"Hah? Mengapa harus pergi berkuda bersama seorang Nona Maharani Cempaka, Tuan Muda Leon Delucas?" Rose hampir saja tertawa mendengar nama yang disebutkan putranya, "Dengar, ia mungkin ibu gurumu yang paling baik hati dan cantik, tetapi sungguh, ia jauh lebih cocok kau jadikan 'kakak'-mu saja daripada 'seseorang yang istimewa' itu. Mama tak ingin jika dalam masa-masa sulit seperti ini kau mulai berulah lagi dengan coba-coba mendekati wanita. Apalagi yang tujuh tahun lebih dewasa darimu!" "Mama, aku..." wajah Leon memerah karena ibunya berhasil membaca tujuannya, namun ia segera mendapatkan jawaban bijak, "Nona Rani hanya sekadar menemaniku saja. Ia juga setuju. Apakah salah jika seorang guru bahasa bisa sedikit, sesekali saja, mendengarkan curahan hati muridnya sendiri? Dan well, mengapa hanya berdua? Karena aku tak begitu suka beramai-ramai. Mama tahu, aku anak baik, takkan berbuat macam-macam. Aku janji!" "Hmmm... Baiklah. Namun kau harus tahu posisi dan ke
Tengah malam itu suasana perbukitan Chestertown sangat sepi, gelap dan senyap. Tetiba ketiadaan suara dan cahaya itu lenyap bersamaan dengan suara gemerisik langkah-langkah kaki manusia dan puluhan sorot senter. Beberapa staf pria bersenjata bersiaga di sekitar kompleks Delucas. Sebagian besar adalah 'bala tentara' alias petugas yang memang dilatih untuk menjaga keamanan sedari kompleks keluarga bangsawan itu berdiri. Sekarang, tak hanya petugas, pegawai peternakan, perkebunan dan pabrik pun dipersenjatai dengan semua alat yang tersedia, baik senjata pukul, tajam hingga api. Memimpin di depan, Lady Rosemary Delucas bersama staf kesehatan kepercayaannya dokter Kenneth Vanderfield. Si dokter siaga penuh berbaju hazmat, namun si wanita penguasa hanya berjaket tebal panjang dan bermasker. Ia yakin, saat ini dirinya masih tak begitu membutuhkan segala protokol kesehatan itu. "Jangan khawatirkan kesehatanku. Si pengacau keamanan ini bukan zombie atau suspek O
"Tuan Russell! Are you okay? Apakah Anda baik-baik saja? What's going on?" Orion segera mendekatkan telinga ke dinding kayu yang memisahkannya dengan pasien tetangga yang bahkan belum pernah ditemuinya. "Tidak... I'm not okay! Aku kelihatannya tambah 'tak baik-baik saja' semenjak masuk ke ruang perawatan ini... malah kurasa kondisiku bertambah parah, to be honest, aku akan segera mati! Jika aku 'pergi', tolong, Tuan Orion Delucas, sampaikan kepada istri dan anak-anakku, aku mencintai mereka! Sampaikanlah maaf, peluk cium, dan penyesalanku karena kecerobohan dan kegagalanku bertahan hidup!" "Tidak, jangan menyerah, bertahanlah, Tuan Russell, Anda bisa melakukannya! Dokter Kenneth dan stafnya akan melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan dan memulihkan kita berdua!" "Kurasa sudah tak mungkin untukku, Tuan Orion! Rasa sakit ini amat sangat menyiksaku. Infeksi ini sudah menjalar ke setiap sel tubuhku. Kurasa para petugas kesehatan sebentar lagi akan datang kembali, bukan untuk menyela
"Bukan tak ingin, tetapi.. Well, rahasia. Aku hanya sedang ingin berdua Nona Rani saja agar bisa mengenal guruku dengan lebih baik. Aku akan berulangtahun beberapa hari lagi, dan jalan-jalan sejenak ini adalah salah satu kadoku! Mama kita sudah setuju! Is there something wrong with that simple, harmless request?" Leon mencoba berkelit. Pintu utama terbuka, Lady Rosemary dan Kenneth masuk, membuat semua mata spontan memandang. "Semuanya!" "Mama, Kenneth! Ada apa tadi? Apa semua baik-baik saja?" Grace tampak lega sekaligus penasaran. "Ya. Tak ada yang perlu dikhawatirkan saat ini. Mungkin besok kita mau tidak mau harus menerima 'tamu yang tak bisa ditolak'. Kupastikan takkan menjadi masalah. Sekarang sudah dini hari, mari kita bebersih, Kenneth, dan semua kembali ke kamar masing-masing!" "Uh, tidak seru! Kukira tadi gerombolan zombie seperti di film-film mencoba menerobos masuk!" Leon merutuk, dan lagi-lagi Grace menyikut kakak
'Ah, ternyata hanya bunga tidur! Aku pasti terlalu lelah sekaligus berlebihan mengkhawatirkan Orion jadi terlelap dalam keadaan seperti ini, walau mimpiku tadi sangat menyenangkan!' Rani merasa kesal sendiri karena 'mimpi basah terindah' itu tak sampai selesai, namun bersyukur bahwa Orion tak benar-benar sudah melarikan diri dari ruang isolasi. Jika suaminya terlalu nekad melakukan itu, bisa-bisa ia akan mendapatkan sanksi berat dari 'istri pertama'-nya sendiri! Rani sangat cemburu jika mengingat-ingat apapun tentang Rosemary, yang notabene masih majikannya sendiri. Sayangnya, ia tak bisa berbuat apa-apa. Mungkin ia masih harus berbagi tubuh dan perhatian Orion. Satu hal yang ia yakini, cinta dan hati Orion hanya untuknya. 'Huh, sudah pagi lagi. Hari ini aku harus pergi berkuda dengan Leon! Anak itu belakangan ini mulai menakutkanku. Tetapi ia hanya seorang remaja yang hampir berusia 18 tahun, mengapa aku harus ikut-ikutan khawatir?' Rani mera
'Sebenarnya aku tak terlalu gembira diutus sendirian ke Lab Barn semudah ini, 'begitu saja' tanpa kesulitan. Kurasa ada yang diam-diam Lady Rosemary inginkan dengan apa yang ia titahkan. Oh ya, ruangan di mana Orion berada pasti telah diawasi CCTV 24 jam. Semua perkataan dan perbuatan akan terekam! Jadi...' Rani menarik kesimpulan sendiri saat berjalan menuju ke Lab Barn, 'aku tak boleh terlalu kelihatan mesra atau berbuat macam-macam di sana!' Suasana pagi hari itu sepi sekali. Nyaris tak ada kegiatan di kompleks Delucas yang masih tetap permai bagaikan di resor-resor liburan dataran tinggi Evernesia. Jalan-jalan setapak dan pelataran main mansion yang luas tampak lengang. Rani mempercepat langkah menuju lumbung terbesar yang letaknya agak terpisah dari lumbung-lumbung lainnya di area perkebunan-peternakan. Beberapa petugas dengan masker medis dan face shield berjaga di pintu gerbang ganda. Mereka sudah diberitahu akan kedatangan Maharani, jadi tanpa bicara mereka mengangguk hormat l
'Orion, oh my God, seharusnya kau kemari dan lihat sendiri, pasien itu, Russell, dia...' Rani sudah begitu ingin pergi secepatnya dari situ. Ia sungguh tak tega, tak ingin mengintip kelanjutan dari adegan yang sedang berlangsung sangat perlahan di ruang isolasi sebelah. Akan tetapi sesuatu, entah rasa penasaran atau rasa ingin tahu yang besar, erat menahan kedua kaki dan matanya. Semoga bagaikan adegan lambat dalam film horor di siang hari. Tubuh di atas ranjang seolah bergerak ke posisi duduk, hingga selubung kain putih panjang yang menutupnya perlahan tergeser dan tersingkap, terjatuh di lantai. Ia nyaris tak berbusana, terpacak di ranjang, terbelenggu erat di empat penjuru pergelangan tangan dan kaki, meskipun sebelahnya sudah 'tiada'.Itu jelas-jelas (tadinya) seorang pria Everopa berusia sekitar akhir 30-an atau awal 40-an. Rani sepertinya tak asing lagi dengan sosok semacam itu. Dalam temaram, kulit putih memucat penuh memar membiru dan pandangan mata kosong yang kini berbalik
Orion sebenarnya ingin sekali keluar sendiri dari ruangan isolasinya untuk melihat apa yang terjadi. Lebih dari itu, sesungguhnya ia ingin juga mencari Rani yang kini pergi entah ke mana! Sayangnya, waktunya tak cukup. Walau pintunya tak terkunci, ia sadar akan segera ada petugas yang lewat memeriksa. 'Semoga Rani tak tersesat di dalam sini dan segera kembali ke main mansion! Tempat ini tak seaman kelihatannya!' harap Orion, 'Semoga Russell... entahlah, sungguh malang, ia tak mungkin baik-baik saja atau sembuh. Hanya bisa berharap semoga tak terjadi hal yang lebih buruk! Walaupun mungkin sekali kini ada hal yang jauh lebih buruk dari kematian!' Orion tahu pasti Kenneth ingin sekali, atau lebih tepatnya, sangat berambisi untuk meneliti virus Octagon. Tetapi Orion tak suka bila dokter itu mulai bertindak semaunya! 'Anyway, there's nothing I can do right now. Kuharap dokter muda sok tampan itu tak bertindak ceroboh, apalagi sampai berani mendekati Rani...' ********** Sementara itu do