Share

Kuretas Hidup Suamiku Dan Simpanannya
Kuretas Hidup Suamiku Dan Simpanannya
Penulis: Pramesti GC

Penghianat

"Din, Siapkan baju-bajuku, besok ada tugas luar kota"

Aku mengambil tas kerja ditangan Mas Haris. Meletakkan sepatunya dirak dekat pintu dan mengikutinya kekamar.

"Berapa hari mas?"

"dua hari, minggu malam mungkin aku sudah pulang."

"Kenapa setiap libur selalu ada tugas luar kota sih mas?"

"Mau bagaimana, aku kan bawahan! Memangnya kamu nggak tau, aku kerja juga buat menghidupi kamu!" Ucapnya penuh penekanan lalu berjalan mengambil handuk kering di rak ujung kamar, Mas Haris masuk ke dalam kamar mandi.

Aku mendengus kesal dan mengambil koper kecil di sudut kamar kami. Aku mulai menata beberapa kemeja dan celana kain, pakaian dalam dan baju santa lalu mengambil tas perlengkapan mandi di atas lemari dan memasukkannya pada koper bagian depan. 

"Kenapa susah sekali sih?" Aku bergumam sendiri.

Kembali ku coba memasukkannya, tas kecil yang kubawa tak juga mau masuk, seperti ada sesuatu yang menganjal di dalam.

Aku merogoh kantung depam koper itu, merasakan plastik mengumpul di sana, kutarik semua isinya keluar, Mas Haris mengumpulkan banyak plastik, entah bekas apa saja.

Setelah kurasa kosong, kutata tas mandi ke dalam koper lalu aku letakkan koper yang telah tertata di dekat pintu. Aku mulai mengumpulkan buntalan plastil yang berserakan di lantai. Saat hendak berdiri, beberapa benda jatuh ke lantai.

Aku mengambil bungkus yang kupikir permen, namun saat kulihat lagi, ini Kond*m! Mataku membulat sempurna. Ku bongkar lagi semua plastik di depanku, dan terduduk lemas, enam kondom kutemukan diantara  banyaknya plastik, bahkan dua di antaranya sudah terpakai.

Rasanya jantung ini lolos dari tempanya, lantai tempatku berpijak seolah goyah, ada desir nyeri di dadaku. Bahkan mataku mulai memanas, bersama otakku yang terus berputar mencari jawaban atas prasangkaku sendiri.

Sementara gemericik air masih kudengar dari dalam kamar mandi, aku berusaha menapakki kesadaranku kembali. Kupunggut semua plastik dan membawanya ke dapur, kondom yang kutemukan dari dalam koper kuletakkan di bawah tempat tidur.

Aku berjalan mendekati ponsel Mas Haris di atas tempat tidur, namun saat hendak mengambilnya, terdengar hendel pintu dibuka.

Segera aku beralih ke depan lemari, mengambil beberapa pakaian mas Haris lalu meletakkanya di atas tempat tidur, tepat ketika Ponsel Mas Haris menyala, dengan jelas tertera nama "Mayangku" dilayarnya.

Aku meremas ujung daster, keluar segera dari kamar dan berjalan menahan amarah menuju dapur, lalu mengatur napasku sendiri.

"Ada apa ini mas? Apakah ada perempuan lain?" Ucapku geram.

Rasanya ingin memberondong suamiku itu dengan seribu tanya yang berputar di dalam kepala. Tapi masih kutahan, Jika memang lelaki yang menikahiku enam bulan lalu ini bermain api, maka aku akan menjadi magma yang menelannya hidup-hidup.

Aku atur napas perlahan, mencoba tetap menjadi istri yang baik. Kubuatkan Mas Haris secangkir kopi, seperti kesukaannya. 

Aku berjalan ke ruang tengah, suamiku sedang memberi makan ikan kami di taman kecil samping rumah. Kuletakkan kopi di meja dekat pintu, dan berjalan mendekati mas Haris.

"Kopinya sudah di meja mas." Ucapku dengan senyum mengusap lengannya perlahan.

 

" Terimakasih yaa Din, kamu memang istri sempura buat mas." Ucapnya sembari mengusap pipiku.

Aku tersenyum getir mendengarnya.

"Sempurna untuk kau tipu dengan manis sikapmu mas!" Ucapku dalam hati.

Aku lepas tanganya dari pipiku lalu kutarik dia masuk dan duduk di sofa. "Diminum dulu kopinya mas, nanti keburu dingin. Mas kan ngak suka kopi yang dingin." Aku sodorkan secangkir kopi padanya.

Mas Haris tersenyum lekat memandangku, lalu menerima secangkir kopi hitam di tangan.

" Terimakasih yaa" Ucapnya lalu menyesap ujung cangkir, terdengar nikmat saat kopi itu lolos ke krongkongannya.

Aku duduk manis di depan mas Haris melihatnya gelisah, berpindah posisi beberapa kali dan...

BRUKK!! 

Mas Haris ambruk tak sadarkan diri. Kupastikan tubuhnya benar -benar tak sadar, senyumku  mengembang melihat lelakiku ini terkulai di atas sofa.

"Baiklah mas, istri sempurnamu ini akan memastikan dulu, kamu tersesat kearah mana!" Ucapku mulai membuka ponsel Mas Haris.

Bersambung

Komen (6)
goodnovel comment avatar
NUR WAHYUNI
wait! masa kond*m bekas di simpen? kebodohan macam apa ini? ...gk masuk akal
goodnovel comment avatar
Tini Win
prnh ku alami cerita ini
goodnovel comment avatar
Tini Win
bgus cerita NY
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status