Share

BAB 4: Dunia Winter

“Paula, jangan!” Winter yang lugu dan lembut itu menarik tangan sahabatnya meminta untuk tidak melakukan sesuatu. Seseorang yang merekam hanya tertawa kecil.

“Tidak apa-apa Winter, jangan malu” jawab Paula menyemangati.

“Tapi Paula...” Winter menggeleng tetap pada keyakinannya yang tidak mau melakukan apapun.

“Ayolah Winter, aku tahu kau menyukai Hendery sejak dua tahun yang lalu. Memangnya kenapa jika kau mengungkapkan perasaanmu kepadanya? Lihat dia, dia sangat cocok denganmu, aku juga sudah mendengar dari Mico bahwa Hendery juga beberapa kali bertanya tentangmu.”

“Itu mustahil Paula” Winter berucap dengan sedih. “Mana mungkin pria setampan dan sepopuler dia menanyakan aku.”

Hendery adalah seorang pria yang sangat populer, dia sangat tampan dan pandai berolahraga, Winter menyukainya sejak dia masuk ke sekolah. Namun, tidak hanya Winter yang tertarik kepada Hendery, hampir seluruh gadis di sekolah menyukainya.

“Astaga Winter, apa sekarang kau tidak percaya pada ucapanku?” Paula menatap sedih Winter dan membuat Winter menjadi merasa serba salah untuk menjawab.

“Bukan seperti itu Paula.”

“Cobalah untuk berani, kau sangat cantik Winter, Hendery menyukaimu dan dia tertarik padamu juga.”

Belum sempat Winter menjawab, Paula langsung mendorongnya dengan paksaan.

Winter yang merasa ragu dan tidak memiliki keberanian apapun itu akhirnya di dorong Paula hingga kakinya begerak masuk ke dalam lapangan basket. Dengan cepat Paula menutup pintu pagar dan segera berdiri di luar.

Beberapa orang pria langsung menyadari kehadiran Winter yang sangat mencolok.

Tubuh Winter gemetar seketika, gadis itu melihat Paula dengan wajah yang pias tampak gugup. Sementara tangannya menggenggam sebuah surat yang ingin dia berikan kepada Hendery.

Tadinya Winter ingin memberikannya dengan cara menyimpannya di loker Hendery secara diam-dam, namun karena sahabatnya Paula melihatnya, Paula merebutnya dan mendorong Winter untuk memberikannya secara langsung.

Kaki Winter yang gemetar itu melangkah, setetes keringat dingin membasahi wajahnya yang tembam.

Semua anak-anak basket melihat ke arahnya sambil berbisik.

“Lihat dia, dia sangat bodoh.” Bisik seseorang yang memegang kamera tengah merekam Winter, orang  menertawakan kepolosan Winter yang mau saja di kelabui oleh Paula.

“Biarkan saja, dia kan badut sekolah” timpal Paula yang menahan tawanya merasa terhibur. “Sangat menjijikan” timpalnya lagi terdengar sangat jahat, sangat berbeda dengan sikap manisnya saat berada di depan Winter.

“Lihatlah, penonton semakin banyak yang bergabung,” kata seseorang yang tengah memegang kamera menunjukan ribuan penonton yang melihat secara langsung apa yang Winter lakukan.

Napas Winter sedikit tersendat karena gugup, gadis itu mendekati kerumunan anak-anak pemain basket dan berhenti di depan Hendery yang kini tengah beristirahat.

Hendery yang sempat menalikan sepatunya langsung terdiam dan mengangkat kepalanya, melihat Winter yang sering dia lihat di sekitarnya.

Semua teman-teman Hendery ikut terdiam dan melihat Winter.

“Ada apa?” Tanya Hendery dengan nada dinginnya karena risih di lihat semua orang.

Tangan gemetar Winter bergerak memberikan sebuah kertas kepada Hendery. Winter memejamkan matanya dengan erat karena malu, keberaniannya sudah dia kerahkan tanpa sisa. “Aku harap kamu mau menerimanya,” ucap Winter terbata memberikan surat cinta pertamanya.

Teman Hendery yang melihat langsung bersiul menggoda. “Wow, kau mendapatkan surat cinta lagi.”

Hendery tersenyum masam melihat Winter. “Simpan saja! Aku tidak bisa menerimanya” tolak Hendery dengan ketus.

Perlahan Winter membuka matanya, bola matanya yang biru secerah langit itu tampak bingung, “Mengapa?.”

“Kau bukan tipeku” jawab Hendery dengan napas yang sedikit kasar, “Lagi pula, mengacalah sebelum memberikannya kepadaku, bagaimana bisa aku berkencan dengan gadis bertubuh besar seperti hewan ternak babi sepertimu.”

Semua orang tertawa terbahak tidak dapat menahan diri untuk tidak tertawa.

Wajah Winter memucat kaget, bibir mungilnya gemetar hebat mendengarkan penghinaan di depan umum. Kepala Winter terangkat melihat semua orang yang ikut tertawa, termasuk Paula sahabatnya yang sudah mendorong Winter untuk menyatakan perasaannya kepada Hendery.

Kini Paula ikut menertawakan dirinya, dia terlihat sangat puas melihat Winter di permalukan.

“BAJINGAN!” Kemberly berteriak keras hingga melempar mouse di tangannya ke layar kaca komputer.

***

Jam di dinding sudah menunjukan lewat tengah malam, suasana sepi kamar Winter terasa sangat dingin dan berantakan. Sepanjang malam Kimberly terus mencari tahu siapa Winter Benjamin hingga ke dasar, Kimberly juga berusaha mencari-cari keberadaan handpone Winter yang tidak di ketahui keberadaannya.

Setelah beberapa jam mencarinya, Kimberly akhirnya menemukan handpone Winter di dalam tas sekolahnya sendiri. Dari handpone yang di temukan, Kimberly semakin menemukan banyak kebenaran menyedihkan tentang kehidupan Winter Benjamin.

Ada banyak kebenaran yang Kimberly dapatkan, Paula dan Winter berteman sejak kecil.

Saat masih kecil, Winter sangat bersinar dan suka pilates, gadis itu mengumbarkan senyuman di setiap waktu dan aktif melakukan banyak hal seperti anak-anak seusianya.

Namun, entah apa yang sudah membuat gadis itu berubah..

Winter bersinar semasa kecilnya saja, saat mulai beranjak dewasa dia berubah, tidak lagi tersenyum dan hanya menunduk tidak pernah mau memandang kamera lagi.

Kimberly juga mulai mengetahui, jika Paula adalah orang yang selalu mendorong Winter untuk memakan banyak cokelat dan kue. Ada banyak catatan yang Winter tinggalkan di bukunya dan bukti-bukti percakapan di pesan yang tertinggal.

Paula mengatur kehidupan Winter hingga ke dasar seakan tubuh dan pikiran Winter harus di kuasai dan di atur oleh Paula.

Kehidupan Winter sangat kacau, dia tidak memiliki kemampuan untuk menjaga dirinya sendiri, bahkan kekayaan dan kekuasaan yang di miliki keluarganya seakan tidak berpengaruh apa-apa untuk Winter.

Suara hembusan napas berat terdengar dari mulut Kimberly, Kimberly menjatuhkan dirinya ke ranjang dan terbaring di sana.

Pikiran Kimberly berkecamuk memikirkan hari yang akan di di lewatinya esok. Kimberly pasrah jika besok dia meninggal karena itu sudah menjadi keputusannya.

Namun,  jika dia tetap hidup dengan tubuh seorang gadis bernama Winter, mau tidak mau Kimberly harus menjalankannya.

Tetapi, bagaimana cara Kimberly menjalani kehidupan Winter Benjamin? Semua yang di miliki Winter berantakan, tubuhnya, pola pikirnya, kehidupan sehari-harinya, kehidupan sekolahnya, semuanya berantakan dan kacau.

Meskipun begitu, kehidupan kedua yang terjadi pada Kimberly sekarang adalah anugrah dari Tuhan.

Ini adalah kesempatan kedua yang telah Tuhan berikan.

Kemberly terbaring di tengah ranjang sambil memandangi langit-langit kamar yang di hiasi pernak-pernik hiasan bintang yang menyala.

Banyak buku yang terbuka bertebaran di lantai, beberapa buku album photo terbuka dan bertaburan. Seluruh isi kamar benar-benar di buat berantakan oleh Kimberly.

Kimberly bernapas dengan cepat merasa sesak dan sangat tidak terbiasa dengan tubuh yang besar yang gampang berkeringat dan kelelahan.

“Jika besok aku masih hidup dengan tubuh Winter. Aku akan menjadi dia dan memulai hariku yang baru,” ucap  Kimberly dengan suara yang memberat di penuhi oleh keyakinan kuat.

Sebuah tekad dan rencana muncul di pikiran Kimberly, dia akan akan segera melakukan rencananya jika besok setelah dia bangun, dia tetap menjadi Winter Bejamin.

Perlahan Kimerly memejamkan matanya dan tertidur.

Kimberly sedang mengumpulkan sisa-sisa mental dan kejiwaannya yang masih normal untuk tetap bisa bersikap biasa saja dengan keajaiban yang dia dapatkan hari ini.

Kimberly harus menjalani harinya esok dengan baik dan berani memulai sesuatu yang baru jika memang besok ketika dia membuka mata, dia masih hidup dan masih berada dalam tubuh Winter.

To Be Continue..

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Kikiw
rinci banget asal usulnya, sebab akibatnya, narasinya enak dibaca meskipun ada typo
goodnovel comment avatar
putri lily
cerita yg menarik
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status