Share

126. Memilih Diam

“Mereka nggak tak tahu aja siapa Kak Nadya,” sambung Hana lalu menghembuskan napas pasrah. Cup kopinya terisi penuh. Lalu melangkah mendekati meja.

Nadya menoleh pada gadis itu. “Mereka?” ulangnya. “Tidak tahu siapa aku?” lanjutnya. Di telinga Nadya, kalimat itu terdengar seperti—Hana tahu siapa dirinya.

“Iya, Kak.” Hana menatap ragu.

“Jadi kamu tahu siapa aku?” tanya perempuan itu memastikan.

Merasa mengucapkan kalimat yang keliru, Hana menunduk.

“Astaga,” desis Nadya. “Lalu siapa yang menyebarkan isu pelakor itu?” tanya Nadya akhirnya.

Jevri dan Hana saling memandang. “Dia ...”

***

“Astaga.”

Nadya menghabiskan kopi dalam cup miliknya lalu membuang napas jengah. Tangannya mengepal, hingga paper cup bekas miliknya teremat tak berbentuk.

‘Apa maksudnya ini?’

Perempuan itu bangkit. Lalu dengan langkah panjang meninggalkan pantri, menuju mejanya.

Nadya menghempaskan diri ke kursi. Tangannya mengepal hingga buku-buku jarinya memutih. Dia tak habis pikir, bagaimana bisa seorang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status