Share

Bab 21 – Rejeki Nomplok

Aku pulang dengan perut kenyang berkat traktiran makan siang dari Dini. Sesampainya di rumah, ibu menyambutku di depan pintu rumah dengan senyum cerianya. Sungguh kejadian di luar kebiasaan, sebab ibu biasanya masih disibukkan dengan kegiatannya di warung jam segini.

Apa warung ibu sudah kekurangan pelanggan? pikiran buruk itu sempat menghinggap.

“Udah pulang? Makan siang dulu, Yu. Habis itu langsung istirahat. Ibu tinggal sedikit kok, beres-beres warungnya.”

“Udah tutup?!” responku, spontan membelalakkan kedua mata. “Ada apa? Ibu sakit?” tambahku khawatir, cepat-cepat memeriksa suhu badan ibu dengan punggung tanganku.

“Nggak, ibu nggak sakit.”

“Ibu istirahat aja, biar aku yang lanjutin jaga warung. Kan sayang makanannya.”

“Nggak usah. Kamu istirahat aja,” tolak ibu seperti biasa.

“Udah, nggak apa-apa. Aku nggak ngantuk kok.”

“Nggak perlu, soalnya–“

“Emang tinggal seberapa makanannya?” Buru-buru kuhampiri penanak nasi dan etalase di dalam warung, mencari jawabannya secara langsung. “
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status