Share

16. Kejengkelan Ali

Andai ada aku yang lain, aku pun tak rela menyerahkanmu pada yang lain.

-Nadya Arfianti

Ali menenggak minuman bersoda di depannya seperti orang kehausan. Lalu meletakkannya kembali dengan sedikit tekanan.

Annisa tersentak kaget, dan menatap bingung laki-laki itu dan Nadya bergantian.

“Baiklah, ayo, Sa.” Ali bangkit.

“Ya? K—kemana?” tanya gadis itu.

“Kemana pun, mewujudkan keinginan kakakmu itu.” Ali menatap Nadya dingin bersamaan dengan tatapan bingung Annisa pada orang yang sama.

Nadya mengangguk, isyarat agar Annisa setuju.

“Uncle, Uncle, Asya ikut,” rengek bocah di sebelah Ali yang diam-diam menguping mereka.

Ali memandang Tasya sesaat lalu menarik bibirnya samar. “Boleh.”

Diraihnya bocah empat setengah tahun itu. Sebuah kecupan mesra mendarat di pipinya. Ali melangkah keluar membawa serta Tasya dalam dekapan.

Nadya berpaling pada Annisa, menggenggam tangannya erat. “Gih, Sa. Tolong jaga Tasya.”

“Tapi, Mbak ...”

“Ali laki-laki baik. Kamu lihat sikapnya ke Tasya, ‘kan
Bintu Ikhwani

Nah, Bagian ini nyambung sama bab pertama. Ingat, nggak?

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status