Share

Bab 4

7 hari telah berlalu, sudah saatnya Grace kembali bekerja. Uang tidak akan datang dengan sendirinya. Demi kehidupan mewah yang ia jalani, ia harus bekerja keras, mengumpulkan pundi-pundi uang.

Beberapa waktu lalu, sebelum kepulangannya ke Indonesia, Grace dihubungi oleh salah satu desainer ternama untuk ikut serta dalam Java's Fashion Week. Tentu saja ia langsung setuju tanpa pikir panjang. Ia sangat pandai dalam melihat peluang.

Desainer itu adalah Ananta Lazuardi, desainer muda yang berhasil merambah pasar Asia sejak 3 tahun yang lalu. Beberapa kali ia memesan gaun musim semi darinya, sehingga ia cukup mengenal Ananta Lazuardi. Ini salah satu bukti bahwa koneksi sangat penting dalam dunia karir.

"Grace, akhirnya kita bertemu setelah sekian lama." sapa Ananta dengan begitu akrab.

"Baru 5 bulan."

"Hai, Gabby!"

"Hai!" balas Gabby.

"Bagaimana perjalanan kalian?"

Grace menoleh sejenak ke arah Gabby. "Sangat lancar, walaupun melelahkan."

Ananta terkekeh. "Jujur, aku sangat senang dengan kelelahan mu. Kau tahu, aku sudah menunggu kesempatan ini sejak lama."

"Begitu juga aku. Gaun darimu tidak pernah mengecewakan sekali pun."

"Kau membuatku tersanjung, Grace."

Cukup lama mereka membicarakan perihal pekerjaan. Saking asiknya, mereka hingga lupa waktu. Menurut Grace, Ananta adalah orang yang menyenangkan. Mereka satu frekuensi dalam hal selera. Semua desain yang telah dibuat Ananta, tidak ada yang bukan seleranya. Simpel, elegan dan glamour.

"Ada sebuah brand lokal bernama 2 pm. Mereka baru saja membuka toko yang ke 15, bulan lalu. Menurutku 2 pm cukup menjanjikan. Tahun ini mereka akan merambah ke pasar Asia Tenggara. Beberapa waktu lalu aku bertemu dengan Mark Lee, CEO 2 pm. Aku menunjukkan profil mu dan dia sangat tertarik. Jika kau tidak sibuk, datanglah ke kantornya." Ananta menyodorkan sebuah kartu nama.

"Aku belum pernah mendengar merek itu."

Grace ragu. Ia tidak akan mau bekerja sama dengan sebuah merek yang tidak terkenal. Sebagai model profesional, sudah seharusnya ia menyaring setiap pekerjaan yang datang. Ia harus cerdas.

"2 pm masih cukup baru."

Ia mengangguk, mengerti. Meski ragu, tidak seharusnya ia menolak tawaran yang datang dari Ananta. "Nanti aku akan mampir ke salah satu tokonya, jika mereka memiliki kualitas yang bagus, aku akan dengan senang hati bekerja sama dengan mereka."

"Aku menyukai gayamu. Pantas saja namamu sangat diperhitungkan di dunia model, ternyata kau sangat pandai memilih peluang."

"Itu sudah jelas. Aku bisa melihat merek mana yang memiliki pasar tinggi."

"Kau model terbaikku Grace, meskipun pemilih."

"Dia pemilih dalam segala hal." Gabby berbisik. Seketika Ananta tertawa.

"Kau pasti kesulitan selama ini."

"Sangat." balas Gabby.

"Terima saja, itu memang pekerjaan mu." imbuh Grace, yang secara tak langsung mengiyakan.

"Kau mau bekerja sama dengan ku, apa itu artinya baju2ku berstandar tinggi?"

"Tentu saja, setiap baju yang ku pesan darimu, tidak ada satupun yang mengecewakan."

"Aku sangat tersanjung."

šŸ’µšŸ’µšŸ’µ

Sesungguhnya Grace sangat penasaran dengan merek 2 pm. Ia bisa menilai sebuah produk jika sudah melihatnya secara langsung. Ia tidak bisa hanya mengandalkan kata orang atau review yang tersebar di dunia maya. Matanya dan tangannya harus membuktikan secara langsung.

Ananta menunjukkan toko 2 pm terdekat, yang kebetulan searah dengan jalan pulang. Tokonya cukup besar, hampir setengah lahan parkir dipenuhi oleh kendaraan. Pertama kali masuk, ia langsung memberikan satu poin, ada seorang pegawai yang menyambut ramah di pintu masuk. Di langkah kedua, ia kembali memberikan satu poin untuk desain dan interiornya. Tapi ia ingat, yang akan ia nilai adalah kualitas produk.

"Tempatnya cukup keren." komentar Gabby yang lebih dulu melangkah maju, melihat pakaian yang digantung.

"Gimana?" tanya Gabby.

Grace mengangguk-angguk, menimang atasan lengan panjang yang Gabby tunjukkan.

"Bagus." Desainnya menarik. Ia menyentuh bahannya, lalu melihat detail jahitanya yang rapi dan ia tahu itu grade A.

Tidak hanya berhenti pada satu pakaian, ia menyambangi hampir semua produk di sana. Sedikit demi sedikit muncul rasa tertarik untuk bekerja sama dengan pihak 2 pm. Ia rasa 2 pm memiliki prospek yang tinggi untuk kedepannya. Lebih lagi, sejak 1 jam mereka di sana, sudah lebih dari sepuluh orang yang keluar masuk. Dari raut wajah para pengunjung, tampaknya mereka cukup puas dengan pelayanan, produk, juga harga.

"Bagaimana?"

Gabby penasaran dengan pendapat Grace. Soal pekerjaan ia tidak pernah menyuruhnya menolak ataupun menerima sebuah tawaran pekerjaan. Grace selalu memiliki penilaian sendiri, dan selama ini belum pernah sekalipun penilaian salah.

"Cukup menarik!"

"Aku rasa juga begitu. Bekerja sama dengan 2 pm akan membantu perjalanan karirmu di Asia, jika memang yang dikatakan Ananta benar, soal 2 pm yang akan merambah pasar Asia Tenggara."

"Kali ini aku setuju denganmu."

Grace menempelkan salah satu atasan pada tubuhnya. Cukup pas dan terlihat cocok. Ia berputar seraya melirik tubuhnya di kaca.

"Aku ambil ini." Ia menyerahkan baju itu pada Gabby, "Aku akan memakainya saat bertemu Mark Lee."

"Kau selalu memiliki cara untuk merayu orang."

"Ini trik, saat mereka melihatku menggunakan produk mereka, ini akan memberikan kesan tersendiri untuk mereka."

"Aku akui, kau sangat berpengalaman dalam hal seperti ini, aku akan mendukung semua yang kau lakukan."

"Itu memang tugasmu."

Grace menyibakkan rambutnya hingga mengenai wajah Gabby. Ia tidak bisa mendengar pujian, berbahaya. Sekali mendengar, Grace langsung melambung tinggi ke angkasa.

Kasir sedang melayani seorang pengunjung, mereka harus menunggu hingga giliran mereka datang. Walaupun Grace malas menunggu, namun ia masih menjunjung tinggi ketertiban. Dengan kata lain, meski menyebalkan namun attitude nomer satu baginya. Attitude adalah sesuatu yang wajib ia miliki sebagai model profesional.

Setelah kasir menyebutkan total belanja, ia segera mengeluarkan kartu kreditnya. Ia tahu, sikap ramah tidak hanya dimiliki oleh pegawai yang berada di pintu masuk, melainkan setiap pegawai, termasuk kasir.

"Terimakasih, silahkan datang kembali!" ucapnya dengan ramah.

Baru dua langkah meninggalkan kasir, langkah Grace berhenti mendadak. Matanya terpaku pada sosok yang baru saja melewati pintu masuk. Hal itu tidak luput dari perhatian Gabby.

"Ada apa?"

Gabby mengikuti arah pandang Grace yang tertuju ke pintu masuk. Ia melihat seorang pria yang tak asing. Rasanya ia pernah melihat pria itu di suatu tempat.

Pria itu tersenyum ramah ke arah pegawai yang menyambut di pintu masuk. Garis bibirnya tertarik ke atas begitu manis. Tak lama dari itu, seorang pria lain masuk dan merangkul pria pertama.

Pria yang memiliki senyuman manis itu menoleh ke arah Grace, namun senyumannya tiba-tiba luntur. Tatapan mereka terkunci pada dari titik dalam sepuluh detik. Tanpa disangka, pria itu maju menghampiri Grace.

"Sungguh tidak menyangka akan bertemu denganmu disini." ucapnya dengan senyuman miring.

Grace tetap diam dengan ekspresi yang tidak berubah sejak awal.

TBC...

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian sebanyak-banyaknya di kolom komentar ā¤

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status