Share

Bab 5 Pria Kejam

"Masuk!!" Carlos mendorong Carissa, memaksa gadis itu untuk masuk ke dalam mobil. Dia membanting pintu lantas berjalan berputar lanjut mendaratkan tubuhnya di belakang kemudi. "Aku paling tidak suka dibantah oleh perempuan rendahan sepertimu! Terlebih kamu hanyalah seorang anak pembantu. Sama posisinya dengan pengesat kaki, hanya untuk aku injak-injak!!"

Carissa menyalang murka, api kebencian berkobar di kedua netra birunya. "Tajam sekali ucapanmu wahai Tuan muda. Apa kau tidak pernah dididik dan diajari sopan santun hingga mulutmu itu lebih nista dari kotoran anjing?"

Dada Carlos bergemuruh, kilatan kebencian tak luput dari matanya. Dia menyalakan mesin mobil, menarik tuas gigi kemudian menginjak pedal gas dalam-dalam. Kecepatan kendaraan semakin meninggi, mobil bak mengapung di atas aspal, membelah jalanan melewati kendaraan-kendaraan lainnya. Menyelip, menyisip dan menerobos lampu merah yang tengah menyala.

Carissa mengatup kedua mata seraya berpegangan pada handle yang berada di atas kepala dengan sekuat tenaga. Carlos menarik bibir ke salah satu sudut lantas menginjak pedal rem tiba-tiba. Tubuh Carissa terpelanting ke depan, kepalanya menghantam dashboard mobil. Terlihat luka memar di atas pelipis sebelah kiri.

"Aw..." keluh Carissa memegangi kening sebab dia merasakan kepalanya seakan berputar-putar.

Belum habis rasa pening, kini Carlos menarik tengkuk Carissa lalu memagut bibir tipis itu yang belum terjamah oleh bibir siapa pun. Carissa terhenyak, dia memukul dada bidang Carlos berkali-kali. Akan tetapi, si pria arogan bertambah semangat untuk mencumbu benda lembut itu.

Carissa masih terus memberontak. Namun, Carlos menarik rambutnya membuat gadis manis itu sontak membuka mulut dan Carlos dengan leluasa menikmati setiap sudut rongga hangat seraya menyesap kuat benda tak bertulang. Napas Carissa semakin terbatas, dia akhirnya menggigit lidah Carlos untuk melepaskan diri.

"Ah... apa yang kamu lakukan?" erang Carlos karena rasa sakit yang teramat dari dalam mulutnya. "Darah? Waw... aku tidak menyangka kalau wanita lembut sepertimu ternyata liar di dalamnya," cicit Carlos menekan perasaan Carissa.

"What, aku liar? Aku terpaksa melakukan itu karena kamu terus saja mencumbu dan tidak memberikan ruang untukku bernapas lega!" seru Carissa tidak terima kalau Carlos menyebutnya liar.

Carlos terkekeh, "Ayolah... aku tahu persis bagaimana karakter perempuan dari kelas rendahan sepertimu! Berpura-pura menjadi gadis polos, padahal aslinya—"

"Aslinya apa?" potong Carissa.

Carlos mencondongkan punggungnya dan mengekang pergerakan tubuh Carissa. Matanya menatap dalam dengan tangan membelai lembut pipi Carissa. "Aslinya sama seperti perempuan lain, perlahan menjajakan tubuh demi uang yang aku punya. Aku yakin kalau kamu sudah tidak perawan, 'kan?"

Saliva diteguk kasar, sebuah tamparan mendarat dengan mulus di atas pipi si pria kejam. "Jaga omonganmu, Tuan Carlos! Ternyata harta, kekuasaan dan pendidikan tinggi ... tidak bisa mencuci mulut busukmu itu! Sekali busuk tetap saja busuk!!"

Carissa melepas sabuk pengaman dan menarik handle pintu ingin keluar dari mobil dan sesegera mungkin menjauh dari lelaki yang membutnya bergidig ketakutan. Namun, dia lupa kalau mobil yang dinaikinya itu memiliki teknologi mumpuni. Carlos hanya tertawa meremehkan seraya menggeleng-gelengkan kepala.

"Carissa Cassiopeia Oakley, si gadis bodoh dari keluarga miskin. Aku beritahu, mobil ini menggunakan central lock. Semua kunci pintu, ada dalam kendaliku. Kamu mau kabur begitu saja setelah melukai lidahku? Oh, jangan bermimpi sebelum aku memberi pelajaran yang tidak akan kamu lupakan!!"

Melihat seringai menakutkan dari raut Carlos, keberanian Carissa runtuh seketika. Air mata yang ditahan sedari tadi, kini berderai membasahi kedua pipi. Karena saat ini Carlos mendekat lalu merobek bagian atas dress putihnya, menjadikan tubuh putih mulus terpampang di pelupuk mata.

"Kamu mau apa, hah...?" Carissa menyilangkan kedua tangan untuk menutupi dada yang terbuka.

Carlos tertegun melihat keindahan yang tersaji di depan mata. "Sudah berapa banyak pria yang menjamah tubuh murahmu itu, Carissa?"

Tamparan kedua mendarat, Carissa benar-benar murka. "Sudah aku peringatkan ... jaga omonganmu itu, Tuan Carlos! Perlu kamu tahu, kamu adalah laki-laki pertama yang menciumku. Menyentuh dan melihat tubuhku. Dan sampai saat ini, aku masih mempertahankan kesucianku. Jadi, kamu salah besar kalau menganggapku sama dengan perempuan lainnya!"

"Benarkah?" Carlos semakin mendekat. Menjadikan jarak antara dia dengan Carissa hanya terbatas tarikan napas. "Kalau begitu, boleh aku yang mencicipinya untuk pertama kali? Dengan begitu aku bisa mengetahui apakah kamu masih suci atau sama kotornya seperti perempuan-perempuan di luaran sana," bisik Carlos. Namun, amat menohok ke dalam sanubari.

Carissa melengos dan menutup mata. Carlos tertawa puas melihat gadis di depannya tidak berkutik. "Kenapa memejamkan mata, sudah tak tahan tubuh kerempengmu aku jamah, Nona? Tenang saja, aku juga tidak sudi menyentuh seorang anak pembantu. Karena itu sama saja dengan merendahkan harga diri jua martabatku!"

Carlos menarik tubuhnya dari hadapan Carissa dan kembali melajukan kendaraan menuju kediaman keluarga Leon. Gadis bersurai cokelat terang, menahan sekuat hati perasaan yang berkecambuk di dalam dada. Ingin rasanya dia mencekik dan mencabut nyawa pria dingin di sampingnya saat itu juga.

***

Komen (1)
goodnovel comment avatar
꧁ꪜꫝ𝓲𝘲_ʟᴜᴄᴀɪᴍ꧂✯༆
jiiirrr .s carlos mulut nya gk prnh sekolah ..cuma pantat nya doank yg d sekolahin
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status