Share

Motornya Buatku Saja

3. SUAMI DAN MERTUA TAK TAHU AKU BANYAK UANG

 

 

Motornya buatku saja!

 

"Maksudnya apa kamu ngasih tespek ini, Ardan?"tanya ibu dengan sedikit penekanan.

 

Ardan dan Rista saling memandang.

 

"Itu hadiahnya, Bu. Rista lagi hamil," jawab Ardan dengan wajah bahagia.

 

"Bukankah seorang cucu lebih berharga dari pada emas dan berlian," lanjut Ardan seperti ketakutan.

 

Kulihat wajah ibu berubah datar, padahal tadi sangat merah menahan amarah. Aneh sekali mantu mau punya anak kok expresinya biasa aja.

 

"Apa, kamu hamil, Ris? berapa bulan?" tanyaku antusias.

 

Ibu terlihat mencebikkan mulut, kentara sekali jika ia tak suka dengan kabar gembira ini, wanita yang banyak gaya itu pasti mengharapkan berlian dari anak mantunya.

 

Kasihan sekali kamu, Bu. Jadi pengen ngakak, eh.

 

"Baru enam Minggu, Mbak," jawab Rista santai.

 

Putri sultan itu memandang wajah mertuanya dengan tatapan kecewa, jelas saja kecewa kalau punya mertua mata duitan, giliran ngasih sesuatu muji setinggi langit, tapi pas ga ngasih apa-apa akan menghina sampai puas, ya seperti padaku contohnya.

 

"Ibu ga suka ya kalau Rista hamil?" tanya Rista sendu.

 

Ibu mendongkak menatap mantu kesayangannya sambil geleng-geleng kepala.

 

"Eng engga gitu, Ris. Ibu seneng kok, selamat ya semoga bayimu sehat dan laki-laki," jawabnya, kini ia mulai tersenyum walau sedikit terpaksa.

 

"Mau laki-laki atau perempuan asalkan lahir sehat dan selamat, Bu," sahut Mas Heri yang sejak tadi diam saja.

 

Kami semua akhirnya makan masakanku, suasana hening karena ibu tak banyak bicara, selesai makan aku langsung mengecek ponsel dan membuka aplikasi efbe.

 

Penasaran saja melihat komentar teman-teman ibu, bagaimana reaksinya saat mereka tahu kalau isinya itu  bukan berlian.

 

Benar ternyata banyak yang memberikan komentar sinis dan ejekan.

 

"Hahaha boro-boro berlian, itu mah six pack, eh salah tespek." Tulis salah salah satu akun gambar Dora Emon, lengkap dengan emoticon ngakak di ujungnya.

 

"Yah kok gelap, ga seru ah padahal saya mau lihat expresi Bu Ninik pas tahu dalem kotak itu bukan berlian." Akun yang bernama Sesilia itu memberi komentar.

 

"Padahal udah ngarep banget pengen berlian, eh ternyata zonk." Tulis akun yang bernama Angelina Jolie.

 

Aku jadi senyum sendiri membacanya, entah mengapa akun Angelina Jolie menjadi pusat perhatianku, setelah nama itu diklik ternyata akun itu milik Bu Iroh tetangga ujung gang.

 

"Kamu lihat apaan sih senyum-senyum sendiri gitu?" tegur Mas Heri.

 

"Ah ini Mas, baca komen-komen live streaming Ibu," jawabku sambil menahan tawa.

 

"Ibu belum matiin live streaming-nya?" tanya Mas Heri.

 

Ibu terdiam sejenak lalu pergi entah kemana, mungkin hendak mematikan ponselnya yang berada di ruang tamu.

 

"Maaf ya, Bu, aku sudah bikin malu Ibu," ujar Rista dengan wajah menyesal.

 

"Engga apa-apa kok, Ris, Ibu sudah biasa dihina dan dipermalukan." Mata ibu terlihat berkaca.

 

Bukannya dia yang selalu menghina dan mempermalukanku? giliran dihina balik oleh orang lain mewek.

 

Mereka terlihat berpelukan, setelah itu Rista dan Ardan pamit hendak pulang. Di rumah suasana kembali tegang, Mas Heri dan ibu masih cemberut sesekali menatapku dengan sinis.

 

"Sekarang jawab! Kamu dapat duit dari mana buat beli motor itu?" tanya Mas Heri mengintrogasi.

 

"Jangan-jangan kamu jual diri ya sama Om Om?" selidik ibu.

 

Ingin sekali kusumpal mulutnya pakai tai ayam, ngomong kok seenaknya.

 

"Ya duit dari hasil jualan, Mas. Ibu juga jangan sembarangan nuduh-nuduh ya, selama setahun aku nabung buat beli motor itu," jawabku sedikit tegas.

 

Gitu banget punya mertua, suudzon mulu giliran minyak wangi sama skincare-nya abis minta sama aku.

 

"Buang-buang duit aja kamu ya, kita ini sudah punya motor ngapain beli motor lagi mending buat renovasi rumah , udah mau roboh rumah kita," sela Mas Heri ketus.

 

"Aku beli karena butuh buat COD sama ke pasar, lagian kamu juga seringnya ga ngasih kalau aku mau pakai motor, salah sendiri kenapa pelit," sanggahku.

 

Malas rasanya merenovasi rumah karena melihat sikap ibu dan Mas Heri yang tak pernah menghargaiku, walaupun rumah ini atas namaku karena hadiah dari almarhum ayah mertua.

 

Tapi tetap saja rasanya tak rela jika mereka menikmati hasil jerih payahku tapi masih suka menghina dan merendahkan diri ini, biarkan saja Mas Heri kerja keras dan banting tulang mencari uang untuk merenovasi rumah.

 

"Harusnya beli motor biasa aja yang harganya di bawah 20jutaan jangan motor mahal begitu, mau bergaya kamu? tukang seblak aja banyak gaya!" celetuk ibu sambil mendelik.

 

"Sudahlah, Bu, motor itu belinya pakai uangku ga minta siapa-siapa jadi ga usahlah dipermasalahkan," jawabku dengan malas.

 

Entah mengapa di mata ibu dan Mas Heri apa yang kulakukan pasti semuanya salah, Mas Heri terus memandangku dengan wajah masam dan pandangan menyelidik.

 

"Kamu mau bergaya supaya dilihat keren di hadapan orang-orang gitu?" tanya Mas Heri.

 

"Aku sudah bilang motor itu buat ke pasar sama COD-an, Mas, kenapa sih kamu mikirnya jelek begitu? aku 'kan ga ngerepotin kamu," sanggahku sedikit kesal.

 

"Gini aja deh kalau bener motor itu buat ke pasar sama nganterin makanan ke pelanggan maka kamu pakai saja motor Heri, terus Heri pakai motor kamu, gimana?" usul ibu.

 

Benar-benar usul yang licik! Jika begini Mas Heri yang bergaya aku yang kerja, enak aja dipikir nyari uang itu mudah.

 

"Nah iya, aku setuju dengan usul Ibu, lagian ga baik perempuan kaya kamu pake motor bagus, tar dibegal baru tahu rasa, mending aku aja yang pakai," sahut Mas Heri seperti mendapat angin surga.

 

 

Bersambung.

 

Kasih like, komen dan follow akunku ya

 

 

 

 

Comments (16)
goodnovel comment avatar
om jek
lumayan menarik.... ...️...
goodnovel comment avatar
Ramina Sihombing
mertua yang gaktau malu
goodnovel comment avatar
Yulinda Etfita
cerita yang menarik buat kita perempuan
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status