Share

Istriku Minta Cerai Setelah Aku Tagih Hutangnya.
Istriku Minta Cerai Setelah Aku Tagih Hutangnya.
Penulis: Winarsih_wina

Pinjam Uangmu, Mas.

"Mas pinjam uang seratus ribu."

Aku menatap asma seperti biasa dia akan meminjam uang padaku. Entah apa saja yang di beli, sampai uang lima puluh ribu gak cukup sehari.

"Untuk apa lagi? Apa tak cukup uang lima puluh yang aku kasih tadi pagi?"

Asma mulai cemberut seperti biasa, jika aku tanya uang lima puluh yang selalu kurang baginya.

"Hanya perlu seratus ribu, mas. Kenapa kau tanya uang lima puluh ribu itu? Percuma kalau ku jelaskan kau tak akan mau dengar."

Mulai lagi setiap di ajak bicara dia akan mulai berteriak.

"Aku hanya pinjam seratus ribu tapi kau minta penjelasan panjang lebar. Apa tak kau dengar suara token listrik yang sudah menjerit, seperti janda minta uang suami orang itu."

Mulai lagi, kalau soal uang dia akan mulai menyindir, mbak Ani yang selalu pinjam padaku kalau anaknya butuh bayar uang sekolah.

"Gak usah bawa-bawa janda, ini seratus ribu, ingat sudah lima ratus ribu belum kau bayar hutangmu."

Tanpa menjawab dia bergegas keluar, tak lama kembali mengambil kursi dan mulai mengisi token listrik sendiri tanpa minta bantuan ku. Akhirnya hilang juga teriakan janda minta uang yang Asma bilang.

"Aku lapar siapkan makanan, Ma." pintaku.

"Pergi ke rumah ibumu, tak ada masakan lagi di rumah ini, tadi di bawa ibu pulang semua."

Keterlaluan suami pulang kerja bukannya di kasih makan, dia justru minta aku makan di rumah ibu.

"Aku menafkahi mu untuk menyiapkan makanan, kenapa aku harus makan di rumah ibu?" tanyaku

"Karena makanan yang aku beli dengan uang lima puluh ribu itu, sudah berada di rumah ibumu, jadi makan di sana saja."

Aku menarik napas menahan kesal, daripada ribut terus lebih baik aku ke rumah ibu saja.

"Kalau begini percuma aku beri uang. Ujung-ujungnya aku harus makan di rumah ibu."

Asma tak menjawab dia hanya diam saja, meski melihatku keluar naik motor ke rumah ibu.

"Makanya lain kali dengar kalau orang tua ngomong. Gadis miskin pengangguran kau nikahi inilah hasilnya."

Ibu mengomel sembari meletakan makanan di piring ku. Meski di jatah tapi tak apalah daripada lapar.

"Asma bilang semua ini di beli mengunakan uang lima puluh ribu pemberianku, Bu. Jadi dia minta aku makan di sini," ucapku.

"Dan kau percaya? Mana cukup lima puluh ribu. Makan pakai ayam dan menu lengkap begini ada buahnya juga."

Aku menatap meja makan, ibu benar tak mungkin dengan lima puluh ribu bisa beli segini banyak makanan. Asma pasti berbohong dia sudah keterlaluan.

"Makanya tak perlu kau beri dia uang banyak-banyak, cukup sepuluh ribu sehari sisanya beri ke ibu. Kau bisa makan enak di sini."

Ibu benar kalau bisa makan seenak ini setiap hari. Buat apa memberi asma uang banyak, kalau hasilnya makan tak jauh dari tahu dan tempe.

"Kalau begitu mulai besok aku makan di sini, Bu. Asma biar aku jatah sepuluh ribu, biar dia mau makan apa dengan uang itu."

Aku senang melihat ibu tersenyum, baguslah kami berdua menemukan solusi masalah ini. Aku bisa makan enak sedangkan ibu dapat uang lebih dariku.

"Jadi kau beri aku sepuluh ribu untuk makan sehari, sedangkan kau makan di rumah ibumu, Mas?"

Aku mengangguk mendengar pertanyaan asma, lalu meninggalkan dia yang mematung sembari memegang uang sepuluh ribu.

"Baiklah aku terima, Mas. Terima kasih atas nafkah sepuluh ribu mu."

Aku tersenyum melihat Asma yang Kembali masuk ke kamar. Mau apa dia kembali ke kamar, sedangkan pekerjaan belum dia siapkan.

"Sepuluh ribu tak termasuk sarapan mu kan, Mas. Jadi aku mau kembali tidur, nanti siang bisa beli mie instan untuk makan siang dan makan malam."

Dasar istri bodoh dia kan bisa beli sarapan Lima ribu, daripada nunggu makan siang. Punya otak kok gak di gunakan dengan baik.

"Terserah kau saja yang penting, semua urusan rumah selesai dan aku tak mau dengar kau mengeluh lagi mulai sekarang."

Aku pergi meninggalkan rumah dan menuju ke rumah ibu untuk sarapan. Soal asma biar dia berpikir untuk mencari cara melanjutkan hidupnya yang tak teratur itu. Sebagai suami sudah cukup meski hanya memberinya uang sepuluh ribu. Aku rasa itu cukup untuknya, lagipula dia bisa makan dengan kangkung dan tempe.

"Bagus kau makan di rumah ibu, jadi uangmu tak sia-sia di makan asma yang tak bisa mengatur keuangan."

Begitu sampai rumah ibu ternyata ada mbak Ani. Sejak Abang ku meninggal dia menjadi kesayangan ibu, karena dia punya anak laki-laki penganti anaknya yang meninggal.

Beda dengan ku dan asma yang di karuniai anak perempuan jelek lagi. Ibu bilang karena asma memang tak cantik, jadi aku salah kalau mau merubah keturunan. Itulah salah satu sebab aku minta asma menitipkan anak kami pada ibunya di kampung. Di sana ada adik dan ibunya yang bisa merawat anak jelek itu.

"Sejelek apapun dia tetap anak kita, Mas. Pemberian Tuhan kenapa kalian menghina ciptaannya?" ujarnya kala itu

"Kalau begitu serahkan ke ibumu agar kami tak terus menghina anakmu yang jelek itu."

Saat itu asma memohon agar tak di pisahkan dengan anaknya, tapi aku dan ibu berkeras agar anak itu di antar ke kampung. Dengan deraian airmata, asma terpaksa menyerahkan anak kami pada ibunya.

"Sudah ayo sarapan, biar kerjanya lebih giat dan bertenaga. Kalau di lihat atasanmu kan bisa naik jabatan di kantor."

Aku tersadar dari ingatan pada Asma, mataku melotot melihat sarapan hari ini. Ternyata mbak Ani meletakan sepotong ayam goreng di dalam piring berisi nasi.

"Kau benar memberi istrimu uang sepuluh ribu kan, Lam? Takutnya kau goyah dengan rayuan asma. Kasihan ibu sudah capek-capek menyiapkan sarapan untuk mu."

Aku mengangguk tentu saja jatah Asma hanya sepuluh ribu, agar ibu bisa memberiku sarapan dan makan yang jauh lebih enak daripada masakan Asma.

"Berarti kau bisa berikan sisa uang Asma pada ibu, Lam. Kan lumayan untuk makan mu sebulan di rumah ibu."

Aku kembali mengangguk karena tak ada uang tunai nanti malam saja aku berikan pada ibu.

"Tentu saja nanti malam aku berikan ke ibu setelah mengambil di ATM."

Ibu dan mbak Ani tersenyum apalagi saat melihat aku makan dengan lahap. Ibu memberikan teh manis dalam gelas, membuat sarapan ku semakin nikmat.

"Nanti malam kau bisa makan enak, Lam. Nanti mbak belikan daging, biar kau bisa merasakan makanan kesukaan mu itu."

Aku senang mendengar mbak Ani akan membelikan daging, selama ini aku hanya setahun sekali merasakan nikmatnya makan daging. Itupun ketika hari raya Qurban.

"Iya mbak aku mau makan rendang, nanti aku berikan uang buat ibu dan mbak Ani."

Aku tak sabar menunggu malam. Tentu saja karena rendang buatan ibu sama enaknya dengan buatan Asma. Sayang wanita itu terlalu boros, sehingga tak bisa masak daging. Dengan limapuluh ribu, dia pasti bisa menyisihkan sedikit bukannya habis gitu aja.

Namun, jangankan bisa menyimpan dia selalu mengomel karena uang itu tak cukup. Kenyataannya sekarang di rumah ibu justru aku bisa makan enak. Ini sebagai bukti kalau Asma memang tak becus mengurus keuangan.

"Lima puluh ribu mana cukup, Mas. Beras, aneka bumbu dan bahan untuk di masak, belum lagi kalau gas habis. Kau enak, taunya makan mana perduli pada harga yang tak terjangkau, dengan uang lima puluh ribu itu."

Begitulah hampir setiap hari aku ribut dengan Asma. Hanya soal nafkah yang dia anggap tak cukup sedang kami hanya berdua. Menikah niatnya hidup bahagia. Ternyata hasilnya sangat di luar dugaan, hari-hari di penuhi keributan soal uang ...uang ...dan uang. Pusing jika mendengar suara Asma ketika minta tambah nafkahnya.

Sekarang aku bisa tenang. Semua masalah uang terselesaikan, begitu juga soal makan. Soal Asma biar dia pikir sendiri, hidup dengan sepuluh ribu itu. Aku rasa dia akan tenang dan tak perlu ribut soal uang lagi.

"Assalamu'alaikum."

Komen (11)
goodnovel comment avatar
paijah08771622
najis kalo ketemu laki kayak di cerita ini , najis haram jadah kalo ketemu keluarga mertua yang tak punya otak kek gitu , kan author bikin saya emosi karena cerita kek gini , kan pembaca jadi takut yang gadis mau cari suami , takut kalo masuk dalam keluarga srigala berbulu kelinci hahha
goodnovel comment avatar
Isabella
anak dan ibunya sama pinginbnimpuk
goodnovel comment avatar
Hui Tjhin
gaj usah ditanggapi aja laki gitu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status