Sebuah pusaran angin kencang muncul dari dalam istana menghalangi jalan Candaka dan pendekar-pendekar pembela kebenaran. "Hahaha...! Kalian tidak akan semudah itu memasuki istana kerajaan!" seru pusaran angin ini yang lambat laun berhenti memperlihatkan sosok naga raksasa berwarna hijau yaitu Ananthaboga. "Kamu seharusnya bertobat, Ananthaboga!" seru Gandar yang sudah pernah mengalahkan naga raksasa hijau ini. "Gandar ... Gandar ...! Masih saja seperti dulu, merasa percaya diri dan sok berkuasa!" sindir Ananthaboga. "Diam kamu, Ananthaboga! kamu telah melanggar semua peraturan naga dengan menjadikan naga sebagai naga kematian! Aku mendengar rumor wujudmu sudan sebiru es, kenapa kamu sekarang bisa berwujud normal lagi?" "Berkat Naga Hitam yang banyak membantuku mengembalikan wujud asliku, Gandar! Tidak seperti dirimu yang terus membela makhluk lain selain naga!" jelas Ananthaboga. "Berarti kamu sudah menyerap hawa iblis dari Naga HItam?" tanya Gandar. "Bukan urusanmu, Gandar! Aku
"Aku menyerah, Gandar!" seru naga Ananthaboga yang sudah dalam posisi terjepit.Ananthaboga tidak bisa apa-apa lagi selain menyerah kalah dan mengharapkan kemurahan hati Gandar untuk mengampuninya sebelum dia benar-benar menjadi naga kematian tanpa kesadaran."Aku tidak akan tertipu lagi dengan muslihat licikmu, Ananthaboga! Hanya kemaatian yang akan membebaskanmu dari kejahatan yang terus menerus kamu laakukn!' seru Gandar."Aku tidak menyangka kalau Raja Gandar yang bijaksana tega melenyapkan naga yang sudah tidak berdaya dan menyatakan menyerah di hadapannya!" ujar Ananthaboga mulai bersiasat."Kamu hanya berpura-pura Ananthaboga! Sudah berkali-kali kamu lakukan muslihat ini, aku tidak akan terpancing lagi membebaskanmu karena kamu sangat berbahaya!"Ananthaboga mulai merasakan hawa ketakutan saat energi es hampir menutupi seluruh tubuhnya dansudah sampai di kepala Naga Ananthaboga."Aku tidak menyangka, sosok Gandar ternyata sangat keji! Kamu bahkan tidak mau mengampuni nagayang s
Siasat Ananthaboga sekali lagi berhasil membebaskan dirinya dari kematian.Gandar yang sudah berhati-hati tidak menduga kalau Ananthaboga bisa kembali menjadi Naga Biru Es yang menciptakan naga kematian.Tadinya dia percaya saja dengan perkataan Ananthaboga yang mengatakan kalau dirinya telah disembuhkan oleh Iblis Naga Hitam."Kamu terlalu lugu, Gandar! Kamu tidak pantas menjadi Raja Naga Malaka!" sindir Ananthaboga.Gandar hanya tersenyum saja mendegar ejekan Ananthaboga terhadapnya."Kesempatanmu sudah hilang, Ananthaboga! Aku tidak akan segan-segan melenyapkanmu sekarang!" ujar Gandar."Kamu tidak akan bisa mengalahkan wujud naga es biruku ini, Gandar! Tersentuh sedikit saja, kamu akan menjadi naga kematian!" kata Ananthaboga dengan sombongnya."Kamu yakin, Ananthaboga?" tanya Gandar yang mengubah dirinya menjadi Naga Emas kembali untuk menghadapi Ananthaboga.Naga Ananthaboga sedikit terkejut dengan ketenangan yang ditunjukkan oleh Gandar."Apa kamu punya kekuatan tersembunyi yan
Jalan menuju istana ternyata dibuat bagaikan lingkaran sempit yang hanya bisa dilalui satu orang saja, membuat jalan masuk Candaka sedikit terhambat.Wuussh!Seorang gadis cantik bersenjatakan tongkat menghadang jalan mereka."Gayatri?" kata Candaka yang melihat penampilan Gayatri yang sudah sangat berbeda dibandingkan Gayatri yang dikenalnya dulu."Candaka ... lama tidak bertemu! Bagaimana kabarmu?" tanya Gayatri dengan nada suara yang biasa-biasa saja, seakan tidak pernah ada hubungan istimewa di anatar mereka berdua."Kenapa kamu ikut dengan Iblis Naga Hitam? Seharusnya kamu menjadi pihak yang melawan Iblis Naga Hitam ini!" ujar Candaka."Kamu terlalu naif, Candaka! Kamu mengira semua yang disangka orang jahat adalah jahat padahal belum tentu demikian!' ujar Gayatri."Maksudmu apa, Yatri? Kamu bermaksud mengatakan kalau kami yang salah sedangkan Iblis Naga Hitam adalah pihak yang benar?" tanya Candaka."Benar! Aku sudah dari dulu bersama kakek menjadi pengikut Naga Hitam, jadi aku
Candaka dan kawan-kawan meninggalkan Alisha untuk bertarung dengan Gayatri, sedangkan mereka tetap berusaha masuk ke dalam istana. Jalan sempit melingkar berakhir di sebuah aula yang cukup sempit untuk seterusnya ke jalan sempit melingkar lagi. "Jangan lari kamu, pembunuh!" teriak sebuah bayangan putih yang melesat kencang ke arah mereka, terutama ke arah Rinjani yang terkejut juga dengan serangan tiba-tiba ini. Candaka langsung menyerang dengan telapak tangannya yang mengeluarkan sinar merah yang tepat mengenai tangan penyerang Rinjani ini. Bayangan putih ini terpental oleh serangan jurus naga merah Candaka. "Kamu lebih memilih pembunuh ibuku ini daripada diriku, Candaka!" seru bayangan putih ini memperlihatkan wujudnya berupa Iblis Seribu Wajah alias Isyana Mukti. "Isyana! Asmawati tewas karena ulahnya sendiri yang hendak mencelakakan kami! Tidak ada hubungannya dengan Rinjani!" seru Candaka. "Wanita ini membunuh ibuku dengan keji, dan kamu masih membelanya, Candaka? Sampai s
Selangkah lagi Candaka akan sampai ke istana kerajaan tempat Iblis Naga Hitam berada.Rinjani sedang bertarung dengan Isyana untuk mengurangi penjagaan terhadap Iblis Naga Hitam.Pendekar-pendekar lainnya masih belum tiba di istana, karena masih sibuk bertarung dengan pengikut Iblis Naga Hitam."Iblis Naga Hitam, keluarlah!" seru Candaka ke dalam aula istana kerajaan."Kamu memang hebat, Candaka! Aku sudah meremehkanmu! Seharusnya kamu kulenyapkan saja dari dulu!" seru suara wanita dari dalam aula istana."Dasar wanbita berhati licik!" seru Kanaya yang memang menyimpan dendam terhadap Arkadewi yang tidak diketahui sebabnya."Kenapa Iblis Naga Hitam tidak berada di dalam aula istana ini? Kemana dia pergi?" pikir Candaka yang tidak melihat sosok yang diincar seluruh pendekar aliansi termasuk dirinya."Naga Hitam sudah pergi, Candaka! Dia tidak sebodoh itu menunggu kalian di dalam istana ini!" seru Arkadewi yang masih saja bisa berkata sombong padahal sudah diambang kekalahan besar."Kem
# Pendekar Pulau Nirvana vs Pendekar Tongkat Sakti # Gayatri alias Bai Ling alias Pendekar Tongkat Sakti memiliki hawa iblis naga hitam yang kini berusaha menguasai Alisha."Sebaiknya kamu tidak melawan, agar hawa iblis ini bisa leluasa memasuki tubuhmu! Biarkan saja hawa iblis ini menguasai tubuhmu, makakmau akan hidup abadi dan juga merasakan energi yang luar biasa!" seru Gayatri."Aku tidak sudi diperbudak iblis! Aku bukanlah dirimu, Gayatri!" sahut Alisha."Kalau kamu melawan terus, tubuhmu akan hancur oleh hawa iblis ini! Tentu bukan ini yaang diinginkan oleh Candaka!' seru Gayatri lagi."Tahu apa kamu tentang Candaka!" ujar Alisha yang masih bergelut melepaskan diri dari belenggu hawa kegelapan."Aku tahu Candaka akn meenjadikanmu sebagai salah satu istrinya! Dahulu saat mengenal Caandaka, aku tidak menyangka kalau dia akan banyak disukai oleh gadis-gadis cantik!" ujar Gayatri."Kenapa kamu berpaling dari Candaka? Bukannya Candaka sangat menyayangimu, Gayatri!" ujar Alisha."
Candaka yang mencaari ke seluruh pelosok istana tidak menemukan keberadaan Iblis Naga Hitam."Kemana Iblis Naga Hitam ini pergi? Kenapa tidak ada seorang pendekarpun yang berhasil memergoki kaburnya Iblis Naga Hitam? Lebih baik aku kembali untuk menanyakannya kepada Arkadewi!" ujar Candaka dalam hati.Namun Candaka tidak menemukan Arkadewi.Hanya ada Kanaya yang sedang tersenyum kepadanya."Kemana perginya Arkadewi?' tanya Candaka."Dia sudah pergi, Kak Candaka! Aku membiarkannya pergi!" ujar Kanaya."Kenapa kamu biarkan pergi, Kanaya?" tanya Candaka."Arkadewi memberitahukan lokasi bersembunyinya Iblis Naga Hitam sebagai ganti dibebaskannya dirinya.""Kamu tahu tempat bersembunyi Iblis Naga Hitam?" tanya Candaka."Kata Arkadewi, Iblis Naga Hitam pergi ke Alam Surgawi! Aku tidak tahu tempat apa itu, tapi kata Arkadewi kalau Kak Candaka mengetahuinya!" ujar Kanaya."Aku pernah pergi ke sana bersama Jayanti dan Kumalasari!" Teringat Jayanti membuat hati Candaka kembali bersedih."Di ma