"A-a-apa, Leon? Are you out of your mind?" Lady Rosemary tentu saja tak ingin mengiyakan komentar putra sulungnya yang kedengaran terlalu absurd itu.
"Kurasa memang, to the bitter truth, Leon benar, Ma'am!" Kenneth menimpali dengan suara sedih, "Kita sedang menghadapi krisis tak terelakkan di akhir zaman. Jika semua ini tak segera ditangani, akan terjadi pandemi seperti beberapa tahun silam, saat virus pernapasan Hexa melumpuhkan perekonomian dunia Ever dan memakan korban hingga jutaan jiwa!"
Semua yang hadir di aula seketika heboh, walau hanya terdengar gumam-gumam kecemasan dan komentar-komentar tak jelas.
"Jadi, Dokter, apa yang kita harus lakukan? Apa yang bisa kita perbuat agar kejadian seperti dalam film-film dan cerita fiksi itu tak sampai jadi kenyataan?" Orion bertanya.
Kenneth menarik napas sejenak sebelum melanjutkan, "Karena isolasi mandiri tak mungkin dilakukan akibat mereka yang terinfeksi jadi sangat berbahaya, cara sa
Leon mengangkat bahu. "Aku tidak tahu. Yang jelas beliau bukan pemuka agama yang biasa melayani atau memimpin kebaktian penghuni kompleks di sini. Natal, Paskah, kami selalu mengundang pengkhotbah lain, bukan pria ini." "Aneh," Orion sebenarnya malas untuk membahas seseorang yang kemarin berdiri di depan altar dan memberikan pemberkatan kepada dirinya dan Lady Rose, "aku, walaupun hanya suami keduanya, sebenarnya berhak untuk tahu. Bahkan surat atau akte pernikahan kami saja aku tak pernah melihatnya." "Barangkali masih diproses oleh orang ini, Papa Orion. Beliau mungkin dipanggil mama kami secara mendadak, karena yang biasa melayani, Reverend James, sedang tak ada di tempat!" Leon memberikan pendapat. "Semakin bertambah aneh saja. Sepertinya ekspresi Rose terhadap pria ini dalam foto tak terkesan akrab. Sungguh, aku curiga, ada sesuatu yang mamamu coba sembunyikan, Leon! Surat yang mereka pegang bersama itu juga tak pernah ia ceritakan kepadaku. Aku memang t
"Curiga? Mengapa?" Rani hampir tersedak saat mendengar kata-kata Orion itu. Berusaha keras ikut memelankan suaranya, ia balik bertanya, "Bukankah kalian baru saja menjadi suami istri yang sah?""Secara ritual, ya. Secara sipil, belum. Rose tidak mau, ia beralasan tak ingin nasibnya kelak seperti dulu, ditinggalkan 'si pengkhianat' ayah kandung Leon dan Grace yang menggerogoti harta serta kepercayaannya, padahal mereka menikah secara sipil. Akan tetapi walau pernikahanku sudah dilaksanakan di hadapan saksi dan Tuhan tentunya, terus terang saja, aku mencium adanya konspirasi antara Rose dengan 'seseorang' di sini.""Konspirasi? Seperti pandemi virus Hexa saja, yang selalu dikira hanya konspirasi para negarawan waktu itu! Dianggap bisnis, intrik dan permainan politik semata-mata! Di negeriku juga begitu, sangat banyak yang tak percaya, tak mau mengenakan masker dan tak mau menerima vaksin, hingga banyak nyawa melayang percuma! Padahal jelas-jelas penyaki
"Tolong sekarang juga matikan komputer itu, Leon! Terima kasih, tapi maaf, aku sedang tak ingin melihat kelanjutannya!" Grace yang biasanya cuek saat menikmati film horor atau thriller seseram apapun di FlixNet, kali ini 'menyerah' dengan pemandangan yang tak seberapa 'high definition' alias jelas, namun tersaji begitu nyata. Melihat adegan darah sungguhan mengalir keluar perlahan-lahan dari balik pintu setengah tertutup, rasanya ingin dimuntahkannya saja semua sarapan pagi yang telah ia cerna.Leon segera melakukannya. "Uh, maaf, Dik, bagaimanapun kita harus siap dengan semua kemungkinan yang terjadi. Ini kejadian sungguhan, betulan, pemerintah Everance, NHO dan Perserikatan Bangsa Ever kelihatannya belum membuka fakta ini. Kurasa bahkan takkan pernah akan tersiar di EverTV. Mereka akan menutup-nutupi sebisanya dengan 'lockdown' total atau jangan-jangan mengadakan pembersihan massal! Ada baiknya jika semua orang di sini tahu. So we bet
Orion tak menyia-nyiakan sedetikpun waktu di Chestertown. Satu-satunya gereja tua yang ada di kota kecil itu tampak sepi. Sudah berdiri sejak ratusan tahun silam, bangunan tempat ibadat itu masih berdiri megah dan sangat terawat. Kapasitasnya hanya beberapa ratus umat untuk sekali kebaktian. Siang hari ini ruangan utamanya nan megah dengan langit-langit tinggi tampak kosong. Cahaya matahari masuk menerangi interior dari jendela-jendela kaca panjang berhias kaca berwarna ornamental di setiap sisi. Pernikahan Orion dengan Lady Rosemary beberapa hari silam tidak dilaksanakan di sini. Lady Rose menggelarnya di main hall kompleks Delucas 'dengan alasan privasi dan keamanan', pernikahan yang digelar tertutup itu tidak seperti sosialita kota lainnya. Saat itu Orion dan ibunya Lady Magdalene setuju-setuju saja, mereka juga tak ingin menggembargemborkan semua yang terjadi. Tak ada seorangpun sahabat dan teman keluarga Brighton yang diundang. Pengumuman pernikahan me
'Kira-kira, ke mana Orion pergi? Dari tadi pagi saja kata-katanya saat kami sarapan sangat mencurigakan. Pasti ada sesuatu yang sangat penting.' "Anda tampaknya mengetahui sesuatu, Nona Maharani Cempaka?" Pertanyaan dokter Kenneth tiba-tiba mengusik Maharani yang masih hanyut dalam pikirannya sendiri. Gadis itu gelagapan, terburu-buru menyahut, "Oh, absolutely not. Aku hanya sedang memikirkan bahan pelajaran Bahasa Evernesia selanjutnya, Dokter, eh maaf, Kenneth!" Kenneth tersenyum manis, berusaha untuk tetap tampil simpatik di hadapan wanita muda Evernesia yang diam-diam dijadikan 'target misi rahasianya' ini. "Sungguh aku kagum! Anda seorang wanita muda yang rajin dan cerdas, tak hanya cantik! Berada di tempat sesunyi dan sejauh ini tentu sangat berat bagi gadis seusia Anda, Nona Rani Cempaka! Jauh dari teman sebangsa dan keluarga!" Rani tak semudah itu juga diberi pujian gombal. "Uh, tidak juga, Dok. I like... uh, this place, a lot. It really feels like a long vacation for me!"
"Tetapi, Tuan Orion, tidakkah hal itu sangat riskan? Apabila Lady Rosemary sampai tahu semua ini, saya sangat khawatir ia takkan bisa menerima semuanya lalu nekat berbuat apa saja yang ia inginkan!" peringat Reverend James, "Beliau memiliki uang, kuasa serta segalanya yang ia inginkan! Andaikan saja seperti ini; kota ini bisa menjadi miliknya jika 'istri' Anda mau!" "Bagaimana dengan tindakannya yang menikah denganku secara demikian, bukankah itu juga di luar pengetahuan dan perjanjian dengan ibuku? Ya, ibuku sekarang harus tahu mengenai semua ini. Rev. James, kumohon Anda menyimpan dulu semua rahasia ini! Pada waktunya aku akan kembali menghubungi Anda!" "Saya berjanji demi Tuhan, Tuan Orion! Perbuatan Lady Rosemary memang tak dapat dibenarkan, walaupun saat ini kita belum bisa berbuat apa-apa. Kita belum tahu jelas ada apa di antara Tuan Edward Bennet dan 'istri' Anda. Berhati-hatilah. Semoga kebenaran segera terungkap dan krisis kesehatan di Ever
"What? Me-me-menikahiku?" Rani hampir saja menumpahkan kopi hangat dalam cangkir yang sedang ia genggam. "Aku sedang bermimpi indah atau malah buruk, 'sih? Kau pasti hanya bercanda! Tidak lucu, tahu! Atau... serius?" Membayangkan bisa bersama pemuda setampan dan semenarik Orion saja membuat Rani grogi setengah mati, apalagi diajak menikah secepat ini! Belum lagi jika mereka bermalam pertama, sungguh tak terbayangkan olehnya. "Iya, seratus persen serius!" Orion tersenyum, deretan giginya yang rapi putih bagaikan mutiara selalu menghipnotis mata Rani. Ia lanjut berbisik sepelan mungkin bak seorang mata-mata sedang membocorkan rahasia besar, "Aku baru saja berhasil menemukan beberapa petunjuk sekaligus sebuah fakta penting jika aku dan Rose sesungguhnya belum 'sungguh-sungguh menikah!" Pemuda itu berbisik perlahan sekali di telinga Rani, "It's a sad, yet happiest fact. I'm still a singleton. Not really a married man like the world already knew. Pernikahanku yang baru beberapa hari ini ta
Orion, Rani dan Grace segera bergabung dengan beberapa belas orang yang sedang takzim mengikuti perkembangan berita terbaru di televisi. Tak seorangpun bicara atau berbisik-bisik, semua mata nyaris tak berkedip menatap layar LED besar super tajam, sementara telinga mereka mendengarkan setiap kata sang reporter yang berbicara dengan nada serius. "Everlondon dilaporkan dalam ancaman bahaya besar setelah beberapa pasien pembawa infeksi virus misterius Everance terbukti menyusup ke dalam ruang kargo sebuah pesawat yang mendarat di bandara. Belum diketahui mengapa pasien yang belum lama ini menghilang dari Pharez sampai bisa berada di dalam pesawat itu, diduga keras mereka telah tertular dan masuk sebelum diadakan 'lockdown'. Setelah berhasil dilacak dan 'dilumpuhkan' oleh yang berwajib, jumlah dan keberadaan pasti sisa-sisa 'kawanan' mereka hingga kini belum diketahui. Jasad mereka kini masih diteliti oleh tim EHO untuk kemudian akan dimusnahkan, karena dinyatakan 'sangat menular'. Virus