Share

BAB 10

Aku tahu ayah sedang menegurku dengan cara halus. Aku memang bersalah, aku lepas kontrol hingga membuat Marry dalam keadaan koma hingga kini. 

Meski aku punya alasan, aku memilih diam.

Aku tak ingin mendebat orang yang telah mengajariku berbicara.

Kefasihan ayah bicara, kebijakan kata-katanya, ketajaman analisanya, semua terwarisi oleh kami anak-anaknya. 

Tapi di hadapan ayah, kami tak pernah mendebat. Jika pun harus memberikan argumen maka argumen itu kami sampaikan dengan cara yang sopan dan tidak menyakiti orang tua kami.

"Ayah mestinya mengatakan itu pada kakaknya Nandean." Kata Kak Ilham dengan santai.

Ayah tersenyum.

"Yang ada ayah langsung diusir siapa itu namanya? Lily? Ya Lily!" Ledek kak Irfan.

Mereka pun tertawa.

"Bagaimana hasil rundingan keluarga Pak Regar tadi?" Tanya Ayah padaku.

"Mengumpulkan sumbangan dari tiap anggota keluarga." Jawabku.

Ayah mengangguk-angguk.

"Berapa yang terkum
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status