Share

3. Kado Tak Terduga

Vesa Araya hampir tidak memiliki teman di kampus itu. Hal itu karena memang sebagian besar teman-teman sekelasnya adalah orang-orang yang cukup terpandang dan setidaknya memiliki kelas sosial yang lebih tinggi daripada dirinya.

Teman Vesa berasal dari fakultas lain dan tentu saja tidak diundang ke acara pesta ulang tahun Derrick itu.

Vesa sudah terbiasa diabaikan oleh teman-temannya jadi dia pun hanya berjalan sendirian dan mengambil segelas minuman yang dia duga minuman rasa leci.

Tentu saja sang pemilik acara tidak menyuguhi alkohol karena di pesta tersebut, tidak hanya dihadiri oleh teman-teman dari kampusnya tapi juga beberapa anak kecil yang kemungkinan besar adalah sanak saudara keluarga White.

Vesa menyesap minuman rasa leci itu dan tertegun ketika lidahnya sangat menyukai minuman itu. Dia langsung saja meminumnya sampai tandas hingga dia mendengar seseorang menyeletuk, "Kau tidak pernah meminum minuman semewah ini ya?"

Itu suara Alea, gadis yang ternyata sepertinya masih belum ingin melepaskan dirinya. Pandangan gadis itu terlihat merendahkan dirinya tapi Vesa tidak berbuat apa-apa dan malah tetap terdiam.

Alea yang tidak suka diabaikan itu pun langsung kembali berujar saat dia melihat kado yang dibawa oleh Vesa, "Hei, kau bawa kado untuk Derrick."

Vesa sebenarnya tidak ingin menanggapi perkataan Alea tapi tidak mungkin dia setega itu jadi dia menjawab, "Tentu saja. Aku pergi ke pesta ulang tahun, tidak mungkin aku datang tanpa sebuah kado, bukan?"

Alea mencibir, "Oh, baiklah. Kenapa kau tidak berikan langsung pada Derrick sekarang?"

Vesa terdiam. Melihat tatapan menghina yang ditunjukkan oleh Alea, sepertinya gadis itu memang sengaja ingin membuat dirinya kesal.

"Derrick, Derrick." Alea Green memanggil temannya itu dan pria yang sedang berbicara dengan teman-temannya itu langsung menoleh ke arah gadis itu dan kemudian datang menghampirinya.

"Kenapa?" tanya Derrick sambil menatap bingung Alea.

"Derrick, kapan kau akan membuka kado-kado dari kami? Teman kita yang baik ini juga membawa kado untuk kamu." Alea berbicara dengan suara yang agak keras karena sepertinya dia memang sengaja ingin teman-temannya itu mendengar dirinya sedang berbicara dengan Vesa dan Derrick.

"Vesa, kau tidak mau menyerahkan kado yang kau bawa itu untuk Derrick?" Alea beralih menatap Vesa.

Vesa menghela napasnya dan kemudian dia menyerahkan kadonya pada Derrick yang terlihat bingung tapi tetap menerimanya.

Vesa berkata, "Selamat ulang tahun. Maaf jika kau tidak menyukai kadonya."

Derrick sebenarnya tidak mengharapkan apapun dari teman sekelasnya itu karena dia tahu Vesa memang miskin. Dia tahu betul tak mungkin Vesa akan memberikan kado yang sesuai dengan keinginannya.

"Terima kasih," balas Derrick canggung.

"Derrick, kau akan membuka kado-kado dari kami sekarang kan? Aku ingin tahu apa yang diberikan oleh Vesa untukmu," Alea berujar dan tak lupa dia menyeringai ke arah Vesa yang masih saja menampilkan wajah tenangnya.

"Ah, betul. Katanya kau akan membuka kado langsung," imbuh Sebastian, sahabat Derrick.

Orangtua Derrick yang juga ada di sana kemudian mendekati sang putra, "Kalau kau ingin membukanya sekarang, tidak apa-apa."

Derrick yang mendapat persetujuan dari kedua orang tuanya itu kemudian naik ke atas panggung dan membuka satu persatu kado dari teman-temannya.

Derrick tersenyum saat membuka kado pertama yang berasal dari Sebastian, sahabat baik Derrick.

"Terima kasih, Sebastian. Ini jaket yang luar biasa," ujar Derrick.

Semua orang bertepuk tangan.

"Wah, itu kan jaket keluaran terbaru dari MnM. Harganya sekitar lima ratus poundsterling," ujar salah seorang teman sekelas Derrick.

"MnM" adalah suatu brand fashion yang amat terkenal dan hanya memiliki satu store saja di Inggris. Mereka semua tahu, barang yang dibuat oleh MnM selalu dibuat dengan jumlah terbatas dan berkualitas bagus. Sehingga tak heran jika banyak orang yang merasa bangga ketika bisa mendapatkannya.

Sebastian tersenyum pongah karena bisa memberikan kado semahal itu untuk sahabatnya.

Orangtua Derrick bahkan tersenyum senang pada Sebastian, merasa beruntung karena Derrick memiliki teman yang begitu baik hingga memberikan putranya barang yang mahal.

"Baiklah, selanjutnya akan aku buka kado dari Alea," ucap Derrick dengan bersemangat.

Dia langsung mengenali kado yang terbungkus dengan kertas berwarna cokelat tua. Ada logo "G" besar di tengahnya. Itu adalah lambang dari keluarga Green. Keluarga itu sering sekali menggunakan logo tersebut di berbagai kesempatan dan semua barang milik keluarga itu selalu terdapat huruf G.

Derrick merobek kertas kado itu dan seketika langsung tersenyum ketika melihat sebuah tas selempang kecil dengan merk "CherNos", sebuah brand yang cukup terkenal di Inggris.

"Wah, Alea. Terima kasih banyak. Ini sungguh menakjubkan," ujar Derrick penuh senyum.

Alea ikut tersenyum pada temannya itu.

Selanjutnya, Derrick melanjutkan acara buka kadonya dan Vesa yang masih menikmati minuman rasa leci di gelas ketiganya itu semakin keheranan.

Semua teman-temannya seakan berlomba-lomba untuk memberi kado termahal untuk Derrick.

Dia mulai cemas jika kado pemberiannya akan ditolak mentah-mentah oleh Derrick.

"Dan ini yang terakhir, kado dari Vesa." Derrick tidak tersenyum dan tidak penasaran. Dia bahkan sedikit malas membukanya. Tapi untuk menjaga nama baiknya, dia berusaha bersikap menghargai Vesa.

"Well, kita lihat kado apa yang diberikan Vesa pada Derrick," ujar Alea yang lagi-lagi dengan sengaja memancing semua orang untuk memusatkan perhatian mereka pada Derrick sekaligus melirik ke arah Vesa.

Derrick yang sudah merobek kertas kado itu terkejut saat membuka kotak kecil di baliknya. Dia mengeluarkan benda itu dari kotak tersebut. Derrick tertegun. Untuk beberapa saat dia tak bisa berkata-kata tapi dengan terbata-bata dia berujar, "I-ni kan..."

Alea menyeringai sambil melirik ke arah Vesa yang masih tetap tenang seperti biasanya.

Ayah Derrick yang melihat putranya terdiam itu pun mendekatinya, "Ada apa?"

Derrick memegang dan meneliti benda yang ternyata sebuah arloji itu. "I-ni...."

Derrick menoleh dan menatap Vesa, "Dari mana kau dapatkan ini, Vesa?"

Semua orang sontak menoleh ke arah pemuda itu. Senyum kemenangan terbit di sudut bibir Alea Green, dia memang sengaja ingin mempermalukan Vesa Araya karena sudah berbicara kasar terhadapnya tadi.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Asni Puri
Jahat banget.
goodnovel comment avatar
Herman
mantap,,,,keren
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status