Share

127. Kemarahan Pramono Bag. 1

Wanita di tengah ruangan membuang muka.

Ratna melirik wajah suaminya.

“Tidak,” jawab Pramono. “Aku hanya butuh kau tak pergi dari sini. Jangan pergi ke mana-mana ... istriku,” lanjutnya menatap tajam wanita yang berdiri itu seakan kalimat itu memang ditujukan untuknya.

Dari ujung mata, Ratna memandang wanita yang mematung itu. Getar-getar halus di tubuhnya terlihat, meski dia yakin susah payah wanita itu berusaha menyembunyikannya, agar jangan sampai terlihat lemah di mata Ratna, sama seperti sebelumnya.

Detik berikutnya, tepat ketika suara isak tertahan itu terdengar, Nadya melangkah keluar.

Pintu tertutup.

Ratna yang semula menunduk, menahan diri dari apa pun yang ingin dia ucapkan, kini memandang laki-laki yang memejamkan mata di tempat tidurnya, menuntut penjelasan. Desir-desir halus berubah menjadi debar-debar menyakitkan, lalu mencair menjadi tetes-tetes air mata.

“Mas mengatakan itu untuk Nadya, bukan?” ucap Ratna di antara isak tertahan. Wanita itu tersenyum pada detik b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status