Share

Bab 19 – Dua Sisi Berbeda

“Siap!” katanya dengan senyum sambil memberikan hormat padaku.

Aji terhanyut dalam kegembiraan. Dipandanginya kertas yang kuberikan tinggi-tinggi, tak mengalihkan pandangan sedikit pun. Di samping itu, kulihat Dimas baru kembali dari luar setelah menyelesaikan urusannya. Ditunjuknya sebuah tempat dengan anggukan, memberiku kode untuk bersiap-siap.

“Ayo, Yu!” ajak Dimas, siap dengan tas di punggung.

“Ayo,” balasku, bergegas memasukkan barang-barang di atas meja.

“Mau ke mana?” tanya Aji yang tak mengetahui rencanaku dan Dimas sebelumnya.

“Perpus,” jawabku dengan satu kata.

“Kok nggak ngajak aku? Kita kan, satu kelompok,” protesnya.

“Mau ikut? Ke perpus?! Tumben? Biasanya juga nolak,” sahut Dimas keheranan.

“Emang iya?” tanyaku datar.

“Iya, Yu. Aku tuh selalu ajak Aji kalau mau ke perpus. Tapi dianya selalu ada alasan. Ujung-ujungnya pasti ngomel-ngomel. ‘Nggak ah, Dim, ribet, susah nyari bukunya, bikin pusing. Lu aja sana yang pergi, entar gue pinjem punya elu,’ pasti gitu! Se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status