungnya Raisi menganggap itu hanya perkataan yang tidak penting.

Hatice sendiri menenangkan Sarah dan duduk di kursi tunggu. "Kapan aku bisa melihatnya?" tanya Sarah saat berhasil duduk di samping Hatice.

"Setelah aku melihatnya!" Martin yang tiba-tiba menyahut. Memuat Raisi, Hatice dan Sarah menoleh ke arahnya. "Aku yang akan melihatnya, pertama. Sebelum kalian, ketika dia sadar."

"Kau?… Sejak kapan kau peduli pada anakmu, ha?" Mata Sarah membulat sempurna. Kesal dengan apa yang dikatakan san
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status