Apa yang akan dihadapi Zhu Fei setelah kembali ke Arkandaria? Bisa diikuti nanti di Season 2 Ksatria Naga Phoenix.
Candaka dan seluruh pendekar pembela kebenaran tidak bisa leluasa menuju ke arah istana kerajaan karena Naga Kegelapan dan pasukan Kegelapan menghadang jalan mereka.“Serahkan saja padaku dan pasukan Demonic!” seru Arjani.“Kami juga akan membatu Putri Arjani mengalahkan pasukan kegelapan ini!” seru pendekar Negeri Malaka yang turut serta dalam penyerangan ini.“Aku akan membantu kalian dengan pasukan bayangan kami!” seru Shadow Trinity yang diikuti oleh Shadow Zen.“Aku akan memimpin naga-naga Malaka untuk memberantas naga-naga kegelapan yang banyak sekali ini!” tegas Gentala.“Jangan lupakan Moghul yang sangat dendam dengan pasukan kegelapan yang telah menghancurkan kota kami!’ seru Moghul juga penuh kemarahan.“Aku serahkan kepada kalian! Semoga berhasil teman-teman!” kata Candaka yang langsung melompati pasukan kegelapan ini untuk melewatinya dengan ilmu meringankan tubuh tingkat tinggi.*****Naga-naga kegelapan memenuhi langit Kota Naga Emas sambil menyemburkan api hitam mereka
Naga Kematian dan Ruh Naga sudah menunggu Candaka beserta pendekar-pendekar kebenaran yang menyertainya seperti Gandar, Kanaya, Rinjani, Alisha, dan Yenny.“Naga Kematian ada di sini ... berarti Ananthaboga berada tidak jauh dari sini!” ujar Gandar.“Kamu yakin Gan, kalau Ananthaboga ada di dekat istana?” tanya Candaka.“Aku yakin sekali Can! Kali ini, Ananthaboga tidak boleh lolos lagi!” tegas Gandar.“Bagaimana cara kita menghadapi Naga Kematian dan Ruh Naga ini?” tanya Alisha.Tinggal selangkah lagi mereka akan memasuki istana kerajaan Kamandaria, tapi barikade dari Naga Kematian yang dibantu Ruh Naga sangat menyulitkan Gandar dan Yenny yang asli naga, sehingga akan berbahaya apabila terlalu dekat dengan Naga Kematian."Biar aku, Kanaya, Alisha dan Rinjani saja yang melawan Naga Kematian ini ... kamu, Zhian dan Yenny hadapi saja Ruh Naga dan jauhkan dari Naga Kematian," saran Candaka.Pendekar Naga Biru ini masih meragukan status Alisha yang kemungkinan adalah keturunan naga padang
Sebuah pusaran angin kencang muncul dari dalam istana menghalangi jalan Candaka dan pendekar-pendekar pembela kebenaran. "Hahaha...! Kalian tidak akan semudah itu memasuki istana kerajaan!" seru pusaran angin ini yang lambat laun berhenti memperlihatkan sosok naga raksasa berwarna hijau yaitu Ananthaboga. "Kamu seharusnya bertobat, Ananthaboga!" seru Gandar yang sudah pernah mengalahkan naga raksasa hijau ini. "Gandar ... Gandar ...! Masih saja seperti dulu, merasa percaya diri dan sok berkuasa!" sindir Ananthaboga. "Diam kamu, Ananthaboga! kamu telah melanggar semua peraturan naga dengan menjadikan naga sebagai naga kematian! Aku mendengar rumor wujudmu sudan sebiru es, kenapa kamu sekarang bisa berwujud normal lagi?" "Berkat Naga Hitam yang banyak membantuku mengembalikan wujud asliku, Gandar! Tidak seperti dirimu yang terus membela makhluk lain selain naga!" jelas Ananthaboga. "Berarti kamu sudah menyerap hawa iblis dari Naga HItam?" tanya Gandar. "Bukan urusanmu, Gandar! Aku
"Aku menyerah, Gandar!" seru naga Ananthaboga yang sudah dalam posisi terjepit.Ananthaboga tidak bisa apa-apa lagi selain menyerah kalah dan mengharapkan kemurahan hati Gandar untuk mengampuninya sebelum dia benar-benar menjadi naga kematian tanpa kesadaran."Aku tidak akan tertipu lagi dengan muslihat licikmu, Ananthaboga! Hanya kemaatian yang akan membebaskanmu dari kejahatan yang terus menerus kamu laakukn!' seru Gandar."Aku tidak menyangka kalau Raja Gandar yang bijaksana tega melenyapkan naga yang sudah tidak berdaya dan menyatakan menyerah di hadapannya!" ujar Ananthaboga mulai bersiasat."Kamu hanya berpura-pura Ananthaboga! Sudah berkali-kali kamu lakukan muslihat ini, aku tidak akan terpancing lagi membebaskanmu karena kamu sangat berbahaya!"Ananthaboga mulai merasakan hawa ketakutan saat energi es hampir menutupi seluruh tubuhnya dansudah sampai di kepala Naga Ananthaboga."Aku tidak menyangka, sosok Gandar ternyata sangat keji! Kamu bahkan tidak mau mengampuni nagayang s
Siasat Ananthaboga sekali lagi berhasil membebaskan dirinya dari kematian.Gandar yang sudah berhati-hati tidak menduga kalau Ananthaboga bisa kembali menjadi Naga Biru Es yang menciptakan naga kematian.Tadinya dia percaya saja dengan perkataan Ananthaboga yang mengatakan kalau dirinya telah disembuhkan oleh Iblis Naga Hitam."Kamu terlalu lugu, Gandar! Kamu tidak pantas menjadi Raja Naga Malaka!" sindir Ananthaboga.Gandar hanya tersenyum saja mendegar ejekan Ananthaboga terhadapnya."Kesempatanmu sudah hilang, Ananthaboga! Aku tidak akan segan-segan melenyapkanmu sekarang!" ujar Gandar."Kamu tidak akan bisa mengalahkan wujud naga es biruku ini, Gandar! Tersentuh sedikit saja, kamu akan menjadi naga kematian!" kata Ananthaboga dengan sombongnya."Kamu yakin, Ananthaboga?" tanya Gandar yang mengubah dirinya menjadi Naga Emas kembali untuk menghadapi Ananthaboga.Naga Ananthaboga sedikit terkejut dengan ketenangan yang ditunjukkan oleh Gandar."Apa kamu punya kekuatan tersembunyi yan
Jalan menuju istana ternyata dibuat bagaikan lingkaran sempit yang hanya bisa dilalui satu orang saja, membuat jalan masuk Candaka sedikit terhambat.Wuussh!Seorang gadis cantik bersenjatakan tongkat menghadang jalan mereka."Gayatri?" kata Candaka yang melihat penampilan Gayatri yang sudah sangat berbeda dibandingkan Gayatri yang dikenalnya dulu."Candaka ... lama tidak bertemu! Bagaimana kabarmu?" tanya Gayatri dengan nada suara yang biasa-biasa saja, seakan tidak pernah ada hubungan istimewa di anatar mereka berdua."Kenapa kamu ikut dengan Iblis Naga Hitam? Seharusnya kamu menjadi pihak yang melawan Iblis Naga Hitam ini!" ujar Candaka."Kamu terlalu naif, Candaka! Kamu mengira semua yang disangka orang jahat adalah jahat padahal belum tentu demikian!' ujar Gayatri."Maksudmu apa, Yatri? Kamu bermaksud mengatakan kalau kami yang salah sedangkan Iblis Naga Hitam adalah pihak yang benar?" tanya Candaka."Benar! Aku sudah dari dulu bersama kakek menjadi pengikut Naga Hitam, jadi aku
Candaka dan kawan-kawan meninggalkan Alisha untuk bertarung dengan Gayatri, sedangkan mereka tetap berusaha masuk ke dalam istana. Jalan sempit melingkar berakhir di sebuah aula yang cukup sempit untuk seterusnya ke jalan sempit melingkar lagi. "Jangan lari kamu, pembunuh!" teriak sebuah bayangan putih yang melesat kencang ke arah mereka, terutama ke arah Rinjani yang terkejut juga dengan serangan tiba-tiba ini. Candaka langsung menyerang dengan telapak tangannya yang mengeluarkan sinar merah yang tepat mengenai tangan penyerang Rinjani ini. Bayangan putih ini terpental oleh serangan jurus naga merah Candaka. "Kamu lebih memilih pembunuh ibuku ini daripada diriku, Candaka!" seru bayangan putih ini memperlihatkan wujudnya berupa Iblis Seribu Wajah alias Isyana Mukti. "Isyana! Asmawati tewas karena ulahnya sendiri yang hendak mencelakakan kami! Tidak ada hubungannya dengan Rinjani!" seru Candaka. "Wanita ini membunuh ibuku dengan keji, dan kamu masih membelanya, Candaka? Sampai s
Selangkah lagi Candaka akan sampai ke istana kerajaan tempat Iblis Naga Hitam berada.Rinjani sedang bertarung dengan Isyana untuk mengurangi penjagaan terhadap Iblis Naga Hitam.Pendekar-pendekar lainnya masih belum tiba di istana, karena masih sibuk bertarung dengan pengikut Iblis Naga Hitam."Iblis Naga Hitam, keluarlah!" seru Candaka ke dalam aula istana kerajaan."Kamu memang hebat, Candaka! Aku sudah meremehkanmu! Seharusnya kamu kulenyapkan saja dari dulu!" seru suara wanita dari dalam aula istana."Dasar wanbita berhati licik!" seru Kanaya yang memang menyimpan dendam terhadap Arkadewi yang tidak diketahui sebabnya."Kenapa Iblis Naga Hitam tidak berada di dalam aula istana ini? Kemana dia pergi?" pikir Candaka yang tidak melihat sosok yang diincar seluruh pendekar aliansi termasuk dirinya."Naga Hitam sudah pergi, Candaka! Dia tidak sebodoh itu menunggu kalian di dalam istana ini!" seru Arkadewi yang masih saja bisa berkata sombong padahal sudah diambang kekalahan besar."Kem