Share

22. Antara Kai dan Elmer

Ucapan Tuan Mahendra sukses membuat Lena dan juga Kai terperangah. Bahkan wajah Lena terlihat sekali pucat seketika.

"I-itu tidak perlu, Pi." Kai menyahut dengan gugup.

Lena tertawa sumbang. "Papi tidak perlu repot-repot untuk kami." Ia lebih gugup dari Kai.

"Kalian ini kenapa? Papi juga sangat ingin bisa menimang bayi. Sudah lama sekali, rumah ini tidak ada suara tangis bayi. Berikan cucu segera buat papi."

Kai dan Lena meneguk ludah dengan susah payah. Bahkan Kai tidak tahu lagi harus bicara apa. 

"Karena minggu depan, kamu ada meeting penting dengan pengusaha Jepang, maka Papi pesankan tiket untuk kalian sepuluh hari ke depan." Laki-laki paruh baya itu tersenyum lembut pada putra dan menantunya sembari memberikan dua buah tiket perjalanan ke Swiss.

Lena lemas seketika. Bagaimana mungkin ia akan melakukan perjalanan panjang bersama Kakak iparnya? Sedangkan berada satu kamar dengannya selama tujuh hari ini saja sudah sang

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status