Share

Bagian 48

Galih ikuti langkah istrinya yang kini duduk di ranjang. Ia pegang pundak Rima lembut dan duduk di sampingnya.

"Jangan ngambek!"

Rima membalikkan tubuhnya, melihat Galih sesaat, kemudian tersenyum. "Aku tidak marah, aku hanya sedang menggodamu saja!"

Galih membuang napas kasar. "Aku tidak suka kamu menggodanya seperti itu."

"Iya, maaf pak dokter!"

"Ya sudah, ayo! Sekarang saja."

Rima diam, ia sedikit mengigit bibir bawahnya. "Barusan aku cek dan sedang haid."

Galih menelan ludah tanda kecewa. "Aku puasa satu Minggu?"

Rima mengangguk pelan.

Helaan napas dari Galih kembali terdengar. "Oke, baiklah! Aku akan menahan diri sampai satu minggu ke depan, sekarang habiskan dulu makananmu, aku tidak ingin kamu sakit!"

"Yuk!" Rima mengulurkan tangannya dan mereka berdua kembali menikmati makanannya.

Hari setelah hari ini tidak menjanjikan sesuatu berjalan dengan baik-baik saja. Banyak hal yang akan berganti, bahagia tidak akan selamanya, begitu juga sakit.

****

.

.

Dua bulan pertama pernikahan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status