Share

Cinta Terakhir Sang Bangsawan
Cinta Terakhir Sang Bangsawan
Penulis: Wiselovehope

1. Awal Baru, Ancaman Baru

"Apa? Sebuah panggilan interview calon guru privat di sebuah kastil tua di kaki bukit sepi, jauh di luar kota Everlondon? Astaga. Kelihatannya sebuah tempat yang sangat menarik! Bagaimana ini?"

Membaca surat penawaran itu, Maharani Cempaka, 24 tahun, menarik napas dalam-dalam lalu mengembuskannya perlahan-lahan. Sudah sebulan lamanya ia berjuang habis-habisan mengelilingi pelosok kota Everlondon demi mencari pekerjaan baru setelah jauh-jauh berimigrasi dari negeri tropis eksotis Evernesia yang hangat di tengah garis khatulistiwa. Semua lamaran di surat kabar ia coba, begitu pula iklan-iklan baris di situs-situs internet. Sebagai seorang guru muda yang baru lulus dari perguruan tinggi, belum berpengalaman, ia tak punya banyak pilihan. Mengajar Bahasa Evernesia adalah kesukaannya sejak dulu. Pada waktu senggang ia banyak menulis artikel dan kisah novel online. Tak lagi ingin merepotkan keluarga besarnya di Evernesia, Maharani yang sudah yatim piatu sejak kecil segera berangkat atas biaya sendiri, hasil tabungannya dari bekerja serabutan selama bertahun-tahun.

"Baiklah, aku akan mencoba dengan sebaik mungkin! Here I come, Chestertown. Bye for now."

Meninggalkan kamar sewaan murahnya yang cenderung kecil di Everlondon, Maharani mantap menaiki bus antar kota sepi yang akan mengantarkannya ke Chestertown, sebuah kota kecil sunyi di kaki bukit.

Hanya membawa dua koper kecil berisi pakaian dan keperluan sehari-hari, Maharani diturunkan di depan sebuah gerbang besi tinggi ganda ala abad pertengahan. Salju belum lagi turun pada awal bulan Oktober, namun cuaca siang hari itu sangat dingin. Mantel tebal, topi rajut dan sarung tangan tebal Maharani nyaris tak mampu melindunginya dari udara dingin yang menusuk tulang.

Dibunyikannya bel elektronik di pagar itu dan menunggu. Lama tak ada jawaban, Rani mencoba melihat-lihat sebentuk bangunan besar panjang dan mewah yang terletak jauh di dalam kompleks.

"Kelihatannya megah. Apa itu puri atau kastil tua seperti dalam kalender-kalender?" Rani mencoba melihat sekitar halaman yang kiri kanannya tertutup pagar hidup tinggi hijau dan rimbun.

"Good afternoon, Ms. Maharani Cempaka. Welcome to The Delucas Residence. Please come in, wait a moment, we'll open the gate for you."

Seorang petugas keamanan, kemungkinan besar penjaga pintu, tetiba mengejutkan Rani dengan kemunculannya. Pintu gerbang besar itu perlahan terbuka.

"Uh, oh, yes, thank you very much." Maharani melangkah masuk. Koper-kopernya ia hendak bawa sendiri, namun si petugas segera menawarkan bantuan yang tak bisa ia tolak.

Melewati pagar hidup sepanjang beberapa belas meter, segera muncul pemandangan indah seperti di film-film klasik Everopa. Air mancur di kolam bulat terawat dan rumah megah bak istana di tengah-tengahnya, dikelilingi taman bunga mawar merah yang sangat terawat.

Lobi utama sangat besar seperti sebuah hotel. Bangunan itu hanya berlantai tiga, namun penampilannya mirip istana! Aneka perabotan dan dekorasi retro klasik dan lantai tertutup karpet tebal menyambut tamu, menjanjikan kenyamanan tersendiri.

"Selamat datang di main mansion kediaman keluarga Delucas. Anda pasti lelah. Silakan masuk dan gantungkan jaket Anda di gantungan yang tersedia. Koper-koper Anda akan kami bawakan ke penginapan. Terima kasih." Seseorang membukakan pintu utama dan membungkuk hormat, lalu memandunya memasuki sebuah ruangan.

Tak lama kemudian, Rani sudah duduk di sofa tua nan cozy ruang tamu yang sangat luas bagaikan penthouse di hotel berbintang lima. Interior ruangan ditata serba biru, bernuansa retro klasik modern. Aneka kudapan lezat asin dan manis ala Everopa dilengkapi secangkir teh hangat telah tersaji di meja kopi. Sedari tadi sudah merasa lapar dan haus, namun Rani belum bisa begitu saja menikmati semua itu. Seorang wanita setengah baya kini duduk tenang di sofa tunggal di hadapannya tampak mengintimidasi! Matanya biru tajam dan sangat jarang berkedip, sungguh membuat grogi!

"Nona Cempaka! Perkenalkan, namaku Lady Rosemary Delucas, aku yang menyuratimu. Aku memerlukan guru privat untuk dua putra putriku yang beranjak remaja, Leon Delucas dan Grace Delucas. Keduanya sejak kecil menjalani homeschooling. Kami jauh dari sekolah formal biasa di Everlondon, setidaknya Leon dan Grace akan tetap tinggal di sini hingga saatnya memilih perkuliahan yang mereka sukai nanti. Apakah Anda bersedia tinggal dalam jangka waktu panjang di tempat sesunyi ini dan mengajar Bahasa Evernesia sebagai ekstrakurikuler mereka?"

Kesan pertama Maharani, Lady Rosemary, wanita cantik yang masih tampil seksi di usia empat puluhan tahun, adalah seorang janda kaya raya yang galak. Rani merasa ciut, instingnya berkata, Sepertinya aku salah alamat, takkan betah bekerja di tempat sesunyi ini, walau megah dan mewah sekalipun!

"Bolehkah aku menanyakan sesuatu, Ma'am? Maaf jika terdengar lancang. Apakah aku boleh sesekali keluar dari sini di akhir pekan?" Rani bertanya pelan-pelan, mencoba bersikap sopan demi memancing bagaimana sikap asli Rosemary terhadapnya.

"Tentu saja boleh!"

Suara rendah maskulin di belakang Rani membuatnya spontan menoleh.

Gadis itu gelagapan, terpesona. Sulit baginya untuk berpaling begitu melihat siapa yang baru saja menyahut.

"Maaf, jika kehadiranku mengganggu, Ladies. Perkenalkan, nama saya Orion Delucas." Pria muda berparas tampan berambut cokelat tua bermata sipit itu mendekat, menjabat tangan Rani erat-erat.

Rani malu-malu terpaksa balas menatap mata cokelat tua yang mengunci mata hitamnya erat-erat. Genggaman tangan pemuda itu erat, hangat, akrab. Kulitnya begitu licin bagai porselen. Rani masih tak rela melepaskannya jika saja Lady Rosemary tak berdeham.

Keduanya segera kembali ke posisi masing-masing, sementara Rani dalam hati bertanya-tanya, Siapa gerangan pemuda tampan ini? Ia berusaha keras untuk memendam dalam-dalam keinginan untuk menyelidiki dengan mata hitamnya yang besar, tentu saja bukan hal mudah untuk dilakukan!

"Oh, ya, menjawab pertanyaan Anda tadi... Tentu saja boleh, Nona. Kami selalu mengizinkan para pegawai bersenang-senang! Bahkan kami memiliki jadwal khusus dan libur bergantian bagi semua di lingkungan keluarga ini! Jangan khawatir, semua akan baik-baik saja!" Wanita itu akhirnya menyahut, "Oh ya, saya lupa mempersilakan Anda menikmati jamuan minum teh spesial ala keluarga Delucas! Selamat menikmati, ayo, makan dan minum sepuasnya!"

Maharani mengangguk sopan, gelisah memandang cangkir tehnya yang kini berada dalam genggaman.

Pemuda yang tadi memperkenalkan diri tak berlama-lama dalam ruangan itu. Lady Rosemary memberinya semacam kode berupa lambaian tangan, kemudian Orion pergi begitu saja tanpa pamit.

"Oh ya, sebentar lagi akan kupanggil kedua putra-putriku yang akan kau ajar nanti! Tentunya jika mereka suka denganmu, cocok dengan kesan pertama darimu, kau akan diterima hari ini juga! Dan satu hal lagi, Nona..."

Wanita setengah baya itu berdiri dan mendekat, bibirnya yang penuh berpoles lipstik merah begitu dekat dengan telinga Maharani saat berkata pelan sekali dengan nada tajam, "Jangan pernah sekali-kali kau dekati Tuan Orion, atau kau akan menerima akibat yang tak pernah kau bayangkan!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status