Share

Menahan Sakit

Sepertinya senja akan perlahan menghampiri, kabut hitam tampak mulai hadir menghiasi langit dibatas senja Pulau Dewata.

Sebentar lagi, rona merah akan merajai lazurdi. Nuansa sore mulai tampak di pulau indah dan menawan ini.

Salah satu bentuk bukti keagungan Tuhan yang sangat nyata, terpampang di Pulau ini.

Kami masih berada didalam kamar sesampainya di pulau ini.

"Dek, sepertinya ini sudah tiba waktu ashar. Kita mau sholat dimana?" tanya Suami ku.

"Sholat di kamar aja ya, mas. Aku lagi males jalan jauh," kilahku.

Sengaja kuajak ia untuk menunaikan ibadah dikamar ini, karena rasa nyeri mulai mengusik perutku kembali.

"Ya udah, Dek. Aku mandi lagi ya, gerah soalnya," pamit Mas Tama.

Aku pun mengangguk sembari menahan rasa sakit yang menghampiri tubuhku. Rasa sakit itu semakin terasa, rasanya ingin ku berteriak sekencang mungkin.

Untung saja Mas Tama tak melihat aku bergulat melawan rasa sakit ini, dan beruntung juga ia tak mendengar rintihan kesakitan yang aku jeritkan.

Mungk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status