Share

Bab 44.B

"Mbak Naya, bisa berhenti di depan?" tanyaku pada supir baru, Mas Satria sengaja memilih seorang wanita agar tidak ada ikhtilat diantara kami berdua saat bersama.

"Bisa, Bu," sebentar ya." Ia menuruti perintahku.

"Tolong jagain Hanan sebentar ya, saya mau nemuin orang itu."

"Oh iya, Bu, sini Dedek Hanannya."

Kuserahkan Hanan yang tertidur lelap ke pangkuan Naya, beruntung anak itu tak menangis.

Aku segera berlari menembus kemacetan hingga akhirnya tubuhku sudah ada di hadapan ibu.

"Bu, kenapa di sini?" tanyaku sedikit berteriak.

"Ibuu!" teriakku sekali lagi, karena ia tak merespon panggilanku.

"Ibu, ngapain di sini?" Aku menyentuh pundaknya.

Ia menepis dengan kasar lalu memandangku dengan berang.

"Diam! Aku lagi nunggu mantuku, Amira, dia janji mau ngajak shoping hari ini," jawabnya ngelantur.

Tiba-tiba ponselku berdering, ternyata Mas Satria yang menelpon, karena takut ia marah aku segera menjawabnya.

"Sayang kamu di mana? kok belum nyampe juga?"

"Iya sebentar lagi nyampe kok, ini se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status