Share

Menjadi Istri Rahasia

Kedatangan Jeffrey ke rumahnya tentu saja membuat Kania terkejut, terlebih ketika bos nya itu dengan gampangnya melunasi hutang kedua orangtuanya yang bernilai puluhan juta banyaknya.

Kania melihat kedua orangtuanya sangat senang dengan bantuan dari Jeffrey. Bagaimana tidak, kondisi ekonomi mereka sedang kesusahan, terlebih kios dan barang dagangan mereka dipasar ludes dilalap api hingga tak menyisakan sedikitpun. Hutang di bank bernilai puluhan juta rupiah yang bahkan Kania tidak pernah mengetahuinya selama ini, dan jika tidak dilunasi segera maka rumah mereka akan disita oleh pihak bank. Kania sangat pusing, karena ia tidak mempunyai tabungan sebanyak itu untuk melunasi hutang orangtuanya.

Bantuan dari Jeffy tentu membuat orangtua Kania sangat berterima kasih pada pria tampan itu, terlebih ketika bos nya itu pun mengatakan akan memberikan toko yang baru dan modal usaha. Kania yakin Jeffrey sudah mencuri hati orangtuanya.

Kania menatap dingin bos nya itu, ia sangat yakin Jeffrey punya maksud tertentu. Tentu tidak mungkin Jeffrey memberikan semua itu secara cuma-cuma.

“Tapi aku mempunyai permintaan kepada kalian.” ucap Jeffrey semakin membuat Kania yakin memang ada maksud tertentu yang sudah direncanakan bos nya itu.

“Permintaan apa, Tuan Jeffrey? Kami akan berusaha memenuhinya.” Kania reflek menoleh ke arah ibunya. Ternyata benar apa yang ia khawatirkan, bahwa orangtuanya sudah menaruh hati pada Jeffrey.

Kania menunggu apa yang akan bos nya itu katakan, hatinya bergemuruh. Pria tampan itu meliriknya dan tersenyum ke arahnya, sebuah senyuman yang terlihat sangat menyebalkan dimata Kania.

Bisa dibilang Jeffrey Pratama ini sangat licik. Namun permainannya halus, ia tak menggunakan kekerasan untuk mendapatkan restu dari orangtua Kania. Namun ia menawarkan segala fasilitas yang bernilai jutaan rupiah itu, tepat disaat ekonomi keluarga Kania sedang tidak baik-baik saja.

“Saya bermaksud untuk meminta izin menikahi anak sulung anda yang bernama Kania Rahma.”

Sebuah kalimat yang keluar begitu saja dari mulut Jeffrey, tentu sudah Kania tebak bahwa bos nya akan mengatakan hal itu. Berkali-kali Kania menghela nafasnya. Mengatur emosi di dadanya yang siap meledak kapanpun. Apa Kania memang serendah itu dimata Jeffrey sampai pria tampan itu seperti sedang membelinya.

Kania menoleh kepada kedua orangtuanya, ekspresi pria dan wanita paruh baya itu sama terkejutnya, mungkin mereka tidak akan menyangka bahwa seorang konglomerat muda itu akan melamar anaknya.

“Kau bermaksud untuk menikahi anak kami, Tuan Jeffrey?” tanya Bima, ayah Kania memastikan.

“Benar, Tuan Bima. Tolong izinkan saya menikah dengan Kania.” ucap Jeffrey dengan suara yang tegas.

Kania mengigit bibir bawahnya, ia berusaha menahan butiran air mata yang sudah mengenang di pelupuk matanya.

“Tapi, Tuan Jeffrey ... Kania hanya anak dari orang miskin seperti kami, rasanya tidak pantas bersanding dengan anda yang seorang konglomerat besar.” ujar Tuan Bima.

“Saya tidak mempermasalahkan hal itu, saya sangat menyukai anak sulung kalian. Saya sudah tidak bisa kemana-mana lagi, hanya Kania yang saya sukai.” Jeffrey terus menjawab dengan senyuman khasnya, yang membuat aura tampannya bertambah puluhan kali lipat.

“Maka dari itu, saya ingin sekali membantu keluarga calon istri saya.” lanjutnya lagi sambil melirik ke arah Kania.

“Saya merasa tersanjung Kania kami dilamar oleh CEO tampan seperti anda, Tuan Jeffrey.” ucap ayah Kania dengan senyum sumringah.

Kania menatap dingin kearah Rivaldo, matanya sudah memerah menahan emosi. Ia tak mungkin menolaknya kali ini, karena orangtua Kania sangat menyukai Rivaldo.

“Bagaimana Kania? Tuan Jeffrey ingin kau menjadi istrinya.” kali ini sang ibu yang bertanya.

Kania terus menghela nafasnya, berusaha meredam emosinya yang sudah memuncak. Ingin sekali Kania pergi dari sini, keluar dari situasi yang tidak menguntungkannya. Namun ia tidak mungkin membuat kedua orangtuanya kecewa. Dapat Kania lihat orangtuanya sangat menyukai Jeffrey dan sangat senang ketika bos nya itu melamarnya. Walaupun Kania tau, ucapan Jeffrey tidaklah tulus.

“Bagaimana, Nak?” tegur Bima sebagai kepala keluarga ketika melihat putri sulungnya hanya diam.

“Aku tidak mungkin menolaknya bukan?” jawaban Kania terdengar dingin dengan senyuman palsu yang ia tunjukkan. Hatinya tersayat-sayat ketika mengatakannya, Jeffrey memang memang bukan lawan yang sebanding dengan dirinya yang bukan siapa-siapa itu.

Senyum kemenangan terlihat jelas di wajah tampan Jeffrey. Jelas ia sangat senang sekarang, akhirnya ia berhasil mendapatkan wanita cantik dan manis itu yang sudah menjadi incarannya. Jauh lebih senang dibandingkan memenangkan tender.

“Kania menerima lamaran anda, Tuan Jeffrey.” ucap Nyonya Amara dengan senyum merekahnya.

“Kalau begitu, saya akan menikahi Kania dua hari lagi.”

Sebuah kalimat yang terlontar dari bibir Jeffrey sontak membuat Kania membulatkan matanya. Apa katanya? Pernikahan mereka dua hari lagi? Apa bos nya itu sudah gila?

“Kenapa secepat itu?” tanya Kania kemudian.

“Lebih cepat lebih baik bukan? Lagi pula untuk apa kita menunda terlalu lama, saya yang akan mengurus semua keperluan pernikahan kita. Tugasmu hanyalah menjadi calon pengantin yang cantik dan besok kita akan mengunjungi butik untuk mencoba gaun pernikahan mu.”

“Baik, Pak. Saya mengikuti apa kata anda saja.” Kania masih menunjukkan senyuman palsunya. Percuma saja ia menolaknya, Kania sangat tidak menyukai penolakan.

“Wah ... Kania kita akan menikah sebentar lagi. Ibu tidak menyangka kamu akan menikah dengan pria sebaik Jeffrey, Nak.” Amara memeluk putri sulungnya, terlihat sangat terharu. 

Rasanya ingin sekali Kania mengatakan yang sebenarnya, bahwa pernikahannya dengan Jeffrey bukanlah pernikahan murni karena saling menyukai seperti sang bos nya itu katakan. Namun ada maksud tertentu, tidak lain hanya untuk memanfaatkan rahimnya untuk mengandung anaknya, yang sayangnya anak itu nanti bukanlah anak dari pernikahannya dengan Jeffrey, melainkan harus di akui sebagai anak dari istri pertamanya, Luna.

Kania terus memejamkan matanya menahan segala sakit dalam dadanya. Orangtuanya tak perlu mengetahui semuanya, cukup ia saja yang merasakan betapa perih jalan hidupnya.

“Bagaimana kalau Kania ikut aku pulang sekarang? Karena besok kau akan sibuk sebagai calon pengantin.” ucap Jeffrey.

“Baiklah ... saya akan mengemasi barang-barang saya terlebih dahulu.” Kania masuk ke dalam kamarnya, di sana ia masih berusaha menahan tangisnya, ia tidak mau kedua orangtuanya curiga karena anaknya menangis.

Tak lama kemudian Kania sudah keluar kamar, mengganti pakaiannya sambil membawa koper kecilnya.

“Tuan Bima dan Nyonya Amara. Terimakasih banyak karena telah merestui saya untuk menikahi Kania.” Jeffrey membungkukkan badannya ke arah orangtua Kania.

“Kami yang merasa sangat tersanjung karena Kania putri kami, akan menikah dengan pria baik seperti diri anda, Tuan.”

“Aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk selalu membahagiakan Kania.” ucap Jeffrey lagi, Kania yang mendengarnya memutar bola matanya malas.

***

Di dalam mobil, Kania hanya diam, matanya menatap keluar jendela. Ia tidak ingin menangis dihadapan Jeffrey. Jika ia menangis maka akan semakin menunjukkan betapa lemahnya Kania dihadapan Jeffrey.

Matanya terus menatap jalanan yang sudah gelap. Sementara di sebelahnya, Jeffrey sedang fokus menyetir mobil.

“Kania, kau ingin makan apa untuk makan malam?” tanya Jeffrey memecah keheningan diantara keduanya. Namun Kania terus diam, ia tak mempunyai tenaga untuk bercakap dengan Jeffrey.

“Kania Rahma, tolong jawab aku.” ucap Jeffrey lagi karena tidak ada jawaban dari Kania.

“Kania Rahma?” Jeffrey menepikan mobilnya di trotoar yang sepi. Namun Kania tetap tak bergeming, ia masih diam dan membuang pandangannya keluar jendela mobil.

“Kania ... tolong jangan mendiamkan saya.” Jeffrey melepas seatbelt Kania, kemudian ia memegang pundak sekretarisnya itu.

“Maaf, Pak. Tapi saya tidak ingin mengatakan apapun.” jawab Kania dengan suara pelan.

“Kenapa kau hanya diam? Tolong jawab pertanyaan saya.”

Kania pun menolehkan wajahnya untuk menatap Jeffrey, ia sungguh sangat ingin memukul bos nya itu. Kania sangat kesal dengan perlakuan Jeffrey yang seenaknya.

“Apalagi yang harus saya katakan? Bukankah percuma? Karena kau akan berlaku semaumu saja, Pak Jeffrey.” kali ini Kania tidak bisa lagi menahan genangan air matanya, butiran bening itu menetes begitu saja membasahi pipi putihnya.

“Aku terpaksa harus melakukan itu karena kau terus menolakku.” ucap Jeffrey masih mencengkeram kedua bahu Kania.

“Yang orangtuaku tau, anaknya menikah dengan pria yang tulus mencintainya. Mereka tidak tau bahwa anaknya ini hanya dijadikan sebagai penghasil keturunan saja.” suara Kania terdengar bergetar, matanya semakin memerah menahan gejolak emosi.

“Tidak seperti itu, Kania. Anak itu hanya diaku sebagai anak Luna dimata kakekku saja, dia tetaplah anak kita, anakku dan anakmu.” Jeffrey menatap lekat mata Kania.

“Tidak usah berasalan, Pak Jeffrey! Kakekmu pasti akan mengumumkan bahwa penerus J.Inc adalah anak dari Jeffrey dan Luna. Semua orang pun akhirnya tau, dan saya? Saya tetaplah istri rahasiamu yang tak satupun orang lain tau.” tangisan Kania semakin pecah. Hatinya tersayat ketika mengatakannya.

“Tidak ada orang yang waras yang mau bernasib seperti saya, Pak. Kenapa kalian tidak memikirkan bagaimana perasaan saya? Kenapa kalian sangat egois untuk kepentingan pribadi kalian? Kenapa kalian membawaku masuk ke dalam rumah tangga kalian, yang mana aku tidak pernah berniat mencampurinya.”

Jeffrey hanya terdiam mendengar ucapan Kania Terlebih ketika tangisan dari wanita cantik itu terdengar semakin pilu. Apakah ia memang sejahat itu pada Kania?

“Kania, dengarkan aku dulu ... Aku tidak sejahat itu. Kau tetaplah istriku yang sah, kau akan ku perlakukan sebaik mungkin, aku tidak akan menjadi suami yang lalai untukmu. Aku sangat tertarik padamu Kania, dan hanya kau yang aku mau. Tolong mengertilah.” lirih Jeffrey.

“Tidak perlu menjelaskan apapun, Pak Jeffrey. Saya sudah muak mendengarkannya.” Kania menghapus air matanya yang membasahi pipinya. Ia sudah lelah berdebat dengan Kania, mungkin memang seperti inilah jalan takdirnya menikah dengan bos nya hanya sebagai istri rahasia.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status