Share

Kisah Cinta Si Ahli Membuat Batasan
Kisah Cinta Si Ahli Membuat Batasan
Author: KAi

Prolog

Mencintai orang yang salah? Aku? Kutahan tawaku, menutup mulut dengan telapak tangan saat memikirkan hal konyol seperti itu.

Namaku Masayu. Aku bukan tipe orang yang mudah jatuh cinta. Terlebih aku dikenal cuek, dingin, tak berekspresi, dan terkesan kejam. Itulah yang membuat orang-orang akan berpikir dua kali sebelum mendekat. Alih-alih sapaan dan pujian, ejekan dan sindiran lebih akrab di telingaku. Tak masalah, kuanggap saja hal itu sebagai proses seleksi alam yang akan menunjukkan mana orang yang benar-benar tulus dan yang tidak sama sekali.

Jadi, masih ada yang berani main-main denganku? Rasanya tak mungkin.

***

“Kalau kamu, Yu? Kamu pernah punya cowok atau orang spesial, gitu? Cerita dong! Kan aku pengen tahu,” tanya Dini penasaran.

“Emmm ....” Kutelengkan kepala, melirik ke atas sambil menopang dagu dengan sebelah tangan. “Entahlah. Kayaknya nggak ada.”

“Kok pake 'kayaknya' sih? Pasti ada dong? Coba ingat-ingat lagi,” perintah Dini yang belum puas dengan jawabanku.

“Coba kuingat ....”

Saat pulang sekolah beberapa tahun lalu...

“Bukkk!” Bahu kananku dihantam keras. Badanku sampai oleng dibuatnya.

“Kak Bayuuu!” teriaknya antusias, menghampiri seorang cowok tanpa merasa bersalah sedikit pun.

Kuambil buku yang berserak akibat bertabrakan dengan siswi berseragam putih biru. Tanpa kusadari, ada orang lain yang ikut membantu. Diambilnya salah satu buku yang terpental paling jauh dan dikembalikannya buku itu padaku.

“Ini,” katanya dengan nada bersahabat, lengkap dengan wajah cerah dan senyum lebar.

Kuraih buku itu dengan senyum tipis lalu melangkah menjauh. Baru dua langkah, suara lantang nan familiar hadir memecah keheningan.

“Ayu! Kamu jemput aku? So sweet!” sapa kak Sinta, berlari mendekat lalu mencubit kedua pipiku penuh tenaga.

“Aaa! Kebiasaan deh,” protesku.

Suara dengusan orang di dekatku terlontar begitu saja. Sontak, kuhukum orang itu dengan tatapan tajam mematikan. Sang pelaku mengalihkan pandangan sambil mengelus leher belakangnya. Melihat itu, kak Sinta malah memperkenalkanku padanya.

“Bayu, kenalin ini adikku. Masayu namanya. Dia sekolah di SMP sebelah.”

“Oh! Hai! Aku Bayu, teman sekelasnya Sinta. Salam kenal ya, Ayu!” tanggapnya ramah.

Kuraih uluran tangannya tanpa ragu lalu menjabatnya dengan ekspresi datar khasku. Para cewek di sekitar pun riuh. Mereka begitu memuji cowok di hadapanku, juga menyebutku beruntung bisa berada di dekatnya. Hmm? Apa hebatnya? batinku yang tak tahu apa-apa waktu itu.

“Oh ya, Sin! Jaketku ada di rumahmu, kan? Aku ambil sekarang ya?”

“Oke! Kalau gitu, kamu ke rumah dulu aja sama Ayu. Aku masih mau ke ruang guru soalnya.” jawab kakakku enteng.

“Aku?” sahutku terkejut.

“Yuk!” Kak Bayu langsung menggandeng tanganku dengan sedikit menyeret agar aku mengikuti langkahnya. “Kita duluan, Sin!” pamitnya sambil melangkah lebar-lebar.

“Iya!” teriak kakakku.

Entah mimpi apa aku semalam, hingga aku harus berjalan berdua dengan cowok yang baru kukenal beberapa menit lalu. Sejenak pikiranku kosong seakan tersihir. Kucoba untuk melepaskan genggaman kak Bayu. Tapi dia malah menggandeng lenganku, memperpendek jarak diantara kita sambil terus berjalan.

“Ayu, jangan begitu! Bahaya tahu,” ujarnya memberi nasihat.

“Bahaya?! Aku udah lewat sini tiap hari. Dua kali sehari malah, berangkat sama pulang. Tahu?”

“Tetep aja, kamu itu cewek.”

Hidungku mendengus. “Baru kali ini ada yang nganggep aku cewek.”

“Hahaha! Ayu! Ayu! Lucu juga ya kamu.”

***

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status