Share

2. Tamu

Sect Master Long Xia mengepalkan tangannya dengan keras saat elder She selesai mengatakan keperluannya yang tidak lain adalah mengabarkan bahwa murid Dragon Tomb Sect melihat sebuah pergerakan mencurigakan dalam jumlah besar yang diyakini mendekati wilayah sekte tersebut. Dan yang semakin membuat Long Xia marah, karena ia mengenali identitas dari rombongan itu.

"Apakah Red Bat Palace benar-benar sudah mengetahui rahasia dibalik Dragon Tomb Sect dan berniat memastikan kebenarannya?" batinnya.

"Sect Master … apa yang akan kita lakukan?" Elder She yang melihat Long Xia melamun segera menyadarkannya.

"Segera beri perintah untuk memperketat penjagaan dan kirim beberapa murid untuk memata-matai pergerakan mereka!"

"Baik, Sect Master!" Elder She memberikan hormat lalu meninggalkan ruangan Long Xia. Sementara Long Xia sendiri berjalan mendekati rak buku yang ada di ruangannya tersebut. Setelah tetua She tidak terlihat, Long Xia menekan sebuah patung naga berwarna keemasan di rak tersebut dan seketika rak itu bergerak lalu berputar. Pada kesempatan berikutnya, menunjukkan sebuah jalan yang belakangan diketahui menuju ke ruangan lain di bawah tanah.

Bersamaan dengan itu, di dalam hutan yang merupakan perbatasan Dragon Tomb Sect dan dunia luar, terlihat pergerakan sekelompok orang dalam jumlah besar, mengenakan pakaian berwarna merah dan jubah seperti sayap kelelawar. Mereka tidak lain adalah rombongan dari Red Bat Palace.

"Tuan, kita sudah berada di perbatasan wilayah Dragon Tomb Sect. Apa yang akan kita lakukan selanjutnya?" Salah seorang anggotanya menghadap kepada seorang pria yang mengenakan pakaian sama dengan mereka. Namun, pria tersebut memiliki atribut lainnya pada bagian kepalanya yang menyerupai bentuk kepala kelelawar.

"Segera berikan perintah untuk mendirikan tenda di sekitar tempat ini. Kita akan menunggu kabar dari Lord Gao Mingjie, baru melangkah lebih jauh," jawabnya. Belakangan diketahui, sosok itu merupakan salah satu dari empat pilar tertinggi Red Bat Palace, tepatnya Second Pillar bernama Ma Wuqing atau lebih dikenal sebagai Flying Horse Lord di dunia kultivator.

"Baik, Tuan," balas anggota Red Bat Palace yang merupakan tangan kanan dari Ma Wuqing.

Malam datang begitu cepat, bulan kini bersinar terang menunjukkan senyumannya yang lembut untuk mengusir kegelapan. Bintang-bintang juga menciptakan keindahan yang luar biasa.

Di sebuah jalanan, terlihat sejumlah anggota Red Bat Palace sedang berjalan mendekati pintu gerbang Dragon Tomb Sect. Sosok pria yang terlihat berusia empat puluh tahunan namun sebenarnya sudah berumur empat ratus tahun lebih itu merupakan pemimpin dari mereka yang belakangan diketahui bernama Gao Mingjie atau di dunia kultivator lebih dikenal dengan sebutan Shadow Demon Lord.

"Berhenti," ujar murid Dragon Tomb Sect.

Mendengar teriakkan itu, Gao Mingjie memberikan instruksi kepada anggotanya untuk menghentikan langkah. Maju ke depan satu langkah, Gao Mingjie mengangkat suaranya.

"Katakan kepada Sect Master kalian, aku Gao Mingjie datang berkunjung."

Mendengar nama Gao Mingjie, membuat kaki murid itu bergetar hebat. Sebagai murid dari Dragon Tomb Sect, tentunya ia pernah mendengar nama besar Gao Mingjie yang disegani oleh semua kultivator. Oleh karena itu, mau tidak mau murid tersebut membalikkan badannya dan mengikuti kemauan Lord dari Red Bat Palace tersebut. Sementara murid lainnya tetap berada di sana untuk menjaga agar kelompok itu tidak masuk secara paksa.

Sepeninggalnya murid tadi, terlihat sesosok melayang di udara dan berhenti tepat di depan pintu masuk Dragon Tomb Sect. Sosok itu tidak lain adalah Long Xia.

"Lord Gao Mingjie, ada apa gerangan berkunjung malam-malam kemari? Bukannya kami tidak ingin menerima, tetapi hari sudah begitu larut. Terlebih lagi, membawa pasukan yang dapat meratakan sekte kecil dalam waktu singkat. Bukankah itu terlalu berlebihan?" ujar Long Xia sambil meletakkan kedua tangannya di belakang.

"Sect Master Long terlalu berpikiran jauh. Pasukan yang kubawa sangatlah sedikit, dan hanya untuk berjaga di perjalanan. Sementara untuk bertamu, aku tahu ini tidaklah wajar tetapi apakah Anda tega membiarkan kami kembali setelah melalui perjalanan jauh? Aku hanya ingin bertamu ke Dragon Tomb Sect, bukankah sudah lama kita tidak bertukar kata?" Lord Gao Mingjie tersenyum tipis.

Sementara itu Long Xia mengerutkan keningnya, namun segera mengubahnya menjadi sebuah senyuman sebelum ada yang melihatnya.

"Kalau memang demikian adanya, tidak ada alasan bagiku untuk menolaknya. Tetapi Lord Gao harus mengingat, Dragon Tomb Sect cukup luas, jangan sampai ada anggota Anda yang tersesat. Aku takut mereka tidak dapat menemukan jalan yang benar dengan mudah." Long Xia berkata dengan nada tegas, namun tetap sopan.

"Sect Master Long tidak perlu mengingatkan. Dari awal aku sudah memberitahu mereka bahwa Dragon Tomb Sect cukup luas. Jadi, tentunya mereka akan lebih berhati-hati." Gao Mingjie memahami arti perkataan Long Xia, namun memilih untuk tidak membahasnya lebih jauh. Bagaimanapun juga mereka adalah tamu, jadi harus menjaga hati dari si pemilik rumah.

"Baiklah, kalau begitu. Mari, silahkan masuk!" Long Xia mempersilahkan anggota Red Bat Palace memasuki halaman sektenya. Bersamaan dengan itu, ia mengirimkan pesan pikiran kepada muridnya.

"Segera cari para Elder Sect dan sampaikan aku menunggu mereka di ruangan tamu. Cari semuanya, jangan sampai ada yang terlewat satu orang pun."

Mendapatkan pesan pikiran itu, sang murid mengangguk samar. Sementara Long Xia membawa anggota Red Bat Palace memasuki ruang tamu sekte.

"Ku harap hanya pemikiranku saja yang terlalu berlebihan," ujar Long Xia dalam hatinya.

*****

Long Tian penasaran dengan apa yang ayahnya bicarakan kepada sang paman, Long Huo. Namun, bocah itu tidak memiliki keberanian untuk mendekati mereka ataupun hanya sekedar menguping saja. Meskipun tidak dapat mendengarkan obrolan mereka, tetapi Long Tian bisa melihat sang ayah memberikan sebuah benda kepada si pamannya itu yang tidak lain adalah sebuah cincin.

"Kenapa ayah memberikan cincin semesta kepada paman Huo. Terlebih lagi, itu adalah cincin semesta yang biasa ayahanda kenakan sepanjang waktu." Long Tian membatin.

Tatapan matanya memandangi tajam ke arah cincin semesta yang berwarna keemasan itu.

Cincin semesta sendiri merupakan sebuah benda gaib yang biasa digunakan oleh para kultivator dan mampu menyimpan benda-benda mati ke dalamnya. Di Benua Dataran Rendah, cincin semesta dibagi menjadi tiga, sesuai dengan kemampuan penyimpannya.

Pertama, cincin semesta berwarna perunggu, merupakan ruang penyimpanan yang paling rendah kualitasnya, bisa menampung benda-benda mati ke dalamnya seluas kota kecil. Kedua, cincin semesta berwarna keperakan, mampu menampung benda-benda seluas kota besar. Sementara terakhir cincin semesta berwarna keemasan, atau yang paling tinggi, mampu menyimpan benda-benda sebanyak setengah Benua Dataran Rendah.

Dan yang Long Tian ketahui, Benua Dataran Rendah adalah tempat yang sangat besar, dan dia sendiri tidak mampu membayangkan luasnya. Namun, untuk menjadi tolak ukur, Benua Dataran Rendah sendiri terdiri dari ratusan atau ribuan kota di dalamnya. Sedangkan cincin semesta yang diberikan sang ayah, merupakan cincin berwarna keemasan. Sudah bisa dibayangkan bukan? Pikirnya.

Setelah kepergian sang ayah dan pamannya yang kembali ke perpustakaan, Long Tian memilih untuk berpura-pura membaca buku agar sang paman tidak mencurigai bahwa dirinya mengintip dari kejauhan. Namun, Long Huo bukanlah manusia sembarangan, dia sudah menyadari kelakuan sang keponakan.

"Tian'er, apakah kau ingin mengetahui apa yang ku bicarakan dengan ayahmu?"

Long Tian berpikir sejenak, kemudian menggelengkan kepalanya. "Tidak perlu, paman," ujarnya dengan nada pelan dan memasang wajah lesu.

"Hm, baiklah kalau begitu. Untuk selanjutnya, jangan penasaran lagi karena Paman tidak akan memberitahumu setelah ini." Long Huo berniat meninggalkan Long Tian.

Namun, sebelum sang paman pergi, Long Tian segera menghentikannya. "Jangan, Paman … baiklah aku penasaran, memangnya apa yang Paman dan ayah bicarakan?"

Mendengar perubahan drastis dari sang keponakan, Long Huo tertawa kecil, namun satu tarikan napas selanjutnya berubah menjadi serius. "Ayahmu menyerahkan ini …" ujarnya menunjukkan cincin semesta berwarna keemasan.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Adi Ar74
seruuuu cerita nya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status