Share

Kembalinya Adrian

  Adrian sudah benar-benar hancur, ia sangat benci dengan semua yang menimpanya, air matanya juga tak kunjung terbendung dan terus berjatuhan dari setiap sudut matanya.

 Beberapa saat telah berlalu, kini Adrian tengah berdiri seorang diri di makan Ayahnya, ia tidak memberi tahu keluarganya atau siapapun dengan berita ini, dia sudah sangat kecewa dengan semua perlakuan orang-orang yang begitu kejam merendahkan dan menghinanya, dia bertekad tidak ingin di permalukan lagi, dan berniat membalas dendam atas semua perlakuan yang ia terima dari semua orang.

  Namun tanpa ia sadari beberapa orang tiba-tiba datang kesana dan langsung mendorongnya sampai tersungkur mengenai batu nisan Ayahnya.

  Adrian mencoba mengangkat kepalanya untuk melihat siapa yang melakukan hal itu kepadanya, namun lagi-lagi kepalanya di benturkn dengan keras ke batu nisan.

  "Hei pecundang! kau memang tidak ada bedanya dengan Ayahmu yang sudah mati itu, padahal aku awalnya ingin menyiksanya secara perlahan, namun sungguh sayang sekali ia mati dengan begitu cepatnya, benar-benar menyedihkan!" ucap pria itu menyeringai dingin

  "Siapa kamu?" tanya Adrian, ia membuka lebar matanya dan tiba-tiba teringat akan suatu hal "Apa kamu berasal dari PT permata? kalian pasti berasal dari sana kan, kalian juga pasti yang sudah menghianati Ayahku!?" Adrian sudah benar-benar emosi, ia sangat marah, karna PT permata adalah dalang di balik kehancuran keluarganya.

  "Kau bertanya kenapa? itu semua karna kesalahan Ayahmu sendiri, dia telah menjalin hubungan dengan seorang wanita yang seharusnya tidak ia sentuh, dan pada akhirnya hubungan antara mereka berdua malah melahirkan anak haram yang tidak lain adalah dirimu!"

  "Dan sekarang sudah saatnya kau menyusul Ayahmu yang tidak berguna itu!" pria itu berkata dengan menunjukan senyuman mengerikannya, kemudian ia mengangkat satu tangannya keatas, dan beberapa pria yang dari tadi berdiri di belakangnya langsung maju dan bergegas memasukan Adrian ke dalam karung, sebelum ia sempat melawan.

BRUSHH

  Didalam kegelapan di dalam karung, Adrian merasakan jika dirnya tenggelam ke dalam air, dan secara perlahan kesadarannya mulai mengabur karna kehabisan nafas.

  Selang beberapa saat setelah para pria itu membuang Adrian ke dalam air, datanglah rombongan pria lain, namun yang datang rombongan yang datang kali ini mengenakan seragam tentara lengkap dengan persenjataannya.

  "Jendral ternyata di dalamnya ada seorang pemuda, dia sepertinya masih hidup, namun, kemungkinan ia sudah lama berada di dalam air, aku khawatir nyawanya sudah tidak terselamatkan!"

  Adrian mendengar samar-samar suara "Karna kita telah menemukan pemuda ini, kita bawa pulang saja terlebih dahulu, dan urusan selamat atau tidak nyawanya, itu tergantung dengan nasib pemuda ini sendiri, yang terpenting kita semua sudah berusaha menyelamatkannya!" suara yang lembut dan menenangkan terdengar di telinga Adrian, namun karna tubuhnya yang sangat lemah ia akhirnya tidak kuat dan kesadarannya menghilang sepenuhnya.

  Dibawah teriknya cahaya matahari, sebuah kapal selebar belasan meter bergerak perlahan di sepanjang garis pantai.

  Tujuh tahun kemudian

Di bandara internasional, seorang pemuda tampan berbada tegap tinggi dan kekar dengan alis tebal secara perlahan berjalan menuruni tangga pesawat pribadinya, setelahnya ia menarik nafas panjang untuk kembali merasakan udara di perkotaan yang sudah lama ia tinggalkan.

  "Tuan, cuacanya cukup terik, dan lukamu belum sepenuhnya sembuh jadi kau harus menjaga kesehatanmu selama berada disini!".

  Di belakang Adrian tengah berdiri seorang pria dengan wajah tegas, ia kemudian melangkah maju ke depan untuk mengenakan jas hitam kepada Adrian, setelah itu ia kembali mundur kebelakangnya dengan penuh rasa hormat.

  "Tidak apa-apa, nanti juga aku akan terbiasa dengan cuaca disini!" Ucap Adrian melambaikan tangannya, dan segera mengalihkan pandangannya ke depan dengan ekspresi muram di wajahnya "Bagaimana dengan masalah yang aku suruh untuk segera di selidiki!?".

  "Saya sudah mendapatkan beberapa informasinya, tuan!" ucap pria itu menganggukan kepalanya "PT permata telah berkembang dengan pesat di beberapa tahun terakhir, bahkan PT permata juga mendirikan kantor pusatnya di kota Jakarta selatan, namun itu sudah bukan kelompok yang sama yang bekerja dulu"

  "Lalu, apakah kamu sudah menemukan informasi mengenai orang-orang yang bekerja disana dulu?" tanya Adrian

  "Untuk masalah itu, kami sedikit mengalami beberapa kendala dalam prosesnya, PT permata sepertinya juga bermain di pemerintahan, sehingga sampai sekarang kami belum mendapatkan kemajuan untuk itu!" ucap pria itu

 "Pemerintah" cibir Adrian "Lanjutkan penyelidikan mengenai masalah ini! aku harus menemukan dalang di balik semua ini dengan segera! ucap Adrian tatapan matanya berubah menjadi dingin.

 "Siap, laksanakan, Tuan!" pria itu menjawab sembari memberikan gerakan hormat kepadanya.

  "Baiklah, untuk saat ini kau bisa pergi dulu, dan jika ada informasi terbaru mengenai masalah ini, kamu harus segera melaporkannya padaku, apa kau paham!?"

Pria itu menganggukan kepalanya.

  kemudian Adrian melambaikan satu tangannya keatas, dan dengan cepat pria tadi langsung menghilang layaknya bayangan di kerumunan orang yang ada di dalam bandara.

  Di waktu yang sama.

  Di luar bandara, dua orang wanita dengan paras cantik berdiri di depan mobil, salah satunya memiliki postur tubuh yang lumayan tinggi, dan memiliki wajah yang indah namun memiliki aura dingin dan elegan seperti wanita kantor, tidak peduli seberapa ramai orang di sana, dia pasti selalu menjadi fokus tatapan mata semua orang.

  Wanita satunya memiliki rambut pendek, dan tidak jauh berbeda dengan yang satunya, ia juga memiliki aura wanita kantor, dia berdiri di belakang wanita cantik itu, dengan di tangannya memegangi sebuah buku catatan, sepertinya semua orang sudah dapat menduga jika dia adalah seorang asisten.

  "Ka Angel, kita sudah berdiri setengah jam lebih disini, mengapa orang itu masih belum datang juga?, waktu pertemuan mu dengan Tuan fajar juga semakin dekat, jika kita tidak bisa mendapatkan investasi darinya di rapat dewan direksi nanti malam, maka PT flamingo sudah tidak bisa menjelaskan apa-apa kepada Direktur!" ucap si Asistem dengan raut wajah sedih, ia juga selalu memperhatikan jam tangannya.

  "Kita akan menunggunya sebentar lagi, mau bagaimanapun juga dia adalah suamiku dan Ayahku juga menelpon agar aku menjemputnya, aku tidak punya pilihan lain untuk menolaknya!" Angel menghela nafas pasrah.

  Dua tahu yang lalu.

  Adik perempuannya, Celine terpaksa dinikahkan bersama Tuan Joni, karna insised hamil di luar nikah.

  Irfan yang menjadi Ayah dan juga memimpin keluarga besar itu menjadi sangat marah, ia malu dan juga kesal dengan hal itu, dan karna hal itu juga ia akhirnya jatuh sakit, dan meminta Angel untuk memenuhi perjanjian pernikahan dengan Adrian.

  Sebagai putri sulung dari Irfan, Angel benar-benar tidak mempunyai pilihan lain, selain memenuhi keinginan Ayahnya, jadi mau tidak mau ia akhirnya menikah dengan Adrian atas nama Ayahnya itu.

  "Aku juga tidak mengerti dengan apa yang di pikirkan Om Irfan pada saat itu, bagaimana bisa ia mau membiarkan dirimu menikah dengan si sampah tidak berguna yang telah diusir dari keluarganya itu!" ucap Asisten itu terlihat ia juga jengkel.

  "Kamu lihat kehidupan nyonya Celine saat ini, betapa bahagianya ia sekarang, dia telah menikah dengan Tuan Joni, dan sudah menjadi nyonya muda di keluarga barunya, setiap hari, dia tidak perlu melakukan apapun, dia selalu menghabiskan waktunya untuk belanja dan belanja saja, benar-benar kehidupan yang membahagiakan!" lanjutnya

  "Novi, sudahlah!, kamu jangan membahas mengenai itu lagi!" potong Angel, meskipun apa yang di katakan Asistennya itu adalah kebenaran, namun tetap saja di dalam hatinya ia merasa tidak nyaman dengan itu.

  Dan kebetulan pada saat itu, Adrian sudah berjalan keluar dari bandara, dan ketika ia melihat Angel dan Asistennya, ia segera berjalan menghampirinya.

  "Ayok masuk ke mobil!" meskipun mereka sudah tidak bertemu selama dua tahun ini, Angel masih dapat mengenali Adrian suaminya, setelah itu mereka bertiga segera masuk ke dalam mobil tanpa banyak berbasa-basi.

  Mobil yang mereka naiki adalah BMW seri 5, Adrian awalnya ingin duduk di kursi belakang, namun dengan cepat langsung direbut oleh Novi, dia mengerutkan dahinya, namun pada akhirnya ia membiarkannya saja, dan segera duduk disamping kursi pengemudi.

  Adrian dan istrinya ini tidak sering melakukan komunikasi, sehingga perjalanan itu terkesan awkward dan membosankan.

  Pada tahun ketiga di ketentaraannya, Om Irfan tiba-tiba menelponnya dan mengatakan kepadanya bahwa Celine sudah menikah dengan Joni, Namun saat mendengar kabar itu Adrian merasakan hatinya biasa saja, dia juga sudah tidak memerlukan tanggung jawab dari keluarga Om Irfan.

  Namun karna Om Irfan masih merasa sangat bersalah, ia bersikeras memaksa putri sulungnya agar menikah dengannya.

  Adrian berfikir jika perjanjian kontrak pernikahan itu adalah kemauan Ayahnya dan Om Irfan saja, dan perlakuan Om Irfan kepadanya juga sangatlah baik, ia selalu menganggap Adrian sebagai keponakannya sejak ia masih kecil, jadi saat Adrian mengambil waktu cuti, dia dengan segera melakukan pernikahan antara Adrian dengan Angel secara diam-diam.

  Hanya saja pada malam pertama pernikahannya, Adrian menerima panggilan dari ketentaraan untuk melakukan tugas yang sangat penting.

  Sekali ia pergi dengan waktu dua tahun.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status