Share

Pengakuan Annisa

Rizal membuang muka. Kecuali itu dia tak tahu apa-apa mengenai kepergian Paman dan bibinya.

Detik berikutnya, terdengar ketukan halus sol sepatu di atas lantai keramik. Seorang lelaki dengan kantung plastik di tangan kanan, mendekat perlahan ke arah orang-orang di ruang tamu.

Ali.

Laki-laki itu berdiri di tak jauh dari Naryo. Beberapa detik dia menunggu dipersilakan duduk, tapi kemudian sadar, keadaan tidak sedamai itu untuk sang tuan rumah sempat memikirkan kenyamanan tamunya, dan memilih tetap berdiri.

“Saya mewakili keluarga Annisa, untuk membayarkan hutang mereka.” Ali meletakkan kantung berisi sejumlah uang di atas meja, kemudian mundur dua langkah dan tetap pada posisi berdiri.

Sementara Sunaryo justru menghela napas. Dia berpaling kepada Annisa setelah sempat melihat kantung hitam itu sesaat.

“Pasti ada salah paham, Nissa. Paklik ndak pernah menagih pembayaran hutang itu harus lunas dalam waktu dekat.” Naryo menatap Rizal dan Annisa bergantian, “apa tidak ada nomor yang bi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status