Share

Chapter 162

Terlihat Syarif menunggu di kursi tunggu bersebrangan dengan kamar Andira yang pintunya tertutup. Kadang Syarif juga menatap masuk ke dalam kaca melihat-lihat gadis, ibu dan adiknya.

Dia mondar-mandir di lorong rumah sakit, memainkan kadang ponselnya, mendengus kesal, dan terlihat kantuk.

Di dalam sana, di dalam ruangan kamar rumah sakit dimana Andira dirawat, dia dan ibunya berbincang-bincang dan kadang menatap keluar, sebuah kaca yang menembus keluar ruangan itu. Andira dan ibunya bertanya-tanya siapa pria yang kadang menengok masuk ke dalam ruang kamar.

"Kau mengenalnya?" tanya Bi Ana.

"Tidak, aku belum pernah melihatnya."

Andira, walau dia melihatnya sekilas saat di pantai, dia tidak bisa mengenalinya sekarang, karena penglihatannya saat di pantai buram dan samar-samar.

"Apa benar kau terjatuh di tangga?" tanya ibunya, Martin telah berbohong dan Andira juga berbohong. Admiral mengangguk menatap sang ibu.

"Itu tidak seperti jatuh di tangga, wajah Kakak seperti telah dipukuli
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status