Share

82. Keluarga Arjabrata

"Aku akan meminta ijin Papa untuk meminangmu, Marini." Bima mengusap lembut air matanya.

"Apakah Tuan Hamdan akan merestui kita? Perbedaan kita sangat jauh. Aku hanya gadis miskin." Marini terisak lirih.

"Aku akan mencoba. Tapi, meski Papa tidak mengijinkan, aku tetap akan nekat. Karena aku mencintaimu," bisik Bima membuat wajah Marini merona merah di antara sedu sedannya.

.

Raut wajah Tuan Hamdan terlihat kelam dan gamang. Berkali ia menghela napas panjang sambil jemarinya ia ketukan di atas meja.

"Kenapa masih saja gusar, Tuan? Bukankah Anda sudah membaginya menjadi dua?" Sapto--orang kepercayaannya menatap prihatin.

Tuan Hamdan menelan ludahnya dan menatap Sapto. "Aku sangat meragukan Seno. Kamu tahu itu bukan?"

"Saya tahu sebenarnya Anda sangat menginginkan Tuan muda Bima untuk memimpin perusahaan. Tapi, dengan Anda membagi perusahaan menjadi dua, itu menurut saya sudah cukup adil," timpal Sapto.

"Kita sama-sa

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status